NovelToon NovelToon
Salah Pilih

Salah Pilih

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: yu odah

mengabdi pada imamnya dengan sepenuh hati tetapi Justru derai air mata dan darah yang Inara terima.
Suami yang sangat ia cintai ternyata menghianatinya, hancur hati Inara mengetahuinya dan semakin membuatnya terpuruk saat kehancuran rumah tangganya ternyata ada campur tangan ibu mertuanya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yu odah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Harapanku

Bunyi alarm yang nyaring membangunkan Rusdi pukul empat lebih tiga puluh menit, pria itu menggeliatkan tubuhnya yang terasa kaku, suasana pagi masih terasa dingin dan menusuk tulang, tapi ia harus bangun untuk mencuci baju lalu memasak.Dengan langkah tertatih Rusdi menuju kamar mandi karena setumpuk ember baju kotor sudah menunggunya.

Pintu kamar sang ibu masih tertutup rapat, setelah mencuci baju dan membersihkan diri Rusdi pun langsung masuk ke dapur untuk memeriksa apa yang bisa ia buat untuk sarapannya pagi ini, hanya ada sisa nasi semalam yang mungkin bisa ia goreng untuk sarapan, namun takdir berkata lain, ternyata persediaan minyak dan garam pun sudah habis.

Terpaksa Rusdi harus ke warung tukang sayur yang tak jauh dari rumahnya.

"Selamat pagi Mas Rusdi, tumben bukan Inara yang belanja?" tanya Kokom yang terdengar seperti sindiran di telinga Rusdi.

Kokom adalah sahabat dekat Inara yang kemungkinan besar Inara pasti sudah cerita tentang rumah tangganya pada Kokom.

"Iya Kom, aku mau beli minyak dan Garam, juga kalau ada telor saya beli dua aja Kom."

Kokom yang memang bertugas menjaga warung orang tuanya di waktu pagi pun menghitung uang yang Rusdi serahkan.

"Wah maaf Mas, uangnya kurang, paling bisa dapat satu telor sama minyak dan garam Mas, ini juga minyak kemasan kecil."

"Iya nggak apa-apa Kom, sedapatnya."

Rusdi tersenyum masam, satu kantong plastik kecil belanjaan yang bisa ia dapat, selama menikah dengan Inara baru ia tahu kalau selama ini uang belanjaan yang ia berikan pada Inara ternyata ia berikan pada sang ibu, tepatnya di minta oleh Sela, bahkan kata Kokom Inara sering terpaksa nge bon karena uangnya tidak cukup untuk membeli sayuran dan yang semakin membuat dadanya sesak, saat mendengar penuturan Kokom, saat Inara merasa pusing pun harus ia tahan karena uang untuk membeli sayur tak ada sisanya lagi untuk membeli obat pusing.

"Kenapa kau tidak pernah bilang padaku Na" gumam batin Rusdi penuh sesal.

Cklek.

Rusdi hanya bisa menghela nafas panjang karena pintu kamar sang ibu masih tertutup, tak enak rasanya membangunkan hanya untuk menanyakan kebenaran cerita Kokom.

Sepiring nasi goreng sederhana akhirnya berhasil Rusdi buat, cukup untuk menjadi sumber energinya sampai siang nanti, terpaksa ia tak membawa bekal karena nasi goreng ia sisakan setengah untuk ibunya sarapan.

"Bu aku berangkat dulu, ada nasi goreng di atas meja makan untuk ibu, makanlah selagi hangat."

Tak ada jawaban dan suara dari dalam kamar, Rusdi pun melajukan motor berangkat menuju kantor desa.

Tono dan beberapa pekerja lain sudah datang.

"Pagi Ton...seger bener hari ini?" sapa Rusdi.

"Tentu dong, ini kan hari jum'at..."hawab Tono sambil menyugar rambutnya yang masih setengah basah.

"Cih...apa hubungannya hari jum'at dengan rambutmu yang basah...."

Kriik.... kriik...kriiik.

Rusdi menelan ludah yang terasa pahit, ia baru menyadari kebodohannya, tentu Tono tengah meledeknya yang kini di tinggal pergi oleh Inara.

Di tengah riuh canda tawa pekerja lain tiba-tiba terdengar deru suara mobil memasuki halaman kantor desa.

Edi dan tiga wanita cantik keluar dengan membawa beberapa tote bag.Dan Rusdi hanya bisa membulatkan matanya saat melihat kenyataan bahwa salah satu wanita cantik itu adalah Inara istrinya, sayang Edi hanya mengajak Endah istrinya yang membawa tote bag memasuki kantor desa.

