NovelToon NovelToon
My Angel

My Angel

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:45.5k
Nilai: 5
Nama Author: Rahma AR

Bagi Ziza, Khalid Al Ghifari sangat jauh berbeda dari para sepupu dan sahabat laki lakinya.

Cowo pendiam yang baru dia kenal di penghujung SMAnya, kini malah satu kelas dengannya. Cowo itu lebih suka menghabisksn waktu di kelas atau di perpus.

Dia selalu terluka, bahkan di awal pertemuan mereka, Ziza menempelkan plester di keningnya.

Ini cerita anak anak Kaysar cs. Semoga suka ya...♡

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Drama yang gagal

"Kamu hebat, ya. Kuliah udah selesai hanya tiga tahun saja," puji Wikan. Dia dan Jesica sudah duduk di meja yang sama dengan Al dan orang tua Sharla.

Al hanya merespon dengan senyum tipisnya.

"Sekarang kerja di perusahaan papa kamu?" tanya Wikan lagi.

"Ya, Om."

"Tau, ngga, Jes. Biar pun lama di Dubai, si Al ngga begitu suka makanan di sana," celoteh mami Sharla.

"Oh ya? Padahal makanan di sana enak enak loh."

"Al juga ngga suka makanan pedas, tante," senyum Sharla sambil menatap Al yang hanya bisa membalas senyum itu dengan tipis.

Dalam hati ngeri juga kalo mama tirinya menyadari siapa dia gara gara celutukan Sharla dan maminya.

Terlalu cepat untuk terbongkar.

"Ngga suka makanan pedas, ya...." Jesica mengulang sebagian ucapan ponakannya

"Berarti kamu harus membiasakan diri mulai sekarang kalo tinggal di negara ini," tawa papi Sharla membuat yang lain tergelak kecuali Khalid.

"Di sini kalo ngga ada sambal ngga seru loh, Al, makannya," sambung Wikan di sela derai tawanya.

"Betul," timpal mama Sharla.

Sementara itu Jesica tanpa sadar mengamati Al.

Hanya gara gara sambal, dia jadi teringat mantan suaminya. Anggoro alergi banget sama sambal. Hanya saja dia lupa Khalid suka sambal atau tidak.

Ucapan Karla-mami Sharla- kalo Khalid mungkin saja masih hidup, mendadak tergiang di telinganya lagi.

*

*

*

"Ingat, kamu harus mesra sama aku jika melihat Ruby." Entah sudah berapa kali Theo mewanti wanti Vina.

Sejak keberangkatan, di dalam jet pribadi laki laki itu bahkan sampai jet pribadinya sudah mendarat dan mereka sedang bersiap untuk turun. Masih saja hal itu yang dia katakan.

"Iya," decak Vina sebal. Tau begini mending dia ikut penerbangan biasa saja.

Quin dan si kembar Dewa dan Deva tergelak.

"Dia sudah tau tugasnya. IQnya expert, ngga perlu kamu ulang ulang terus tugasnya," kekeh Deva.

"Aneh. Ngga percaya diri banget," ejek Quin sambil berlalu duluan sambil menggeret koper kecilnya.

Deva dan Dewa pun menyusul. Tawa mereka masih terdengar berderai.

"Bukan begitu. Aku, kan, antisipasi. Kalo nanti dia bawa pacarnya, aku ngga tampak menyedihkan ntar," kilah Theo membela diri.

"Menurutku kamu sekarang sudah sangat menyedihkan," cibir Vina sambil melewati Theo.

"Seratus buat kamu, Vin." Quin memberikan dua jempolnya.

"Nona, kamu benar sekali," puji Dewa terkekeh.

"Ngga sabar nunggu drama Theo dan Ruby," kekeh Deva juga merasa geli dengan ejekan Vina pada Theo.

Tapi harapan Theo sirna, ketika dia melewati pintu keluar pesawat. Sudah ada yang menjemput. Tapi ngga ada Ruby. Apalagi pacarnya yang selalu disangkal para sepupunya.

"Aih aih.... Senangnya ngga harus maen drama korea. Oppaaa......," ejek Vina sambil menjulurkan lidahnya pada Theo yang masih bengong.

PUK

Theo menoleh saat Dewa menepuk bahunya cukup keras.

