Arabela, terpaksa harus berlapang hati menerima kenyataan pahit. Perempuan cantik itu harus rela meninggalkan sang kekasih demi menuruti perintah keluarga untuk menikah dengan kakak ipar nya sendiri.
Adila, kakak kandung Arabela meninggal karena melahirkan seorang putri, hingga keluarga memutuskan untuk menikahkan arabela dengan Vano Herlambang,
bagaimana kisah Arabela dengan Vano? apakah mereka menemukan kebahagiaan atau sebaliknya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Retmiduski, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 25 pecah
" aku akan mengantarkan mu pulang" ujar Vano setelah nya
" Tidak usah mas, aku kemari bersama driver kok" ujar Ara mengangkat rantang nya ke atas
" Maaf mas apa aku boleh memakai toilet mu? Aku kebelet" ujar Ara memegang perutnya
" Tidak perlu memintak izin pergilah " Vano hanya menggeleng melihat tingkah laku istri nya lalu dia memandang photo Dila yang ada di meja kerjanya
" Apa sekarang kamu bahagia di sana sayang? Melihat aku yang tersiksa dengan kelakuan random nya Ara " ujar Vano tersenyum jika mengingat setiap celotehan yang di ucap kan Ara
" Maaf sayang, tidak tahu kenapa aku merasa selingkuh di belakang kamu? Jika tersenyum karena terbayang wajah nya Ara sedangkan yang ada di hadapan ku adalah photo kamu" gumam Vano sambil berjalan hingga pintu kamar mandi terbuka dengan cepat Vano meletakkan photo Dila di atas meja depan shofa tepat di samping rantang milik Ara
" Kenapa mas? Ada yang aneh?" Ujar Ara karena melihat Vano seperti habis ketahuan mencuri
" Kenapa ? Siapa yang aneh " ujar Vano sedangkan Ara hanya mengangkat kedua bahunya sambil menarik rantang ke depan dah pranggggggggg photo Dila terjatuh
" Dila " Bryan langsung jongkok sedang kan Ara menutup mulut nya dengan tangan
" Maaf mas, maaf aku tidak sengaja , aku aku tidak tahu jika ada photo mbak Dila di sana " ujar Ara merasa bersalah
" Apa kamu tidak bisa pelan pelan atau paling tidak pakai mata dulu sebelum melakukan sesuatu " entah kenapa emosi Vano meledak ketika mengangkat photo tesebut dengan kaca yang sudah pecah
" Maaf aku tidak sengaja mas ,aku tidak tahu" Ara benar benar merasa bersalah
" Apa kamu pura pura tidak tahu? Apa kamu marah karena tidak hanya di rumah namun di kantor ini tetap ada photo Photo Dila. Sedangkan photo kamu tidak ada satu pun. Apa kamu iri kepada kakak mu sendiri yang sudah meninggal Ara ?" Vano sedikit meninggikan suaranya
Ara tidak percaya dengan apa yang telah di ucap kan oleh Vano .
" Kenapa kamu diam?'
" Iya aku iri, aku sangat iri kepada kakak kandung ku sendiri, yang selalu menang dari aku , bahkan setelah dia meninggal, mbak Dila tetap jadi pemenang nya, aku ? Aku tetap kalah , aku hanya pengganti mbak Dila secara fisik untuk menjaga dan membesarkan Alana . Sedangkan di hati kamu , di hatinya Alana dan semua orang mbak Dila masih hidup . Lihat saja tidak di rumah dan kantor semua nya penuh dengan photo mbak Dila , aku iri???? Apa aku marah, kesal? Apa mas mau tahu jawabannya? Coba sekali saja mas jadi aku , mas akan tahu apa yang mas rasakan. Permisi " ujar Ara pergi meninggalkan Vano yang masih membeku mencerna semua yang di ucap kan oleh Ara
Bara yang baru saja keluar dari ruangan andre yang merupakan sahabat nya semenjak sekolah dulu melihat Ara keluar dari ruangan Vano dengan mata yang memerah yang menggambarkan kesedihan, kemarahan dan kecewaan
" Ara " perempuan cantik tersebut hanya menoleh tapi tidak menghentikan langkah nya , dia tetap maju dengan sedikit berlari . Dengan cepat Bara mengejar perempuan yang berstatus Kakak iparnya tersebut
" Sial sial " Vano yang baru sadar akan pedas nya kata-kata yang telah di ucap kan nya kepada Ara langsung berlari mengejar perempuan yang berstatus istrinya tersebut. Namun sayang Ara bahkan tidak terlihat lagi , Vano dengan cepat melajukan mobilnya untuk mengejar Ara pulang ke rumah.