Ingin rasanya Rusdi berlari dan memeluk Inara tapi ia tak bisa melakukannya, setelah apa yang ia lakukan di malam itu rasanya tak punya muka kini Rusdi untuk bertatap dengan istri yang sebenarnya sudah ia talak itu.

Pak lurah Edi dan sang istri pun kembali ke luar kantor setelah membagikan tote bag pada Tono.

Rusdi memandang laju mobil yang membawa Inara dengan dada sesak.

"Hei Rus..bukankah itu tadi istrimu? Wah..cantik sekali dia, bahkan Elic putri pak lurah pun kukira kalah cantik dari istrimu."

Ucapan Pak Ojak sang office boy kantor Rusdi acuhkan, ia hanya ingin segera menanyai Tono.

"Ton...mau kenapa pak Lurah pergi?"

"Hari ini pak Lurah mau ke kampus putrinya, ada acara wisuda dan...ini ada makanan untuk kita semua" Tono lalu membagikan tote bag satu-satu pada semua pekerja.

Nasi kotak dan kue-kue cantik nan lezat dan Rusdi hapal kalau itu pasti buatan Inara.

"Hmm enak sekali Rus, coba kau makan nasi kotaknya" ucap Tono antusias.

Rusdi hanya mengangguk dan tersenyum masam "Aku sudah sarapan Ton, buat nanti makan siang saja" jawabnya sambil memandang titik di mana mobil yang membawa Inara menghilang.

Tono mendekat ke sang sahabat dan berbisik lirih.

"Sebenarnya ada apa antara kalian?" tanyanya dengan suara rendah.

"Entahlah Ton..sepertinya aku sudah membuat kesalahan besar."

"Apakah tak bisa di perbaiki?" tanya Tono lagi.

"Itulah harapan terbesarku saat ini Ton, aku ingin Inara memaafkanku."

"Lakukanlah secepatnya sebelum kau terlambat."

"Rasanya aku sudah tak memiliki muka lagi untuk berhadapan lagi dengannya Ton."

"Kenapa?bukankah kau lihat tadi di dalam mobil itu ada dua pria tampan lain yang ku yakin mereka pasti tertarik dengan Inara istrimu Rus?apa kau tak khawatir kalau Inara pun akan jatuh hati pada mereka? ."

"Aku sudah mengecewakannya setelah ia memberiku satu kesempatan sebelumnya Ton."

"Dasar bodoh...." umpat Tono kesal, ia sudah tahu sifat dan baiknya Inara, tentu saja ia merasa kesal pada sahabatnya sendiri yang masih tega menyakiti Inara.

"Aku memang bodoh Ton.."jawab Rusdi pasrah.

"Hei ..botol apa ini?" tanya Tono saat melihat botol kecil di meja Rusdi.

"Oh..itu botol obat herbal yang aku minta ke abah dan kebetulan sudah habis jadi mau aku isi lagi."

"Obat herbal apa Rus?"

"Obat untuk syaraf kakiku Ton."

"Bukankah sudah pulih? Untuk apa kau membutuhkan obat ini, sebaiknya kau membeli obat dari dokter spesialis Rus, jangan obat abal-abal an seperti ini."

"Ck...itu saran dari ibuku Ton, aku tidak enak kalau harus menolaknya."

Tono hanya mengedikan bahu lalu meninggalkan Rusdi.

Sepanjang hari bayangan Inara terus bermain di otak Rusdi, Inara yang cantik dan lembut, bahkan selama pernikahan tak pernah sekalipun ia marah padanya, saat luka parah dan hanya terbaring di ranjang pun Inara selalu merawat dengan telaten dan sabar.

"Rus ..ayo kita makan, ini aku bawa bekal banyak" tawar Tono saat jam istirahat.

"Ehm terima kasih, nasi kotak tadi pagi masih belum aku makan Ton" jawab Rusdi jujur.

Rusdi makan dengan lahap sambil membayangkan wajah cantik Inara duduk tersenyum di depannya.

Hari ini Rusdi pulang sengaja lewat jalan memutar berharap bisa bertemu Inara di rumah pak Lurah nanti, dengan semangat ia melajukan motor dengan banyak cerita dan harapan yang akan ia ungkapkan agar Inara mau memaafkannya.

Namun seketika senyumnya surut karena kediaman Lurah Edi masih terlihat sepi, garasi rumahnya pun masih kosong pertanda mereka memang belum pulang.

"Bagaimana cara agar aku menemuimu Na."

1
Holipah
Inara tolol suami penyakit masih mau aja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!