NovelToon NovelToon
Pernikahan Terpaksa

Pernikahan Terpaksa

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:26.4k
Nilai: 5
Nama Author: Elok Oren

Yura adalah gadis kecil yang terlahir dari keluarga berada. Bapak Yura bernama Alwi merupakan Kepala Polisi Angkatan Darat yang bertugas di Tanjung Batu-Kepulauan Riau. Dan Ibunya bernama Lili hanya bekerja sebagai IRT. Yura kecil hidup dalam keluarga yang harmonis dan bahagia. Tetapi setelah dewasa, kehidupannya berubah 180° tak seindah masa kecil nya. Semua bermula saat Bapak nya menjodohkannya dengan lelaki pilihan Bapak nya, yang sama sekali tidak ia cintai. Hingga mengakibatkan Yura hidup dalam penderitaan setelah ia menikah. Yura membesarkan keempat anaknya seorang diri dan hidup dalam kesederhanaan, sebab suami pilihan Bapaknya telah berani mengkhianatinya. Kini Yura hanya pasrah kepada takdir yang sudah Tuhan tetapkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elok Oren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 5 Berpisah

...***************...

Semenjak kejadian Alwi menolak pinangan Hamdan, Yura selalu mengurung dirinya di kamar, dan perubahan drastis terjadi pada diri Yura. Tadinya Yura adalah sosok gadis yang ekstrovert, kini berubah menjadi sosok gadis introvert. Semua itu tak lepas dari pengamatan Alwi dan Lili.

“Gimana ini Pak? Semenjak kejadian itu, Yura sangat berbeda sekali.” Khawatir Lili kepada putri sulung nya itu.

“Ibu tenang saja, ini hanya sementara. Sebentar lagi Yura pasti ceria lagi seperti sediakala.” Yakin Alwi.

“Tapi Ibu tidak yakin Pak. Bapak tau sendiri kan putri kita sangat mencintai nak Hamdan. Pasti saat ini Yura sangat kecewa sekali dengan keputusan Bapak.” Yakin Lili bahwa putrinya akan membutuhkan waktu lama untuk menerima kenyataan yang ada.

Alwi terdiam memikirkan apa yang disampaikan oleh istrinya.

“Sudahlah Bu, jangan Ibu fikirkan. Bapak mau pergi tugas dulu.” Pamit Alwi yang ingin berangkat tugas sebagai kepala polisi.

“Iya Pak, hati-hati di jalan ya Pak.” Pesan Lili sambil mencium punggung tangan suaminya dengan takzim.

“Iya Bu.” Ucap Alwi.

Setelah kepergian suaminya, Lili pun beranjak pergi ke kamar Yura, untuk melihat kondisi putrinya saat ini.

Tok..tok…tok

“Yura… ini Ibu nak, apa Ibu boleh masuk?” Tanya Lili sambil terus mengetuk pintu kamar putrinya.

Hening… tak ada jawaban.

“Sayang… buka pintunya nak. Ayo kita sarapan, kamu dari tadi malam belum ada makan, nanti kamu sakit nak.” Khawatir Lili yang tak kunjung mendapat jawaban dari dalam kamar putrinya.

Tidak lama kemudian…

Ceklek

Suara pintu kamar Yura terbuka, menampilkan sosok Yura yang memprihatinkan. Mata sembab, wajah pucat dan lemas. Lili yang melihat kondisi putrinya pun langsung memeluk putrinya tersebut.

“Yura tidak lapar Bu,” lirih Yura tanpa membalas pelukan Ibunya.

Lili melepas pelukannya berganti memegang kedua pipi putrinya yang terlihat tirus.

“Kamu harus makan nak, sedikit saja ya. Yang penting perut kamu ada terisi makanan.” Pinta Lili yang diangguki oleh Yura.

“Ibu ambilkan makanan kamu dulu ya?” Lili pun bergegas ke dapur mengambilkan makanan untuk Yura.

Tidak lama kemudian, Lili sudah kembali dengan membawa makanan dan minuman, lengkap dengan buahnya.

“Sini Ibu suapin, aaaaaaakkk,” tawar Lili sambil menyuapkan makanan ke mulut Yura.

Yura pun membuka mulutnya dan menerima suapan demi suapan dari Ibunya. Baru suapan yang ketiga, Yura langsung menutup mulutnya.

“Sudah Bu, Yura sudah kenyang.”

“Dua suapan lagi ya nak,” pinta Lili.

“Tidak Bu,” tolak Yura.

Akhirnya Lili mau tidak mau harus menyudahi suapannya kepada Yura. Setidaknya meskipun sedikit, ada makanan yang masuk kedalam perut Yura.

Pesan dari Author untuk Yura: “Seberat apapun masalahmu, tetap makan ya Yura. Karena Logika tidak berjalan tanpa Logistik.” 😁

~2 minggu kemudian~

Libur lebaran telah usai, Yura dan Hamdan kembali ke kota Pekanbaru tidak lagi bersama tetapi sendiri-sendiri.

