Bagai tikus dan kucing yang hampir setiap harinya bertengkar membuat semua orang sudah tidak kaget lagi jika melihat Elang dan Eliza terlibat perdebatan.
mereka tidak mau kalah satu sama lain dan selalu membalas. namun siapa sangka pertengkaran itu akan membawa mereka menuju ke sebuah ruang hati yang di penuhi dengan bunga bermekaran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonaniiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 23
Elang cukup lama dia menunggu kedatang Eliza tapi entah kemana perginya gadis itu karena sangat lama hingga membuat Elang jenuh sendiri. Sekelebatan dia melihat bayangan pak Bobi yang tengah berjalan menuju ke arahnya sehingga membuat dia langsung berlari menghindari pria paruh baya itu.
"Loh kemana Elang?? Ck gimana sih tuh orang, mau di obatin malah pergi." Kata Eliza dengan kesalnya tapi tetap mencari keberadaan Elang hingga akhirnya ia sampai di parkiran dan melihat pria itu tengah duduk dengan sesekali meringis menahan sakit.
"Apakah separah itu??" Gumam Eliza yang semakin merasa bersalah.
"Lo kemana aja sih lama bener." Kata Elang dengan nada kesalnya.
"Ya nyari obat lah yakali gue mandi. Lo pikir jarak UKS kesini Deket gitu. Udah mana sini gue obatin." Kata Eliza yang membuat Elang membuka kancing bajunya tapi justru gadis itu malah berteriak dan menatap matanya.
"Apa-apaan sih lo, dasar mesum, ngapain buka baju sih." Kata Eliza.
"Yang luka badan gue bukan baju gue." Kata Elang yang membuat Eliza tersadar
"Iya juga...yaudah sini, inget jangan mikir macem-macem ya awas Lo gue pukul juga nanti." Kata Eliza.
"Buruan. Sakit asal Lo tau." Kata Elang.
"Lu juga bisa ngerasain sakit ya." Kata Eliza dengan menatapnya sinis.
"Lu kira?? Gue masih bingung, sebenarnya lu manusia jadi-jadian atau gimana sih, heran gue sampai berdarah gini, nih liat bekas gigi Lo." Kata Elang yang membuat Eliza berdecak kesal.
"Yaudah sih kan ini gue obati, gue juga udah minta maaf kan sama Lo." Ujar Eliza.
"Segampang itu Lo minta maaf ya. Lu sadar ngga sih apa yang lu lakuin ke gue barusan bisa mengancam nyawa gue." Kata Elang.
"Apasih...ngga ada yang namanya mengancam nyawa, lu nya aja yang berfikir terlalu jauh. Ini cuman luka biasa, paling besok juga sembuh." Kata Eliza.
"Woyyy jangan mesum di kampus!!!!" Teriak seseorang yang melihat mereka berdua dari samping dan itu memang terlihat seperti pasangan yang sedang mesum karena baju Elang yang terbuka dengan kepala Eliza yang kebetulan sedikit menunduk.
"Woyyyy!!!!"
Mendengar teriakkan tersebut membuat keduanya terkejut dan langsung berlari menuju sepeda motor Elang. Elang menyalakan motornya dan menunggu Eliza naik. Tanpa ragu, gadis itupun juga langsung naik karena ia takut karena ada kesalahpahaman itu.
Elang menyetir motornya keluar kampus, sementara mahasiswa yang melihat kejadian itupun berusaha mengejarnya. mungkin orang lain pun akan beranggapan sama jika melihat Elang dan Eliza tadi karena posisi mereka yang terlihat begitu intim jika di lihat dari belakang. Bagaimana tidak intim, saat itu Elang duduk di motornya dengan kancing kemejanya yang terbuka, sementara Eliza berdiri tepat di depan Elang karena ia mengobati luka yang ia sebabkan tadi.
Sedari tadi Eliza terus berusaha mengancingkan baju Elang tapi entah kenapa terasa begitu sulit. antara panik dan gugup bercampur menjadi satu. Posisi mereka pun juga tidak ada jarak sama sekali karena Eliza memeluk Elang dari belakang untuk membantu mengancingkan bajunya.
"Lo sebenarnya bisa ngga sih." Kata Elang yang menunduk melihat tangan Eliza sedari tadi masih berusaha mengancingkan bajunya.