***
" Apa kamu tidak mau memikirkan ulang apa yang akan kamu lakukan ini Andra, apa kamu yakin? Karena bagaimana pun Ara sekarang sudah bersuami dan menjadi ibu sambung bagi anak nya mbak Dila " Anton yang di pinta Andra ke Jakarta kini sudah berada di kota metropolitan ini.
" Tidak nton, tekad aku sudah bulat merebut kembali apa yang aku miliki sedari awal . Aku yakin Ara tidak bahagia bersama Vano , Vano adalah kakak ipar nya bagaimana bisa ia menjadi istri dari abang ipar nya sendiri" ucap Andra yakin Ara tidak bahagia
" Oke anggap lah sekarang Ara tidak bahagia, tetap saja apa yang akan kamu lakukan ini adalah kesalahan besar Andra, mungkin dulu Ara memang kekasih mu tapi sekarang dia adalah istri lelaki lain dan jika kamu masih saja nekad dengan semua ini , kamu akan di cap perebut istri orang lain " Anton tidak patah semangat untuk memberi tahu semua itu demi kebaikan Andra.
" Bukan aku yang merebut tapi dia, mereka yang merebut Ara dari ku" tetap saja Andra kuat bersikeras dengan apa yang ada pikiran nya.
" Aku tahu jika melupakan seseorang yang begitu kita cintai dulu sangat lah susah Tapi bukan berarti kamu tidak bisa mencoba hal tersebut bukan?" Ujar Anton
" Kamu seperti ibu ibu Anton , yang sedang menasehati anak nya. Disini kamu untuk bekerja bukan untuk mengomentari hidup dan jalan yang aku pilih " Andra memilih meninggalkan Anton yang sedang merokok
" Sesusah itu ternyata mencintai, lebih baik sama seperti ku . Hidup tanpa cinta bagaikan taman tak berbunga itu bohong buktinya saya tetap bahagia " Anton tersenyum sambil mengisap rokok yang di tangan nya
***
"Yaaa cantik bagus , ke kiri kanan " ujar Ajeng memberi instruksi kepada orang yang bekerja di rumah Vano
" Maaf buk, apa nanti tidak masalah dengan pak Vano" ujar bik Sumi takut
" Jika nanti Vano marah, biar itu urusan saya ya bik. Ini saya lakukan demi kebaikan kedua nya, dan demi kesehatan mental nya Ara " ujar Ajeng yang di anggukan oleh bik Sumi yang mengetahui betul bagaimana hubungan rumit majikannya.
" Baik buk " ucap bik Sumi nurut
" Selama ini mereka tidak tidur satu kamar kan bik?" Ujar Ajeng yang membuat bik Sumi kelabakan
" Tidak usah kaget atau pun shock bik, tentu saya tahu semuanya karena Ara adalah anak kandung saya , ada darah saya yang mengalir di tubuh nya . Terimakasih telah menjadi teman curhat anak saya ya bik , terimakasih juga karena telah membantu anak saya memindah kan barang barang nya kemarin ke kamar utama" ujar Ajeng yang semakin membuat bik Sumi tidak berkutik dan terkejut dengan mata yang membulat
" Maaf buk, itu semua..."
" Saya paham kok bik, mungkin salah kami juga karena memaksakan kehendak untuk menikahi mereka berdua demi Alana dan wasiat serta keinginan terakhir Dila" sela Ajeng sebelum bik Sumi menyelesaikan bicara nya
" Semuanya akan baik baik saja buk, yang penting ibuk selalu mendoakan bapak dan mbak Ara. Bibik yakin Mereka akan hidup dengan bahagia" jawab bik Sumi penuh keyakinan
" Aaaminn inshaAllah ya bik..."
" Assalamualaikum maa......" Vano masuk ke dalam rumah nya dengan keterkejutan, semua photo Dila yang di pajang di dinding menghilang dan di gantikan dengan photo Ara beserta Alana dan dirinya saat melakukan akad
" Vano..."