"Ayo turun. Jangan bengong aja. Dia ngga datang. Aman, kan."

"Belum tentu. Mungkin aja udah janjian dengan pacarnya, jadi ngga bisa jemput laki laki malang ini," kompor Quin yang dibalas tawa bergelak gelak Dewa dan Deva.

Hati dan pikiran Theo terpengaruh juga mendengarnya. Hawa marah menyusup di sana dan mulai membakar hebat seperti abis disiram bensin.

"Zizaaa.....," seru Vina sangat bahagia.

Ziza pun menyambutnya dengan wajah ngga kalah bahagianya. Mereka saling berpelukan.

Theo melirik kedua perempuan yang tampak heboh itu. Kalo ada Ruby pasti akan lebih heboh lagi.

Tanpa sadar Theo menghembuskan nafas panjang

"Ruby, kok, ngga ikut, Za?" tanya Deva setelah melirik wajah ngga semangat Theo.

Dalam hati dia merasa geli sendiri mengingat usaha Theo yang sia sia. Padahal dia sudah mempersiapkan semuanya dengan sangat matang. Vina aja sampai terlihat bosan karena terus di treat sepanjang perjalanan.

"Lagi jalan sama pacarnya, kali," canda Sean dengan senyum lebarnya.

Rahang Theo makin mengeras.

"Sembangan. Dia lagi ada ujian," sangkal Ziza cepat.

"Laki laki memang cepat menuduh dan berprasangka buruk," sindir Vina santai.

"Ngga semua, Vina sayang," sangkal Deva sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Ngga pake sayang sayang," ketus Vina, tapi jantungnya tanpa dia bisa cegah keburu berdebar keras.

"Jangan bikin baper anak orang," tukas Zian santai.

"Emang kamu baper?" tanya Deva serius sambil menatap wajah Vina serius.

"Enggak," jawab Vina galak. Tapi debaran keras semakin memukul dadanya.

Baru kali ini jantungnya berulah. Dia ngga mungkin naksir dengan tukang tukang PHP ini.

"Enggak, kok, katanya," tukas Deva santai.

"Kalian masih ingin tetap di sini?" jutek Theo mengingatkan.

"Ciieee..... yang ngga dijemput, mulai cepat naek darah," ngakak Quin. Para laki laki yang ada di situ pun sama kerasnya mentertawakan Theo.

Theo tampak ngga peduli, dia cepat melangkah mendahului.

Ziza pun mengembangkan senyumnya. Melihat sikap Theo dan Vina, dia yakin kalo keduanya ngga mungkin pacaran.

"Apa kabar, Za?" sapa Quin setelah tawanya mereda.

Belum lagi Ziza menjawab, Zian sudah menyelutuk.

"Kabar buruk."

"What's? Kamu sakit, Za, selama aku ngga ada? Sakit apa?" Quin langsung khawatir. Dia sampai memegang kedua bahu Ziza dan mengamati sepupu.

"Aku sehat, kok," ralat Ziza sambil tetap tersenyum lebar.

Quin menghembuskan nafas lega.

"Awas aja kalo si mo eh si Dubai itu aneh aneh sama kamu," omel Quin, tapi otaknya masih waras ngga melanjutkan makiannya tadi.

Dia tau, Ziza bisa marah berat kalo dia sampai memaki laki laki menyebalkan yamg sangat ingin dia temui.

Sean dan yang lainnya minus Quin dan Theo, kembali ngakak.

"Oh iya, Quin. Nanti Al mau ikut kita liburan. Ngga apa, ya," ucap Ziza yang langsung mendapatkan jawaban dari raut wajah Quin yang berubah kesal.

"Kenapa harus diajak, sih, Ziza. Dia itu orang luar."

"Loh, ngga apa, kan. Namanya juga nambah teman," kilah Sean mengompori hati Quin.

"Ngapain nambah lagi. Kita kita aja udah rame," dengus Quin tetap ngga setuju

"Tapi aku udah telanjur ngajak, sih." Ziza masih berusaha membujuk sepupunya.

"Bukan Ziza yang ngajak. Tapi Ezra," timbrung Zian.

Bocah SMA itu?

Dasar kurang ajar, decak Quin dalam hati.

