Bertemu kembali dengan mantan suaminya setelah dua tahun berpisah, itu adalah sebuah petaka bagi Ishara Guestone!
Seseorang yang berusaha ia hindari setelah menandatangi surat perceraian itu, kini mencoba untuk kembali menerobos masuk ke dalam kehidupan nya.
Lalu bagaimana kah kehidupan wanita berparas cantik seperti Ishara setelah kembali di pertemukan dengan mantan suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riri_923, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4. Pantai dan Bazar.
Hamparan pasir putih beserta desiran angin yang membawa ombak sesekali mendekat ke pinggiran pantai itu, sungguh memanjakan mata.
Duduk di tepi pantai tanpa beralaskan apapun, saat ini Ishara tengah memejamkan matanya menikmati hangat dari matahari yang hampir tenggelam dengan senyum manis nya.
“Hai..”
Sapaan itu berhasil membuka kelopak mata Ishara terbuka lalu mendongak menatap wajah seseorang di depan nya.
“Ya?” Ishara tersenyum ramah membalas senyum ramah pria di depan nya.
“Boleh aku duduk di sini?” Izin pria itu. Padahal ia bisa saja langsung duduk.
Ishara pun menganggukkan kepalanya. “Silahkan saja”
“Terima kasih” Pria tersebut langsung duduk di sebelah Ishara.
Kedua nya diam, kali ini Ishara tidak memejamkan matanya melainkan menatap air laut yang bergelombang dan terkena pantulan matahari yang sebentar lagi akan tenggelam.
“Kau sendiri saja?” Pria itu menatap wajah Ishara dari sisi nya, tak melepaskan senyuman nya.
Ishara kembali mengangguk, tidak mengalihkan tatapan nya. “Ya, aku hanya sendiri”
“Bagus lah, aku juga sendiri!” Seru antusias pria itu.
Sontak Ishara pun menoleh menatap pria tersebut dengan sedikit kerutan di kening nya.
“Ah iya, sebelum itu perkenalkan. Aku Alaska” Pria bernama Alaskan itu menyodorkan tangan nya di depan Ishara, meminta untuk di jabat.
Tanpa ragu Ishara menjabat tangan itu namun hanya sesaat. “Ishara”
“Nama yang indah, seperti orang nya” Gumam Alaska pelan dengan senyum nya.
“Maaf?”
“Ah, tidak”
Sejenak keduanya saling diam sampai matahari benar-benar menenggelamkan dirinya. Ishara sibuk dengan pikiran nya sedangkan pria bernama Alaska itu masih terus mencuri pandang pada wajah Ishara.
“Aku pergi duluan" Ishara berdiri berpamitan pada Alaska.
Walaupun baru mengenalnya, setidaknya berpamitan itu perlu karena pada dasarnya Ishara adalah wanita yang ramah.
Alaska ikut berdiri. “Apa kau tidak mau makan malam terlebih dahulu disini? aku dengan ada salah satu resto di pantai ini yang menyajikan seafood dengan unik”
Ishara tersenyum kemudian menggeleng pelan. “Aku tidak suka seafood, maaf”
“Ah seperti itu, maafkan karena aku tidak tau” Jawab cepat Alaska balik meminta maaf.
“Tidak apa, kalau begitu aku duluan”
Tidak lagi berkata atau menahan, kini kedua nya berpisah dengan Ishara yang pergi meninggalkan Alaska yang masih diam menatap punggung nya.
“Wanita yang manis, apa dia sudah menikah?” Gumam terkekeh Alaska. “Sepertinya cocok dengan Mama, dia terlihat lemah lembut”
**
Mengemudikan mobil nya dengan pelan, mata Ishara menyusuri beberapa pedagang yang berjualan di pinggir jalan.
Memang sengaja Ishara memilih jalan itu demi membeli beberapa makanan yang ia inginkan dan sudah lama tidak ia rasakan.
Memarkirkan mobilnya, Ishara keluar dari mobil tentu dengan baju santai nya namun tidak mengurangi pesona wanita itu.
Dimana saat ini Ishara hanya memakai celana jeans pendek di atas lutut dengan kemeja putih yang membalut tubuhnya serta rambut yang di ikat asal.
“Astaga!!"
Sebuah bungkus makanan khas yang berbentuk bulat mendarat di depan kaki nya setelah pekikan tersebut.
Ishara mengambil nya lalu menoleh ke asal suara dimana ada seorang wanita paruh baya yang tengah memunguti belanjaan nya.
