" Apakah tuan putri akan menolak saya?" tanya seorang pria yang saat ini tengah duduk sambil minum teh yang disuguhkan oleh Lyra.
" Sebaliknya, saya dengan senang hati menerima anda." ujar Lyra sambil tersenyum penuh maksud karena ini adalah langkah awal nya untuk mengubah takdir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rini Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29
" Sekali lagi saya ucapkan terimakasih atas semuanya, dan saya pasti akan sangat merindukan yang mulia berdua." Ujar Irish.
Saat ini Rombongan kereta kuda milik Pangeran Tristan telah siap dan akan segera kembali ke Kerajaan Garnet dengan membawa Irish dan Duke Gideon juga.
" Kami juga"
" Iya, jangan lupa sering-sering berkabar dengan kami."
pesan Lyra dan Hestia, kedua wanita itu secara bergantian memeluk Irish untuk yang terakhir kalinya sebelum Irish pergi jauh.
Pangaran Tristan pun menuntun istrinya untuk naik ke dalam kereta kuda.
" Jangan lupa janji anda kepada kami ya!." Celetuk Lyra.
" Saya tidak akan lupa, tenang saja putri " sahut Irish dari dalam kereta.
Pangeran Tristan pun,memberi hormat kepada Baginda raja dan Putra mahkota sebelum benar-benar masuk kedalam kereta.
Dan setelah itu rombongan pangeran Tristan pun berangkat menuju ke kerajaan Garnet.
" Hahh, aku merasa lega karena dia bisa aman sekarang " ujar Lyra.
" Kau benar Lyra, syukurlah pangeran segera mengambil tindakan." Balas Hestia. Lalu mereka semua masuk kembali ke dalam istana.
Sedangkan di sisi lain, lebih tepatnya di kerajaan Garnet.
" Apa semuanya sudah selesai Duke?."
" Sudah Baginda. Hanya tinggal beberapa hal kecil saja dan semua persiapan untuk menyambut Pangeran dan Lady Irish telah siap."
" Dan keamanan juga sudah di tingkatkan lagi."
Baginda raja menepuk pundak Duke Miller dengan tersenyum puas.
" Apa kau tidak berkeinginan untuk membawanya ke hadapan ku." ucap Baginda raja yang sangat tanpa basa-basi.
" Belum saat nya." balas Duke Miller.
" Ayolah Miller, kau kan telah memiliki kekasih sekarang. Mengapa kau masih enggan untuk memperkenalkan nya kepada paman mu ini." Rengek Baginda.
" Saya hanya khawatir jika anda akan langsung membicarakan pernikahan begitu saya memperkenalkan nya kepada anda." Ujar Duke Miller.
" Memangnya salah?, lagian kau juga sudah cukup umur untuk menikah."
" Tapi saya belum ingin menikah yang mulia."
" Sampai kapan?. Nak, dengarkan aku. setiap manusia akan memiliki pasangan dan membangun sebuah keluarga untuk mereka sendiri, Dan aku sangat ingin melihat mu menemukan pasangan dan memiliki keluarga seperti itu." Ujar Raja Garnet.
" Saya tau kekhawatiran anda kepada saya, tapi asal anda tau .Saya tidak pernah merasa kesepian karena saya masih memiliki keluarga seperti anda ."
" Kau benar, tapi..."
" Mohon maaf Yang mulia, saya masih harus mengecek hal lain nya jadi saya permisi dulu." Ucap Duke Miller yang Langsung pergi.
Raja Garnet menggelengkan kepalanya, karena susah sekali baginya untuk membujuk keponakan nya itu supaya bersedia menikah.
Tapi, di sisi lain Raja Garnet merasa lega karena setidaknya. Keponakan nya itu saat ini tengah memiliki kekasih, tidak seperti sebelum-sebelumnya yang dimana keponakan nya itu terlihat tidak tertarik dengan wanita sama sekali.
Kembali kepada Duke Miller.
" Huffttt...Jika aku tidak segera pergi, Baginda pasti akan terus menerus mendesak ku."
Saat ini Duke Miller tengah melarikan diri ke taman istana, Selain beristirahat untuk sejenak. Duke juga ingin menghirup udara segar di sore hari seperti ini.
Saat Duke Miller melihat taman dan bunga-bunga di sekitarnya, senyuman cantik seseorang langsung terlintas di ingatan nya.
" Ahh, Satu Minggu lebih aku tidak melihat wajahnya. Kurasa aku merindukan nya." Gumam Duke Miller pada dirinya sendiri.
Pikiran Duke Miller campur aduk karena otaknya tengah memikirkan seorang wanita yang ada di kerajaan Emerald.