Erina I Love You

Hari hari sudah berlalu dan belum ada juga perkembangan tentang sang istri, setiap hari io menyempatkan menemani Alfa sang anak semata wayang nya.

Semenjak sang istri hilang io semakin ingin bertekat, usaha cafe dan toko pakaian makin meningkat, hilang nya sang istri sama sekali tidak membuat nya terpuruk, namun semakin ambisi untuk mengembangkan usaha nya, agar di saat sang istri di temukan, Io akan di rumah hanya akan menghabiskan waktu nya di rumah untuk seseorang yang di cintai nya.

"Mas bro... Mas bro" Panggil Andi beberapa kali, memanggil io yang masih larut dalam lamunan nya.

"Heh iya ndi... " Kesal nya io, karena terkejut.

"Maaf mas bro, ini berkas berkas dari Agus." ucap Andi.

"Sekalian minta laporan keuangan cafe Ndi" Jawab Io yang masih dengan memeriksa berkas dari Agus. Andi pun memberikan, apa yang Io minta dan juga meninggal kan sendiri di ruangannya. Io pun membuka ponselnya menghubungi, Agus.

📞Mario : Gus, nanti ke cafe H.S.

📞Agus : ok mas bro.

Dan io masih memeriksa berkas laporan keuangan cafe, sambil menunggu Agus datang terlintas io memikirkan Alfa, semenjak hilang nya Erin io di sibuk kan dengan mencari perkembagan Erin dan sibuk memantau cafe dan toko nya, walau setiap hari io menyempatkan diri untuk menemani alfa

"Sedang apa Alfa di rumah, Erin..Dimana dirimu, apa kau tidak merindukan putra kita semata wayang kita? " Gumam nya Io dalam hati nya, dan tak terasa rasa sedih dan bingung harus bagai mana lagi menemukan sang istri.

"Kenapa pihak, polisi belum menemukan nya. Sangat aneh bukan, begitu banyak nya hal janggal atas kecelakaan ku namun polisi belum menemukan petunjuk apa pun" Batin nya, io sempat berfikir apa ini ada sangkut paut nya dengan Bu Elsa dan pak Ardiansyah.

"Apa mungkin mereka yang melakukan nya" Gumam io, dan masih memikirkan semua masalahnya hingga tidak fokus dengan apa yang ia kerjakan dan akhir nya io menjadi, mengabaikan laporan keuangan cafe nya. tak lama kemudian Agus datang dan mengetuk pintu ruangan nya, dan langsung masuk tergesa gesa.

"Mas bro, udah dapat kabar belum dari pihak polisi memberitahukan kepada om Udin dan om Asen bahwa, mereka menemukan mayat perempuan di sungai tidak jauh dari TKP mas bro kecelakaan." Terang nya. Dan membawa beberapa berkas desain ruko yang baru io beli.

Deg..... jantung io seakan berhenti berdetak seakan fikiran berhenti tidak lagi berfungsi, mendengar kata kata Agus, seperti bagai di sambar petir di siang hari.

"Kenapa om Asen belum ada memberi kabar " Kesal nya, dengan erat mengepal kan kedua tangan nya.

"Apa kau benar-benar meninggal kan kita berdua Erin, setelah kebahagiaan yang kau ciptakan selama ini" Ucap nya dengan mata sudah berkaca kaca menahan air mata nya.

"Om Asen dan om Udin sedang menuju TKP mas bro, dan juga guna memastikan atas penemuan mayat tersebut. Om Asen dan juga om Udin belum memberitahukan kepada mas bro mungkin karena ingin memastikan nya terlebih dahulu" Jelas nya Agus, kepada io, Agus takut menjadi salah paham dengan kedua, om nya tersebut.

"Apa mamah dan papah juga ibu sudah mengetahui kabar ini" Tanya nya lagi.

"Aku rasa belum mas bro karena aku juga hanya kebetulan, tadi bertemu dengan nya. hanya menyampaikan dengan singkat, karena mereka tergesa-gesa." Ucap Agus singkat.

