Memergoki tunangan di atas ranjang dengan wanita lain, membuat Leandra seorang Dokter Tentara wanita menarik pelatuk untuk menembak tunangan pengkhianat dan wanita lucknut.
Namun sayang, sebelum sempat menembak seseorang menembak Leandra terlebih dahulu, di saat maut menjemput... Leandra mengutuk tunangannya dengan dendam membara.
Leandra terbangun...
Wanita tentara itu tidak mengenali sekelilingnya, namun seorang pria rupawan dengan wajah yang sama persis dengan tunangan pengkhianat nya menatap tajam dengan memakai pakaian kerajaan.
"Putri Clarence, kau sudah sadar?"
Ternyata Leandra terlempar ke zaman berbeda, apakah dia bisa kembali ke zaman-nya sendiri untuk membalas dendam?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Berpamitan Pada Clarence.
Perbincangan antara Leandra dan Ronald berlangsung sekitar dua jam lebih, ternyata lebih lama dari perkiraan Pangeran Drake yang duduk gelisah di ruangan pribadi Ronald.
Pangeran Drake akhirnya tak sabar lagi, dia melangkahkan kaki untuk keluar dari ruangan.
"Mau kemana, Drake?" tanya Pangeran Logan. Putra kedua dari Ratu Alexa itu memang lebih tua satu tahun dari Pangeran Drake, dalam urutan kelahiran Pangeran Drake adalah putra ketiga dari Raja Saxon.
"Aku ingin menyusul Lea, perasaanku tak tenang."
"Ayolah, kau ingin membuat Putri marah lagi. Pembicaraan mereka sangat penting, jangan ganggu! Duduk...!" tegas Pangeran Logan.
"Siapa kau berani memerintah ku!?" amarah karena rasa cemburu yang sempat teredam, kini terpancing kembali.
Si pencemburu!
Pangeran Logan tidak ingin ikut terpancing, "Kalau begitu pergilah, yang akan merasakan kemarahan Putri adalah kau bukan aku! Jadi, terserah...!" Pangeran Logan masih betah memanggil Leandra dengan panggilan Putri.
"Siaalaann!" meski kesal akhirnya Pangeran Drake kembali berbalik dan duduk di kursi.
Di ruangan kerja milik Duke George, Leandra dan Ronald sudah selesai bicara.
"Maafkan aku, tapi sudah lama aku tidak bisa pergi ke dunia kita. Jadi aku tidak mengetahui tentang kondisimu, entah kamu masih hidup atau sudah meninggal." Leandra menggeleng menyesal.
Ya... Ronald yang bernama asli Brian itu sudah menceritakan tentang keterlibatannya dalam mengungkap kebenaran dibalik rencana jahat yang tersusun dari Ayahnya Menteri Perta_hanan dan Paman Sam.
Ternyata sang Ayah mendapatkan keuntungan sangat besar, dari hasil koruu_psi pembelian senjata berbahaya yakni senjata yang tidak layak dipakai bahkan bisa mengancam keselamatan anggota militer jika dipaksakan dipakai untuk kemiliteran. Sebab itu lah, Leandra melakukan petisi menolak senjata tersebut.
Menteri Pertaha_nan dan Paman Sam yang sudah terlanjur mendapatkan keuntungan, akhirnya merencanakan dan membayar para penjahat militan yang menutup jalur persenjataan untuk militer agar senjata yang memang sesuai standar keselamatan tidak pernah sampai di kemiliteran dan nantinya militer terpaksa memakai senjata berbahaya. Lantas, akhirnya rencana Menteri Pertaha_nan dan Paman Sam berhasil.
Namun, sayangnya para penjahat militan terdesak dan hampir kalah oleh perlawanan yang diberikan tim Leandra hingga Menteri Pertah_anan dan Paman Sam merencanakan penjebakan pada Mayor Kenneth untuk membunuh Leandra yang dirasa adalah akar masalah bagi mereka.
Wanita yang disewa untuk menjebak, hanya diperintahkan untuk memberikan obat tidur pada minuman Mayor Kenneth dan berpura-pura tidur dengan Kenneth hanya untuk mengecoh kesigapan Leandra pada situasi. Biasanya Leandra akan selalu waspada dalam situasi apapun... namun hari itu hanya karena rasa cemburu dan emosi terbalut amarah sebab Leandra merasa sudah dikhianati oleh Kenneth, akhirnya Leandra masuk ke dalam jebakan dan tertembak.
( Part diatas, tentang cerita di bab awal saat Leandra berada di camp militer melawan penjahat militan.)