Meskipun pinangannya ditolak, Hamdan tetap saja menemui Yura di Pekanbaru.

Suatu hari, Hamdan mengajak Yura ketemuan di taman kota sepulang kerja. Kini mereka berdua sedang duduk di salah satu kursi taman, tetapi diantara mereka belum ada yang memulai percakapan. Mereka masih terhanyut dalam fikiran nya masing-masing.

“Adek…”

“Abang…”

Panggil mereka secara bersamaan. Kalau dulu mereka akan saling tertawa terbahak-bahak saat mereka memanggil secara bersamaan, lain hal nya dengan saat ini mereka malah semakin canggung dan seperti asing.

“Silahkan adek dulu yang berbicara.” Tawar Hamdan kepada Yura.

“Tidak, abang saja dulu yang berbicara.” Tolak Yura.

“Baiklah,” jawab Hamdan.

“Adek, abang tau bahwa orangtua adek sudah menolak pinangan abang. Tapi, abang tidak akan menyerah, abang tetap akan memperjuangkan cinta abang sampai kita menikah.” Ucap Hamdan yang ingin membuktikan keseriusan cintanya kepada Yura.

“Abang sudah memikirkan hal ini matang-matang, dan sudah minta persetujuan kepada orangtua abang. Dan Alhamdulillah orangtua abang menyetujuinya.” Terang Hamdan.

Yura masih diam dan menyimak apa yang akan disampaikan oleh Hamdan.

“Abang ingin mengajak adek menikah di tempat paman abang, di Singapore.” Ajak Hamdan.

Yura langsung menoleh ke Hamdan, lalu membuka suaranya.

“Adek tidak mau bang.” Tolak Yura.

“Kenapa dek?” Tanya Hamdan.

Yura terdiam, tak memberi jawaban apapun.

“Apakah adek sudah tidak mencintai abang lagi? Tidak mau kah adek menikah dengan abang?” Hamdan terus mencecar Yura dengan pertanyaan yang Hamdan sendiri sudah tau jawabannya apa.

“Maaf bang, adek benar mencintai abang dan adek benar ingin menikah dengan abang. Tetapi bukan seperti ini caranya kita menikah. Adek tidak mau menikah tanpa restu dari orangtua adek.” Tegas Yura menolak permintaan Hamdan.

“Tapi dek, itu satu-satunya cara agar kita bisa menikah.” Bujuk Hamdan, yang tidak kehabisan cara agar Yura mau menikah dengannya.

“Tetap adek tidak mau bang, adek tidak mau mencoreng wajah orangtua adek sendiri dengan arang bang.” Yura tetap pada pendiriannya.

Karna walau bagaimanapun cintanya pada kedua orangtuanya lebih besar daripada cintanya pada Hamdan.

“Baiklah, jika memang itu keinginan adek. Maka mulai saat ini kita sudah tidak memiliki hubungan apapun." Hamdan langsung memutuskan hubungannya dengan Yura.

Jleb

Yura merasakan sesak di dada nya. "Sakit Ya Allah," monolog Yura dalam hati.

Sebelum berbicara, Yura menarik nafas nya sejenak, guna menetralkan perasaannya.

"Jika ini adalah keputusan abang, maka adek ikhlas berpisah dengan Abang. Karna sampai kapan pun adek tetap memilih orangtua adek." Ucap Yura dengan suara bergetar menahan tangis.

Mendengar jawaban Yura, Hamdan merasa kecewa. Dan langsung pergi meninggalkan Yura sendirian di taman.

Yura yang ditinggal pun, tidak dapat menahan genangan di matanya. Air mata Yura pun lolos begitu saja tanpa henti.

Tiba-tiba hujan turun, air mata Yura pun kini telah menyatu dengan rintikkan air hujan. Kini alam seolah-olah ikut merasakan kesedihan yang Yura alami.

Yura pun bergegas untuk kembali kerumahnya dengan kondisi basah kuyup.

Sesampai dirumah, Yura langsung mandi untuk membersihkan badannya lalu menunaikan kewajibannya, setelah itu Yura pun langsung tidur dan melewatkan makan malamnya.

Keesokan harinya, Yura demam tinggi dan tidak masuk kerja.

Alwi yang memiliki ikatan batin yang kuat terhadap putri sulung nya itu pun, merasakan ada sesuatu yang tidak beres terjadi pada putrinya.

Alwi segera mengambil handphone nya untuk menghubungi putri nya.

Drrrrttt...drrrrttttt...

Nomor yang anda tuju... Belum sempat suara operator telepon berbicara, Alwi langsung memutuskan sambungan teleponnya.

Alwi mencoba menelpon Yura kembali, alhasil Yura pun mengangkat telponnya.

"Assalamu'alaikum wr.wb nak." Panggil Alwi.

