Rafka william Adijaya. seorang CEO yang berstatus duda, sedang membawa anaknya jalan-jalan di sebuah taman bermain. Namun, karena ia sedang mengangkat telpon tidak sadar anaknya menghilang.
Karin Dewanti. seorang gadis yang sedang mengantri membeli minuman, ia tak sengaja melihat dua anak sedang menyeberang dan ada mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi . Karin yang khawatir langsung berlari dan akhirnya ..
sreeett ... bruukk..
"ssshhh, aww." desisnya.
"kalian tidak apa-apa? apa ada yang terluka? apa ada yang sakit?" cecarnya .
hwaa.. hwaa.. hikss.. Daddy..
akankah Rafka menemukan anak kembarnya ?
yuk, ikuti terus ceritanya sampai habis :)
HAPPY READING ..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 4
Mohon maaf apabila banyak kesalahan , typo yang bertebaran dan cara menulis masih banyak yang harus di perbaiki. 🙏🙏
Mohon dimaklumi ya, karena ini karya pertama yang saya buat, dan semoga kalian suka 🤗
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...----------------...
" baiklah Aunty, kami mau bernyanyi" ucap si Kembar antusias.
"oke, siapa yang mau nyanyi duluan? " tanya Karin
"Kenzo dulu Aunty" jawab Kenzo cepat.
"Ih, harusnya Kenzi dulu dong" ucap Kenzi cemberut.
"suaramu jelek Kenzi, jadi lebih baik aku dulu yang bernyanyi" ledek Kenzo.
"suara aku bagus kok, tanya saja Daddy? iya kan Dad?" sanggah Kenzi
"hah, i-ya bagus kok" jawab Rafka.
"tuh kan, Daddy bilang bagus" ucap Kenzi bangga.
"heh, suaramu itu bagus, lebih bagus saat sedang diam. wlekk" ledek Kenzo menjulurkan lidahnya.
"Daddy, hua .. Kenzo jahat Daddy, hua .." Kenzi histeris
"sudah sayang, kenapa kalian bertengkar? kita nyanyi sama-sama. oke! kita nyanyi balonku aja gimana? kalian tau tidak lagunya? ucap Karin lembut.
"tahu Aunty, kita hafal lagunya." jawab Kenzi antusias.
Selama makanan belum datang. Karin, Kenzo dan Kenzi bernyanyi dengan riangnya, membuat seisi ruangan ramai dengan nyanyian si Kembar, Rafka yang melihat itu hanya menyunggingkan senyuman yang tak bisa dilihat orang lain, karena baginya kebahagiaan si kembar adalah kebahagiaannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...----------------...
Di sebuah jalan yang ramai orang berkendara, terjadi sebuah kecelakaan yang mengakibatkan kemacetan yang cukup parah.
Fajar yang di perintahkan sang majikan, ia menatap cemas melihat jam tangan yang melingkar di lengannya, sudah hampir satu jam ia terjebak macet. keringat bercucuran di pelipisnya karena takut sang majikan marah, bisa-bisa gajinya di potong jika tuannya menunggu lebih lama lagi.
Fajar yang melihat lalu lintas kembali normal, ia langsung menancapkan gas dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit. sampainya di rumah sakit ia berlari ke arah lift menekan tombol lantai atas, setelah pintu lift terbuka ia langsung berjalan dengan tergesa menuju ruangan VIP Keluarga Adijaya.
Tok .. Tok .. Tok
Rafka yang sedang memperhatikan kedua anaknya bernyanyi langsung menoleh kearah pintu, ia berjalan menuju pintu yang di ketuk lalu membukanya.
"selamat siang, Tuan." ucap Fajar dengan nafas tersengal.
"kenapa kau lama sekali? gara-gara kau anakku menunggu sampai kelaparan, kau mau anakku mati kelaparan. hah?" cecar Rafka kesal.
"Maaf tuan, jalanan macet parah karena adanya kecelakaan, dan ini pesanan tuan." ucap Fajar menyerahkan paper bag makan dan juga pakaian.
"ya sudah, kau tunggu saja di kantin rumah sakit, nanti aku akan menghubungimu." ucap Rafka
"Tuan, ini kan hari Minggu saya harus mengecek berkas untuk besok, tidakkah saya pulang Tuan?" keluh Fajar
"Tidak, kau harus mengantarku pulang, setelah itu baru kau boleh pulang ke rumahmu."
" baiklah Tuan"
Rafka masuk ke dalam ruangan dan menata makanan di meja, sedangkan Fajar berjalan dengan langkah gontai menuju kantin rumah sakit.
apa aku tidak boleh beristirahat? mengapa setiap harinya aku bekerja, jangankan berlibur ingin tidur nyenyak aja aku tidak bisa. malangnya nasibku tuhan .batin Fajar
Setelah selesai menata makanan di atas meja, Rafka mengajak si Kembar juga Karin makan.
