Tragedi yang menakutkan,,,membuatku sadar akan kasih sayang Orang Tuaku...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. M yanie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Takdir
Hari ku lalui dengan penuh suka cita, membayangkan hal-hal yang membahagiakan di masa yang akan datang.
Tapi kini aku tahu bahwa itu hanyalah angan semata, kini aku sudah tidak mampu lagi membayangkan diriku dimasa depan.
Kesedihan yang ku rasakan seakan menghantam hati ku.
Apa yang harus aku lakukan jika nanti aku berjalan di keramaian namun aku tidak bisa mendengar suara orang lain.
Inikah takdir yang sudah di tentukan untuk ku?
*********
Hari ini aku sudah di izinkan pulang kerumah, akhirnya selama dua bulan dirawat aku bisa merasakan tempat tidur ternyaman ku lagi.
Noval dengan setia, sabar dan telaten menunggu serta merawat ku, entahlah terbuat dari apa hatinya.
Aku rasa aku mulai menyukainya , kini aku sadar akan perasaan ku kepadanya.
" Sudah sampai, ayo arr turun dulu! " suara khas anak laki-laki membuyarkan lamunanku.
" Emm biar aku turun sendiri saja Val! "ucapku yang merasa tidak enak jika Noval harus menggendong ku.
" Tidak apa-apa , kamu tahan pintu mobil ini biar aku angkat tubuh kamu " aku hanya mengangguk akan perintah Noval.
Ku lihat kakak-kakak ku sedang menungguku di depan rumah, merekapun membantu memegangi kursi roda ku.
Kini Noval mengangkat tubuhku, dengan samar aku mendengar detak jantungnya.
Wangi ciri khas anak remaja tercium oleh hidung ku.
Membuat ku merasakan debaran di hati.
" Nak Noval makasih yah sudah bantuin Aryani, maafkan kami yang sudah merepotkan kamu selama di rumah sakit " ucap Bapak ku yang sedari tadi menunggu di depan pintu.
" Tidak apa-apa paman saya senang ko membantu Aryani "
" Paman, boleh kan saya sering main kesini,? biar saya bantu Aryani belajar berjalan " Dengan sopan Noval, meminta izin agar bisa datang kerumah.
Aku rasa itu hanya akal-akalan nya saja, tetapi ucapan itu nyatanya mampu membuat ku tersenyum.
" Ya sudah mari nak Noval masuk ke dalam, kakak nya Aryani sudah masak, biar sekalian ikut makan bersama kami " ucap Ibu yang sudah selesai membawa barang-barang ku kedalam rumah.
" Tidak perlu repot-repot tante , saya pamit pulang saja "
" Lohh , tidak usah sungkan Nak, kamu juga sudah banyak bantu kami " ujar bapak.
" Sudah ayok masuk Val " ucapku yang sedari tadi menyaksikan interaksi Noval dan bapak ku.
Noval pun akhirnya mau makan bersama kami, kami makan dengan di iringi obrolan-obrolan yang membuat suasana rumah menjadi hangat
Di tengah sedang menikmati makanan, aku berniat mengambil makanan yang berada di seberang agak jauh dari tempat ku duduk.
Tapi malah tanganku tidak sengaja menyenggol gelas teh yang masih panas.
. "Aaauuuuuu panas Bu " tanganku terkena air teh yang masih panas itu, dengan sigap Noval mengambil tisu lalu mengelap tanganku.
Karna perlakuan itu membuat orang menatap heran ke arah kami, yahhhh mungkin saja kami terlihat seperti pasangan sejoli yang sedang di mabok asmara.
" Ehem.. ehemm " Kakak berdehem untuk menghentikan Noval yang sedang berusaha mengelap tanganku.
" Kayanya ada yang lagi kasmaran nih "
Mendengar perkataan abang, ibu menyikut perut abang agar tidak menggoda kami.
" Jangan begitu bang sama adik sendiri, mereka masih terlalu kecil untuk hal semacam itu, mereka hanya berteman. " ucap bapak dengan tegas.
Karna ucapan bapak membuat kami jadi merasa tak enak hati .
Setelah acara makan selesai, kami semua duduk di ruang tamu.
Ibu membuka pembicaraan terlebih dahulu.
" Tadi ibu sudah menemui dokter, katanya satu bulan lagi Aryani harus menjalani operasi telinga itu butuh memakan waktu yang lama di dalam ruang operasi " jelas ibu
" Lalu berapa biaya operasinya bu? " tanya abang kepada ibu.
" Kemungkinan besar bang, ibu belum menanyakan lagi sama pihak administrasinya"
" Kalau begitu, biar kami patungan untuk biaya nya bu "
" Terimakasih bang, kalian sudah mau membantu adik kalian. "
Ibu dengan air mata bahagia mengusap tangan abang, karna mereka sebagai orang tua merasa berhasil sudah mendidik anak-anaknya.
Mendengar penuturan abang aku merasa sedih karna lagi-lagi aku merepotkan keluargaku.
" Maaf tante, paman bukan maksud saya lancang, saya ada tabungan kalau boleh saya ingin membantu untuk biaya operasinya Aryani. " Noval yang sedari tadi diam menyimak kini dia ikut berbicara.
" Tidak usah nak, nanti apa kata pandangan orang lain atau orang tua mu, kalian bukan sepasang suami istri, jadi ini bukan kewajibanmu ini kewajiban kami sebagai orang tua, tapi terimakasih atas niat baik nak Noval " ucap bapak dengan tegas.
" Saya hanya membantu sebagai teman saja paman "
" Bantu doa kan saja nak " sambung ibu.
Pembicaraan itu pun sudah selesai.
Noval akhirnya pamit pulang karna memang hari sudah mau menjelang maghrib.
" Saya pamit pulang dulu yah Arr, nanti malam aku SMS kamu " dengan senyuman yang seperti biasa Noval berikan, memang sangat tampan.
****
Noval kini sudah berada di rumahnya, karna jarak dari rumah ku memang tidak terlalu jauh.
" Assalamualaikum...? "
" Waalaikumsalam, kamu baru pulang Val, gimana keadaanya anaknya bu Retno? " bu lurah yang sedari tadi sudah menunggu kepulangan anaknya.
" Alhamdulillah baik ko bu, sudah pulang juga kan kerumah. "
" Kenapa wajah kamu murung begitu Val ?"
Noval membanting tubuhnya ke sofa yang berada di ruang tamu.
" Huftt... tadi Noval ingin mencoba membantu pengobatan Aryani bu, tapi kata bapak nya tidak boleh " Noval dengan wajah murung mencoba menjelaskan kepada ibunya.
" Mungkin mereka merasa tidak enak Val "
" Iyah, itu juga yang dikatakan bapak nya Aryani bu. "
" Val,,, boleh Ibu bertanya? " Dengan wajah serius bu lurah bertanya kepada sang putra.
*****
( Bukan kah itu yang di sebut cinta, tidak terhalang akan usia, mereka yang masih remaja mencoba memahami apa yang sedang terjadi di antara mereka.
Apa itu memang cinta, kagum atau perasaan sesaat saja)
tukeran bunga yuk kak
1 kopi + 7 iklan mendarat untuk mu mbak yan🥰💖🙌
tekor,,,, tekor,,, dah ini hari