"Wa'alaikumussalam wr.wb Pak." Jawab Yura.

"Kenapa suara kamu sengau begitu? Apa kamu sedang sakit nak?" Tanya Alwi yang saat ini sedang khawatir dengan kondisi putrinya.

Yura yang tidak bisa menyembunyikan apapun dari Bapak nya, memberitahu kondisi ia saat ini.

"Iya Pak, Yura sedang tidak enak badan. Haaaaccchhiimmm..." Yura pun mulai bersin-bersin.

"Sudah minum obat nak?" Tanya Alwi.

"Belum Pak, Yura tidak sanggup berdiri karna kepala Yura pusing." Adu Yura pada Bapaknya.

Alwi yang tambah khawatir dengan kondisi putrinya pun langsung berucap.

"Tunggu Bapak, Bapak akan kesana menjemput kamu." Ucap Alwi yang langsung bersiap-siap berangkat ke Pekanbaru.

"Iya Pak." Jawab Yura dengan nada lemas.

Tuttt..tuttt

Telpon pun langsung Alwi matikan.

Alwi segera memberitahu istrinya untuk menjemput Yura ke Pekanbaru. Lili ingin ikut Alwi menjemput putrinya, tetapi Alwi melarang nya sebab Yura memiliki adek yang tidak bisa ditinggal.

Saat ini yang bisa Lili lakukan adalah mengiringi suami dan putrinya dengan do'a, sebab Lili pun sama khawatirnya dengan Alwi. Mereka tau jika kondisi putrinya sedang tidak baik-baik saja semenjak pinangan Hamdan di tolak. Makanya Alwi segera menjemput Yura sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

...Quotes...

...“Cinta tak harus memiliki”...

Jangan lupa ya pembaca setia yang saya cintai, untuk meninggalkan jejak komentarnya, like, subscribe, vote, serta tolong membacanya jangan di skip yaa… 🙏🏻🙏🏻🙏🏻

Terimakasih banyak atas dukungan pembaca dan teman-teman selama ini, dan mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan, kesamaan nama tokoh, tempat dan latar. ❤️❤️❤️

...***************...

1
Elok Oren
oke, terimakasih Mak atas masukkannya 🤗😘
Elok Oren
ingus yang paling berkesan, apalagi kalau membentuk angka 11 atau menggelembung seperti balon 🤭🤣🤣🤣
Elok Oren
owhhh itu ya jawabannya kalau dilamar orang. oke, tak coba nanti kalau ada pangeran yang melamarku 🤭😁
Elok Oren
hehehe iya ya
Elok Oren
karna Alwi kira mereka hanya teman biasa, Yura dan Hamdan mereka backstreet Mak.
Elok Oren
karna dia masih berfikiran positif waktu itu kalau Yura dan Hamdan berteman, kalaupun suka ya wajar, tapi gak sampai ke jenjang pernikahan.
Elok Oren
Abel* Hahahaa iyaaa aunty
Kikan Dwi
Abel tolong do'akan aku kaya raya 🥰🥰🥰
Elok Oren: oke, aku doain aunty kayak rayap Aamiin 😇🤗🥰😘🤪
total 1 replies
Kikan Dwi
nah berdoa nya gitu bel auto kaya nanti
Elok Oren: Aamiin, iya aunty maaci 😘😘
total 1 replies
Kikan Dwi
seru bgt jd Abel 🤭
Elok Oren: Iyakan, rasa pengen jadi Abel juga.
total 1 replies
Kikan Dwi
aku ngebayangin apa ini 🤔
Elok Oren: ngebayangin apa hayooo 🤣
total 1 replies
Yukii
aku jadi inget, ini cerita yang diambil dari kehidupan nyata kan? lalu, apakah Abel juga didunia nyata punya keistimewaan semacam ini?
Elok Oren: Yes, that's right, dan Abel sekarang jadi bos ku. dan MasyaAllah baik banget orangnya 🤗🥰🥰
total 1 replies
MentariSenja
/Rose/𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔𝚖𝚞 😍
Elok Oren: terimakasih banyak ibu 🤗🥰😘
total 1 replies
LapCuk
Akhirnya resmi cerai juga mereka.
Elok Oren: Iyaa Alhamdulillah jadi janda yeeaaayyy 🤗🤗🤗
total 1 replies
Elok Oren
Ikan apa Mak??? 🤔🤔🤔
LapCuk
Butuh waktu yang lama untuk menyelesaikan ceritanya ya Bel😆
Elok Oren
iya, asalkan jangan mengadu domba aja kak 🤭😁
LapCuk
Biang rusuh ini memang no satu kalau soal mengadu
Elok Oren
Bener, terkadang sebagai seorang anak suka mengenyampingkan kasih sayang orangtua dan lebih sayang sama pasangannya sendiri.
LapCuk
Pantes lah nggak ada yang mau menolong 😁
Elok Oren: Hahahaha iyaaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!