NovelToon NovelToon
Yes ! Pak Suami

Yes ! Pak Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Cinta setelah menikah / Dijodohkan Orang Tua / Suami ideal / Bapak rumah tangga
Popularitas:964
Nilai: 5
Nama Author: PenaBucin

Alaska Krisan dan Dionna Patrania terlibat dalam sebuah konspirasi bernama perjodohan.

Demi bisa hidup tenang tanpa campur tangan Mamanya, Alaska akhirnya menuruti keinginan mamanya untuk menikahi Dionna . Spesis wanita yang berbanding terbalik dengan kriteria wanita idaman Alaska.

Bagi Dionna, Alaska itu tidak bisa ditebak, sekarang dia malaikat sedetik kemudian berubah lagi jadi iblis.
Kalau kesetanan dia bisa mengeluarkan seribu ekspresi, kecepatan omelannyapun melebihi tiga ratus lima puluh kata permenit dengan muka datar sedatar tembok semen tiga roda.

Ini bukan cerita tentang orang ketiga.

Ini tentang kisah cinta Alaska dan Dionna yang
"manis, asem , asin = Alaska orangnya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaBucin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Itu Bukan Tikus Tapi Hamster

Mentari pagi sudah sepenuhnya menyinari halaman belakang rumah Alaska . Karena tidak ada kegiatan yang bisa dilakukannya pagi-pagi begini, Alaska memilih untuk olahraga ringan diteras belakang rumah.

Sebenarnya sewaktu belum menikah, pagi-pagi begini Alaska sudah bersiap untuk kekantor tapi sayangnya setelah pernikahan terjadi aturan hidupnya yang sudah berlangsung selama lima belas tahun belakangan ini semudahnya di kacaukan Mamanya.

Sebulan dilarang kekantor ? Apa itu manusiawi ? padahal sebelum pernikahan dilangsungkan mereka sudah melakukan premarital cek-up. Hasilnya juga dua-duanya sehat wal afiat--kata Dokter mereka siap untuk beranak pinak.

Tapi sekarang Mamanya seenaknya melarangnya kekantor katanya bertujuan untuk mempercepat proses reproduksi keturunan Krisan . Alaska tak habis pikir , kenapa bisa Mamanya punya pola pikir seremeh itu sedangkan untuk dirinya, bagaimana ia akan menghasilkan keturunan keluarga Krisan jika menikah saja tanpa ada landasan cinta ? menikah karena dijodohkan ? Ini bukanlah cerita klise yang pernah ia lihat didrama-drama tv, cinta tumbuh setelah pernikahan ? Alaska ingin tertawa kencang . Bukan cinta yang akan tumbuh dalam pernikahan ini melainkan akal sehatnya yang akan sakit jika diperhadapkan dengan istri yang tidak bisa melakukan apapun selain menghabiskan uangnya.

Larut dalam segala pemikiran idealisnya, Alaska tidak menyadari bahwa saat ini dijendela yang terletak dilantai dua menghadap teras, ada Dionna yang baru saja sadar mematung mendapati pemandangan menyegarkan mata dipagi hari .

Dibawah sana Alaska sedang mengangkat dua buah barbel secara bergantian. Kedua otot lengan lelaki itu terpampang jelas karena Alaska hanya mengenakan kaus pendek tanpa lengan.

"Nikmat Tuhan manakah yang kau dustakan ?" gumam Dionna pelan sambil meneguk ludah dalam. Terlebih saat melihat kulit Alaska terlihat agak mengkilap karena tetesan keringat. Tiba-tiba telapak tangan Dionna terasa gatal ingin mengelapnya.

Mata Dionna terbuka semakin lebar saat sedang asyik menonton Alaska berolahraga, ia dikejutkan dengan tatapan pria itu yang tiba-tiba menatapnya balik. Sialan, dia ketahuan.

Dapat Dionna lihat Alaska kini tampak mengangkat satu alisnya saat mata mereka tak sengaja bertemu.

Dionna buru-buru membuang wajah kearah lain untuk menetralkan perasaan malunya saat ketahuan mengintip Alaska sedang olahraga.

"Pagi Al " sapa Dionna ceria dari jendela " sedang apa ?" pertanyaan bodoh keluar begitu saja dari mulut Dionna tanpa direm.

Alaska mendelik, lagi-lagi mengeluarkan ekspresi itu. Sebal campur muak. Dionna meringis pelan, karena ketahuan mengintip Alaska ia sampai menanyakan hal yang jelas-jelas ia sendiri sudah tahu jawabannya.

Sudah tahu sedang olahraga masih saja bertanya seperti film anak-anak yang berjudul Dora.

"Menurutmu, memangnya aku sedang apa ?" Seru pria itu balik bertanya sambil mengusap keringatnya yang mengucur menggunakan handuk yang ia lingkarkan dileher.

Dionna terkekeh ria " Oh.. hehe sedang olahraga rupanya" sahut-sahutan terdengar dari lantai atas ke lantai bawah.

"Itu tahu." Alaska mengangkat wajah sebelum kembali menatap Dionna lekat. "Kenapa masih bertanya ?"

Belum sempat dan tidak niat menjawab, Dionna pura-pura meremas perutnya "Ah--perutku, mulas, sepertinya ini waktunya apel pagi." detik itu juga Dionna kabur dengan berpura-pura sakit perut.