"Ku harap itu bukan dirimu Erin, sungguh aku tidak bisa hidup tanpa mu. Apa kau tidak kasian dengan kami, terutama Alfa putra kita semata wayang" Ucap io dalam hati.

Ia mencoba tenang, dan meyakin kan diri nya bahwa sang istri masih hidup dan juga akan segera kembali pada nya.

**********

Om Asen dan om Udin sudah berada di TKP kecelakaan sang keponakan. Sebelum nya ada warga yang melaporkan ada penemuan mayat si sungai, om Asen dan pihak polisi pun mendatangi tempat tersebut.

"Pak Asen mayat nya akan kami bawa ke rumah sakit guna penyelidikan lebih lanjut" Ucap seseorang anggota kepolisian.

"Baik pak kami menunggu hasil nya" Ucap om Asen yang masih cemas, karena mayat yang di temukan wajah nya sudah tidak bisa lagi di kenali, hanya saja pakaian yang ia kenakan mirip dengan yang di gunakan Erin. setelah pihak kepolisian itu berlalu pergi om Asen dan om Udin bergegas ke cafe H.S. guna menemui io sang keponakan.

*******

Io masih duduk merenung, memikirkan penemuan mayat tersebut, io semakin cemas juga khawatir dan takut kehilangan nya.

"Aku harap itu bukan dirimu Erin, aku sangat mencintai mu, kembali lah kami menunggu mu sayang" Gumam io dalam lamunan nya tak berapa lama om Asen dan om Udin datang menemui io, dan langsung masuk dalam ruangan nya.

"Om gimana, hasil nya? " Ucap io dengan antusias ingin mengetahui perkembangan nya.

"Mayat yang ditemukan wajah nya sudah tidak bisa di kenali, mungkin mayat itu sudah lama sampai membusuk, dan pakaian nya mirip dengan Erin, tapi kita sedang menunggu hasil selanjut nya " Jelas om Asen dengan masih ragu ragu karena ia merasa tidak yakin bahwa itu Erina sang istri keponakan nya.

Io pun merasa sesak, saat om Asen telah menyatakan bahwa pakaiannya sama dengan yang Erina pakai.

"Erina memakai cincin om, apa om melihat nya" Tanya io semakin penasaran.

"Tidak io, kami tidak menemukan petunjuk apa pun, hanya pakaian saja yang sama, selebih nya om tidak melihat apa pun" Ucap om Asen

"Tenang io, kita tunggu hasil otopsi nya" Ucap om Udin mencoba menenang kan io

"Aku tidak yakin Erin meninggal kan ku om, aku yakin Erin pasti kembali" Jawab io dengan penuh emosi, hilang sudah sifat io yang biasa tenang, setenang air saat ia menghadapi masalah masalah nya.

"Sudah, kita tunggu hasil nya, berdoa lah om juga merasa sedih karena Erin keponakan om juga" Jelas om Udin menepuk pundak io.

"Apa mamah dan papah sudah tau om tentang ini" Tanya io dengan rasa kesedihan nya.

"Belum. Om belum memberi tahu nya, om takut mereka syok, biar nanti saja setelah hasil otopsi nya selesai" Jawab om Udin.

"Sebaik nya kau pulang temani Alfa, dan istirahat lah, dan om pamit" Ucap om Asen dan berlalu pergi bersama om Udin.

***********

\-\-\-di kota Jakarta\-\-\-

Seorang gadis duduk di ruang kerja nya.

Elsa masih memandangi bingkai foto diri nya bersama Ardiansyah.

"Aku masih mengingat mu Ardi, di mana kita bekerja bersama, menghabiskan waktu bersama, sekarang kau melupakan ku begitu saja. Hanya demi Erina, apa kurang nya aku Ardi.." Ucap nya masih memandang foto nya.

"Aku akan mencari cara agar kau kembali lagi Ardi.." Gumam nya dalam hati.

"Io... iya io kau harus merasakan apa yang kurasakan, semua karena mu" Ucap nya dengan penuh emosi.

"Aarggrghhhhhh sial ini karena mu" Kesal nya lagi