"Bentar doang sabar, susah nih." Seru Eliza kesal
"Lo majuan dikit tangan lo tuh pendek ngga nyampe." Kata Elang
"Berisik. Udah diem." Kata Eliza yang hanya menurut saja.
Posisi mereka berdua sekarang layaknya pasangan kekasih dengan si cewe yang memeluk cowoknya dari belakang, padahal aslinya tidak seperti yang orang lain lihat. Tubuh mereka juga saling menempel dan hanya berjarak baju mereka saja.
"Udah belum?" Tanya Elang.
"Bentar sih Napa, ngga sabaran banget." Kata Eliza yang akhirnya membuat Elang menepi.
"Udahlah gue aja sendiri." Kata Elang yang membuat Eliza berdecak kesal.
"Kenapa ngga dari tadi sih." Gerutu Eliza dengan kesal.
"Lu mau kalau kita ketangkap?" Kata Elang.
"Ya ngga lah gila kali!!! Orang gue sama Lo ngga ngelakuin apa-apa juga." Ujar Eliza.
"Yaudah." Kata Elang kemudian mulai mengendarai motornya lagi.
"Kita mau kemana?" Tanya Eliza yang bingung.
"Gue juga ngga tau. Intinya gue ogah balik ke kampus lagi." Kata Elang.
"Terus gue gimana dong?" Kata Eliza.
" Ya terserah lu lah, mau ikut gue terserah atau balik kampus juga terserah Lo tapi gue ngga mau nganterin Lo ke kampus." Kata Elang.
"Terus Lo mau kemana?" Tanya Eliza yang akhirnya memilih ikut dengan Elang dari pada harus bayar ongkos balik ke kampus.
"Lo yakin mau ikut gue?" Tanya Elang.
"Ya gimana orang itu pilihan satu-satunya. Tapi inget ya lu jangan macem-macem sama gue." Kata Eliza.
"Yaelah pikiran Lo jelek Mulu deh sama gue." Ujar Elang.
"Yaudah gue ikut elo aja." kata Eliza.
Elang melajukan motornya membelah jalanan sore yang ramai dengan pengendara lain. Saat ini ia tengah menuju ke sirkuit milikinya yang selalu ia gunakan untuk berlatih. Sudah lama ia tidak kesana dan ini pertama kalinya dia mengajak cewe ke sirkuit itu.
"Sebenarnya kita mau kemana sih?" Pertanyaan yang sama lagi yang di lontarkan pada Elang.
"Ke sirkuit. Gue mau latihan." Kata Elang
"Latihan apa? Sirkuit mana?" Tanya Eliza penasaran.
"Ntar lu juga tahu. Udeh deh diem." Kata Elang
Eliza pun hanya menurut saja walaupun dia was was tapi ia tetap mencoba untuk tenang dan percaya pada Elang. Hingga beberapa saat kemudian sampailah mereka di sirkuit pribadi milik keluarga Elang.
"Kok ngga berhenti?" Tanya Eliza dengan menepuk pundak Elang.
"Kan gue udah bilang mau latihan." Jawab Elang.
"Terus kenapa gue ikut?" Tanya Eliza bingung.
"Biar Lo tau." Jawab Elang singkat.
Eliza berteriak dan dengan refleks memeluk elang dengan kencangnya ketika motor Elang melaju dengan kecepatan yang tinggi bagai terbang. Eliza menyembunyikan wajahnya di punggung Elang dengan terus berteriak ketakutan.
Elang yang melihat bagaimana reaksi Eliza hanya berdecak kesal saja tapi entah kenapa ada senyum simpul yang sulit di artikan ketika tangan Eliza semakin kencang memeluknya.
"Elang stop gue takut!!!!!" Teriak Eliza.
"Pegangan yang erat, gue tambah kecepatan lagi." Kata Elang yang membuat Eliza benar-benar ketakutan dan tidak pernah sekalipun melepaskan pelukannya pada Elang.
Eliza benar-benar memeluk pria itu sangatlah erat. Ia membebankan wajahnya di punggung Elang dan sesekali berteriak karena saking takutnya.
Beberapa saat setelah di buat syok dan ketakutan, kini perlahan motor Elang berjalan dengan pelannya membuat gadis itu bernafas lega tapi tetap saja masih terasa ngeri.
"Nyaman banget ya meluk gue." Kata Elang dengan terkekeh yang membuat Eliza langsung sadar dan melepaskan pelukannya.