Niat hati Dionna ingin menghindar diri dari Alaska , malah bertemu didapur saat Dionna haus ingin minum air . Wanita itu berpapasan dengan Alaska yang baru saja menuang air digelas.

Dionna yang kala itu sedang membawa laptop kesayangannya, menatap Alaska sambil memeluk laptopnya erat. Entah kenapa sudut bibirnya terangkat begitu saja saat melihat pria itu mulai minum air. Bahkan mata Dionna sampai tak berkedip , saat melihat melihat jakun Alaska yang mulai bergerak naik turun saat air itu melewati tenggorokannya. Persis seperti bintang iklan yang ada di tv, bedanya mungkin yang ini jauh lebih hot karena Dionna bisa menyaksikannya secara langsung.

Dionna heran, kenapa ketampanan Alaska itu seperti mahakarya ? bahkan samar-samar Dionna bisa melihat tumpukan otot-otot perut Alaska yang tampak menerawang dari balik kaus yang ia gunakan. Diam-diam , Dionna mulai menghitung kotak-kotak yang ada diperut pria itu. Mungkinkah hanya ada empat ? atau enam ? atau juga bisa jadi delapan ?

Disibukkan dengan isi kepala yang mulai merana kearah mesum, Dionna tidak tahu kalau ada hewan kecil berbulu putih sedang mendekati ujung kakinya , wanita itu baru sadar ketika merasakan ada sesuatu yang menabrak ujung kakinya.

"Akhhh !" Pekik Dionna kaget sambil melempar laptopnya kelantai . Dionna langsung menggantung dileher Alaska , kedua kakinya diangkat tingi-tinggi menjauh dari lantai.

"D-dionna kamu kenapa ? lepaskan tanganmu !" Pria itu tersentak tiba-tiba Dionna melompat kearahnya lalu bergelantungan dilehernya. Kedua kakinya melingkar dipinggang.

"Alaska itu ada tikus !" seru Dionna sambil menunjuk hewan kecil berbulu putih tersebut

"Mana ?! Dirumahku tidak akan ada yang namanya tikus !" Alaska pikir ini hanyalah akal-akalan Dionna sebagai salah satu modus operandi Dionna untuk menarik perhatiannya .

"Itu--- tikusnya dibawah sana !" sahut Dionna gemas karena rasanya ingin menjambak rambut Alaska sekarang .

"Akhh ! Alaska singkirkan hewan itu ! Aku geli !" Alaska menghembuskan napas pelan saat melihat hewan yang dibilang Dionna tikus ternyata adalah seekor hamster kecil. Alaska sendiri juga bingung kenapa sampai ada hamster di dapurnya .

"Itu bukan tikus tapi hamster "kata Alaska memberitahu

Dionna yang kepalang phobia pada hewan kecil berbulu itu lantas menggeleng keras " Itu tikus, lihat saja kepalanya !"

Alaska mendengus frustasi, wajah Dionna kini bersembunyi di ceruk lehernya, menempel begitu lekat. Pria itu sungguh tak nyaman.

"Alaska , cepat usir tikus itu ! Aku geli !"

"Itu hamster Diona " kata Alaska sekali lagi, pelukan Dionna semakin erat dilehernya. Alaska bisa tercekik dengan tangan Dionna.

"Itu sama saja ! sama-sama kecil ada bulunya ! Ihh--geli !" Dionna merinding.

"Dionna lepaskan tanganmu dari leherku. Aku bisa mati dengan tanganmu sebelum mengusir hamster itu." leher Alaska terlihat memerah, sungguh Dionna tidak sadar kalau ia melingkarkan tangannya sangat erat.

"Maaf. Aku geli.." Alaska tidak bisa berkata-kata lagi selain mendudukan Dionna diatas meja lalu memungut hamster kecil itu dengan tangannya. Untung saja Alaska masih mengendalikan diri untuk tidak melempar Dionna kelantai.

"Alaska ! cepat buang ! kenapa malah diusap-usap begitu sih ?! Banyak kumannya tahu !" Astaga Dionna benar-benar merinding melihat hewan kecil itu , ya walaupun kata Alaska itu adalah hamster tapi tetap saja terlihat seperti tikus dimata Dionna.

"Sepertinya ini hamster peliharaan yang tersesat kemari." kata Alaska setelah memperhatikan ada kalung kecil yang melinggar dileher hewan itu.

"Dinus" kata Alaska setelah membaca beberapa huruf yang tertera kalung hewan itu.

"Dinus ? Itu tikus bukan Dinus" protes Dionna

Ditengah keributan yang disebabkan oleh Dinus si hamster kecil, bel pintu rumah Alaska terdengar dipencet beberapa kali. Ini pertama kalinya bel rumah itu berbunyi pertanda rumah mereka kedatangan seorang tamu.

Tapi siapa ? Alaska rasa dirinya tak punya banyak waktu untuk bertegur sapa dengan para tetangga. Apa mungkin orang yang memencet bel pintu itu adalah orangtuanya ? Alaska dan Dionna saling memandang, lewat tatapan itu keduanya seperti sedang bertelepati menanyakan siapa gerangan yang bertamu dirumah mereka pagi-pagi begini.

"Buka pintunya." perlahan Dionnapun turun dari atas meja lalu lari terbirit-birit menjauhi area dapur.

1
Mamimi Samejima
Jangan biarkan kami terlalu lama menunggu next chapter 🥺
Sindi S Mahulauw'Riry
Bikin gelisah, tapi enak banget rasanya. Tungguin terus karyanya ya thor.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!