"Anak-anak Daddy sudah dulu bernyanyinya ya, sekarang kita makan, ajak juga Aunty kalian itu" ucap Rafka lembut
Si Kembar yang mendengar ucapan sang Daddy langsung berhenti bernyanyi, mereka mengajak Karin untuk makan. Karin yang mendengar ajakan si Kembar bingung karena dari tempat tidur menuju meja yang ada makanan itu agak jauh, sedangkan kakinya masih sakit untuk bisa berjalan Normal.
si kembar yang menyadari kalau kaki Karin masih sakit, langsung memanggil sang Daddy untuk membantu Karin.
"Daddy kaki Aunty masih sakit Dad, Daddy tolong bantu Aunty ya Dad kasian" ucap Kenzi
"Atau kita makan disini saja Dad, biar Aunty Karin tidak usah berjalan ke sana, gimana?" saran Kenzo
Rafka yang lupa akan kondisi Karin, langsung menghampiri Karin.
" kau mau makan dimana disini atau di sofa?" tanya Rafka.
"saya tidak enak kalau makan disini, saya ikut makan di sofa saja, saya bisa berjalan pelan-pelan Tuan." ucap Karin
"tidak apa-apa, biar saya bantu kamu berjalan ke sofa, saya takut kaki kamu jadi bertambah parah jika berjalan sendiri." ucap Rafka khawatir.
Rafka membantu Karin untuk turun dengan perlahan dengan diikuti si Kembar di belakangnya, Aroma parfum Rafka tercium oleh Karin yang mana membuat karin nyaman.
wanginya. batin Karin tersenyum
Saat rafka memegang tangan Karin, tubuhnya seakan tersengat listrik dan membuat jantungnya berdegup kencang.
Deg.. Deg ..
Adduhh jantungku.batin rafka
Dengan hati-hati Rafka berhasil sampai ke sofa, mereka sudah duduk berdampingan layaknya keluarga yang utuh.
" kalian makanlah" ucap rafka.
"Daddy , Kenzi mau di suapi." rengek Kenzi
"Kenzo juga mau Dad." timpal Kenzo
"iya, tapi gantian ya" jawab Rafka
" tapi, Kenzo mau di suapi Aunty Karin, bolehkah Dad?" tanya Kenzo.
" Kenzo, Aunty Karin sedang sakit, jadi Daddy saja yang suapi ya?" ucap Rafka
"iya Dad" jawab Kenzo lesu.
Karin yang melihat Kenzo sedih jadi tak tega.
"Tuan bolehkah saya menyuapi Kenzo?"tanya Karin ragu.
"tapi tanganmu masih sakit bukan? biar Kenzo saya yang suapi." jawab Rafka
"tidak apa-apa, Tuan. saya akan senang jika Tuan mengizinkan saya menyuapi Kenzo." ucap Karin tersenyum.
"Baiklah, maaf karena telah merepotkan" Rafka menganggukkan kepalanya pasrah.
"Yes, terimakasih Daddy" pekik Kenzo senang.
Akhirnya mereka makan sambil menyuapi si kembar, Kenzo di suapi Karin, sedangkan Kenzi di suapi Rafka. mereka seperti keluarga yang harmonis.
Setelah makan selesai, Rafka memberikan paper bag yang berisi pakaian ke arah Karin.
"ini gantilah pakaianmu." ucap Rafka menyodorkan paper bag.
"tidak usah tuan" jawab Karin tak enak hati.
"saya tidak suka di bantah, ayo! aku bantu kamu ke kamar mandi, setelah itu aku akan mengantarmu pulang." ucap rafka memapah Karin menuju kamar mandi.
Karin di dudukkan di atas closed kamar mandi, setelah Rafka keluar ia membuka paper bag yang di berikan rafka, alangkah terkejutnya Ia melihat dress selutut berwarna biru dengan bunga di bagian bawahnya, yang pastinya baju itu tidak murah. dengan perlahan Karin mengganti bajunya walaupun merasakan perih di badan dan juga kakinya saat melepas celana jeans yang di pakainya.
Karin mencoba berdiri dan berdiri di depan cermin dengan sedikit membersihkan wajah nya juga merapihkan rambutnya, dia menatap takjub dirinya yang berbeda dari biasanya.
benarkah ini aku? batin Karin heran.
setelah dirasa cukup, Karin mencoba melangkahkan kakinya dengan tertatih keluar dari kamar mandi, Karin mengedarkan pandangannya mencari sosok Rafka dan si Kembar.
Deg!