"Ngga apalah Quin. Aku juga ingin kenalan dengan anak Dubai itu," putus Dewa menyahut.

"Iya. Dia juga ngga rese," timpal Sean.

"Hemm....." Quin masih berpikir.

"Dia tampan, Za?" tanya Vina tertarik.

"Masih tampan aku," sahut Deva, lagi lagi dia mengedipkan sebelah matanya pada Vina.

Vina berjengit, ngga nyangka Deva yang akan membalas ucapannya.

Jantung, tenanglah kau di sana.

"Lumayanlah," sahut Ziza kemudian menjeda ucapannya. Kemudian berpaling pada Quin.

"Ngga apa, ya, Quin." Tetap aja Ziza butuh sepupunya untuk ikhlas menerima kehadiran Al.

"Ya, bolehlah." sahut Quin menyerah.

"Thank's." Ziza pun mengandeng lengan Vina sambil melempar senyum manisnya pada Quin.

Quin membalas senyum Ziza sebelum sepupunya berjalan lebih dulu bersama Vina.

"Katanya auranya mirip Khalid," bisik Deva.

Quin tersenyum miring sambil menoleh menatap Deva.

"Masa?"

"Di dunia ini kita memiliki tujuh kembaran," bisik Deva lagi.

"Cuma mirip aja. Yang aslinya, kan, udah jadi roh," decihnya meremehkan dengan suara pelan.

"Siapa tau aja rohnya nempel di sana," balas Deva ngga mau kalah. Tetap berbisik.

"Mana mungkin," sangkal Quin kemudian melangkah meninggalkan Deva yang sedang menyeringai mengejeknya.

Nanti aku akan mengetesnya., tekatnya dalam hati.

1
Rahmawati
pelukisnya ada di deket km al
Dewi kunti
pelan2 Khalid 👍🏼👍🏼👍🏼
TriAileen
bt vina ngaku aja k Ruby n Ziza kl Vina n Theo bohonga.
hansen
mohon ruby jangan terburu2 untuk menerima endru, ya jika ingin move on bisa aja dengan cara fokus kuliah atau bantu2 kerja nyokap loh by..Karna jika masih belum ada kejujuran kalian berdua yang menjadi mangsa perasaan dan sakit hati itu endru jika ruby menerima cinta nya.
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠: Panggil Ry aja Kk Han 😁
hansen: benar kak
total 3 replies
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠
Gk sabar nunggu drama Vina dan Theo
Pengen lihat Theo kesal kalau drama yg Dy buat tdk mempengaruhi sikap Ruby
Om Ocong Vs Mbak Kunti Ngasih Iklan
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠
Semoga Ruby bisa mengendalikan diri sehingga bersikap biasa dgn drama yg Vina dan Theo buat
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠
Orgnya ada di samping Khalid
Sri Siyamsih
part"ini bkin nyesek thor, nggk hbs" derita khalid 😥
Sri Siyamsih
pawang si quin nich kyknya
Sri Siyamsih
kasihan khalid 😥
Sri Siyamsih
pk setya nggk peka bgt sih
Sri Siyamsih
mmnya depresikah thor, hingga khalid yg sering jd sasaran 😥
Rahmawati
quin ini posesif bgt, nanti gmn ya kl sama pacarnya
Ina's
up nya jangan lama-2 ya
anggita
☝iklan...like👍buat Quin yg lgi marah" aja.
hansen
bila sampai ke destinasi ruby acuhkan saja theo, ayolah bicara 4 mata kalian berdua perlu speed time bersama hanya berdua
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠
Akhirnya Quin berkenalan dgn Al
Gk sabar nunggu Kericuhan kedua kembaran Nakal
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih Iklan
Innara Maulida
sabar Quin sabar,,ntar ketemu ko sama pawang nya ,,,masih di umpetin sama ohtor nya,,si bar bar,,,nona muda yg kabur itu apa kabr nya ia
Yuli Ana
ya ampun Quin...Quin...
pertemukan lah Quin dengan jodohnya... biar GK marah2 terus...🥺🥺🥺
😂😂😂
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠: Akan ada saatnya Yul
Skrg Quin mau fisikkotes Al dulu
total 1 replies
Yuli Ana
kasihan Khalid....n😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!