Kantong belanja wanita itu terlihat putus hingga barang-barang atau makanan wanita itu berceceran.
“Sudah aku bilang, kantong belanja ini tidak akan kuat menampung kenapa pedagang itu keras kepala sekali!” Gerutu wanita itu.
Melihat seseorang ikut berjongkok di depan nya wanita paruh baya itu lantas mengangkat pandangan nya.
“Saya bantu tante” Ucap Ishara tersenyum sekilas seraya membantu memunguti belanjaan tersebut.
“Astaga, terima kasih Nona. Ternyata masih ada orang yang peduli pada orang lain di negara ini” Seru wanita itu.
Ishara terkekeh pelan, kemudian ikut berdiri saat wanita paruh baya itu berdiri selesai memunguti belanjaan nya.
“Mau di taruh dimana, Tan?” Tanya akrab Ishara.
“Kamu tidak keberatan jika membantu Tante membawa nya ke mobil?”
Ishara mengangguk. “Tentu, ayo”
Dua orang wanita yang terlihat seperti ibu dan anak itu berjalan bersebelahan menuju salah satu mobil yang terparkir.
Ishara sempat terkesiap saat melihat mobil wanta paruh baya itu, pasalnya penampilan wanita itu sangat sederhana berbanding jauh dengan mobil yang di gunakan nya.
“Nyonya, kenapa tidak memanggil kami?” dua orang pria berjas hitam dengan earpiece di telinga nya langsung mengambil alih belanjaan yang berada di tangan wanita paruh baya itu.
“Kalian terlalu berlebihan” Seru kesal wanita paruh baya itu.
Belanjaan di tangan Ishara pun sudah di ambil alih, wanita itu hanya diam tersenyum tipis.
“Terima kasih Nona..?”
“Ishara” Ishara memperkenalkan dirinya saat mendengar nada bicara wanita di depan nya yang seakan bertanya.
Wanita paruh baya itu mengangguk kemudian tersenyum. “Ishara”
“Kalau begitu saya permisi Tante” Pamit Ishara yang hendak melangkah.
“Tunggu” Wanita paruh baya itu menahan lengan nya, membuat Ishara langsung menatap nya dan beralih menatap kedua pria di sisi wanita itu.
“Kau begitu cantik, apakah kau sudah memiliki suami. Ishara?” Tanya tiba-tiba wanita itu.
“Tidak Tante, saya tidak memiliki suami” Jawab Ishara.
“Bagus!” Serunya bahagia.
Ishara sempat mengernyit bingung, apalagi ketika wanita paruh baya itu melakukan cipika-cipiki pada nya.
“Tante pulang dulu, kita akan segera bertemu!” Pamit wanita itu yang kemudian langsung masuk ke mobilnya, tak memudarkan senyuman nya.
Ishara hanya tersenyum menanggapi perkataan itu, karena sudah sangat sering ia menemukan wanita seperti wanita paruh baya itu.
“Saatnya berkuliner!” Gumam semangat Ishara, melupakan kejadian yang baru saja terjadi.
*
**
Bugh!
Bugh!
Bugh!
Pukulan kuat itu terus mendarat pada samsak di hadapan nya membuat samsak tersebut bergerak tak tentu arah.
Amarah menguasai pria yang tengah melayangkan tinjuan nya pada benda mati di hadapan nya, mengingat kejadian di sore hari tadi.
“Tuan..”
Pria itu mengabaikan panggilan tersebut, bahkan tidak melirik sedikit pun pria yang menunduk hormat padanya.
“Nyonya pergi ke bazar makanan di jalan Vighortn”
Mendengar itu pria tersebut menghentikan gerakan nya, napasnya memburu dengan emosi yang masih menguasai dirinya.
“Kemudian bertemu, Nyonya besar”
Pria itu langsung berbalik menatap pria di depan nya dengan tatapan mematikan.
...****************...
*Jangan lupa vote beserta dukungannya😍
bakalan seruu ini mah dua orang adik kaka menyukai satu wanita yg sama
😁👍🌹❤🙏
heheee
kasian ishara terjebak
👍🌹❤😁🙏
cinta othor banyak-banyak 💞😍
waktunya Agas OR Alaska..??
👍🌹❤🙏
"sini Aku tampol kamu yg lagi demam" ujar ishara
hehee 👍🌹❤🙏😍😁
berasa bentar banget ni baca
boleh nambah lagi thor 🙏😁👍🌹❤
trims dari aku ibu² anak 3 🥰💜