Brian mendengar langsung tentang semua itu dari mulut Ayahnya dan Paman Sam yang sedang membicarakan penembakan pada Leandra. Bahkan Brian sudah mempunyai bukti dengan mendapatkan berkas-berkas tentang penjualan senjata berbahaya. Namun naasnya, dia ketahuan oleh Paman Sam dan langsung ditembak di tempat. Kejadian penembakan pada Brian, sekitar dua hari setelah penembakan pada Leandra. Jiwa Brian pun masuk ke tubuh Ronald di dunia pararel.
Ingatan Ronald sebagai si pemilik tubuh mengalir pada ingatan Brian, akhirnya setelah saat itu dia terbiasa menjadi Ronald di dunia pararel.
Ronald menghela nafas. "Apa menurut mu, aku sudah mati di dunia kita?"
"Aku berharap kamu masih hidup, kamu adalah saksi kunci untuk membongkar kebusukan Ayahmu dan Paman Sam. Apa kamu tau keadaanku setelah aku tertembak di camp?"
"Kamu di operasi tapi masih dalam keadaan koma, sayangnya aku tidak tahu lagi informasi tentang mu karena aku berada disini sekarang dan tak pernah bisa kembali kesana." Jawab Ronald dengan raut menyesal. "Sekali lagi maafkan, aku. Karena perbuatan Ayahku, kamu__"
"Sudahlah, untuk memutar kembali waktu... kita juga tidak bisa. Sebenarnya, jiwaku sempat kembali ke dunia kita. Tetapi saat aku ingin memperbaiki keadaan... aku tertarik lagi ke dunia ini. Setelah itu meski aku melakukan lagi kegiatan spritual dengan memikirkan untuk kembali dunia kita... aku tidak pernah bisa kembali lagi."
"Mungkinkah eksistensi mu sudah terlalu pekat di dunia ini, hingga keberadaan mu di dunia kita semakin terkikis?" duga Ronald.
"Apa maksudmu?"
"Maksudku, keberadaan mu di dunia kita sudah semakin hilang... kau telah terjebak di dunia ini."
Wajah Leandra seketika pucat, apa benar eksistensi nya di dunia-nya sana sudah tidak ada dan dia terjebak di dunia paralel?
Tidak! Ini tidak boleh terjadi! Bagaimana dengan Ken dan Ayahku? Mereka akan sedih dengan kepergianku...!!!
.
.
^^^( Dunia Real )^^^
^^^Nyatanya yang dikhawatirkan Leandra tidak terjadi, sepanjang hari Kenneth terus tersenyum. Tubuh Leandra yang diisi oleh jiwa Putri Clarence mengalami kemajuan yang signifikan. Bahkan Putri Clarence mampu mengeluarkan beberapa patah kata.^^^
^^^"Ken, a-aku..." lirih Clarence.^^^
"Ya, sayang. Apa ada yang ingin kamu makan? Aku akan memasaknya sendiri." Kenneth menggenggam tangan Clarence dengan tatapan penuh cinta.
^^^Clarence malah terisak menangis, bagaimana dia mampu menghadapi Kenneth setelah tahu apa yang sebenarnya terjadi antara dia dan Leandra. Semalam Ratu Selena datang padanya dan menceritakan jika jiwa mereka telah tertukar. Selamanya dia tidak bisa lagi bertemu atau pun melihat Leandra, saudari yang sangat ia sayangi.^^^
"Loh, malah menangis. Ada yang sakit?" Kenneth bangun dari kursi di samping brankar, lantas menarik lembut tubuh Clarence yang sudah mampu berbaring setengah duduk bersandar di head board ranjang rumah sakit itu ke dalam pelukan hangat.
^^^Namun alih-alih tangisan nya berhenti, Clarence semakin menangis dengan begitu pilu.^^^
^^^Flashback semalam saat Ratu Selena datang.^^^
^^^"Mama...!" Clarence yang tadinya tidak mampu mengeluarkan suara akhirnya bisa bicara melihat kedatangan Ratu Selena.^^^
^^^Ratu Selena melayang mendekati Clarence, ia datang berniat menjelaskan segalanya sekaligus untuk berpamitan pada Clarence.^^^
____
Terimakasih untuk tidak menumpuk bab dan membacanya setiap Up, semoga retensi cerita ini tetap stabil biar aku semangat dan nggak kendor melanjutkan sampai tamat, Aamiin🙏 💪😍
yang jelas q di sini mendukung karya author 😍😍😍😘🤔🤔
gambar mana yang tidak sesuai, menurut q ceritanya bagus, tidak ada gambar yang aneh
author kena terus semangat
💪💪💪 dan teruskan saja upnya author saya sentiasa mendukung smg karya novel author dapat sehingga end 🥰🥰🥰
yg sabar ya thor n ttp semangat 💪💪😀
suwun u/ upnya