Skandal Mr. Mafia

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Keesokan harinya, Nathania Sudah memaksakan dirinya kembali bekerja meskipun kedua orang tuanya sudah melarangnya.

Wanita itu memang sangat keras kepala hingga membuat kedua orang tuanya kewalahan mengajaknya bicara. Apalagi semenjak rencana pernikahannya yang dalam beberapa hari ini akan di selenggarakan terancam batal, jika Nathania tak kunjung menemukan Seorang pria yang bisa menjadi suami pengganti untuk nya.

"Bagaimana ini? Daddy hanya memberiku waktu dua hari untuk menemukan calon suami yang pas denganku!" Gumamnya sembari berjalan mondar mandir di dalam ruang kerjanya saat ini.

Tak berselang lama, pintu ruangan itu tiba-tiba terbuka. Satria, masuk untuk menemui sepupunya yang nekat untuk bekerja di masa pemulihan.

"Nia," Sapanya setelah berhasil berdiri di hadapan Nia yang tak sengaja menabraknya.

"Aduh" Sontak Nia mengaduh akibat kepalanya membentur Dada bidan Satria. "Ck. kenapa kau tiba-tiba muncul di hadapanku, hah?" Omelnya sembari mengusap kepalanya yang terasa nyeri.

Kini ia berbalik menuju ke arah meja kerjanya, laku menjatuhkan bokongnya di sana. Satria pun dengan sigap berjalan mendekati Nia, lalu dengan penuh perhatian Pria itu menempelkan tangannya ke atas kening sepupunya itu.

Namun secepat kilat Nia menepis tangan satria yang menempel di keningnya. "Ck. kau ini apa-apaan. " Ketusnya sembari menyandarkan kepalanya di atas kepala kursi.

Sejenak ia merenung, Waktunya tinggal satu hari lagi untuk bisa menemukan pria yang bersedia menikahi dirinya esok lusa. Sebenarnya tuan Aiden sudah menawarkan untuk membatalkan saja pernikahan ini, toh alasannya sudah jelas jika calon pengantin Pria kedapatan menghamili wanita lain.

Jadi, setidaknya kesalahan batalnya acara bukan karena Pihak Nathania. Namun agaknya Nathania keberatan. Wanita itu merasa malu jika lagi-lagi ia harus batal menikah karena sebuah penghianatan.

Karir yang cemerlang, wajah yang cantik, keluarga yang mapan pun tak bisa menjamin jika Hidup kita akan semulus jalan Tol. begitulah nasib yang di alami Nathania Collins haditama. Mirisnya di usia dua puluh sembilan tahun, ia belum menikah juga.

Padahal Kakak kembarnya saja sudah menikah dan memiliki seorang putra yang berusia empat tahun.

"Apa kau sudah menemukannya?" Tanya Satria yang saat ini sudah duduk di atas kursi berseberangan dengan meja kerjanya.

"Apa maksudmu?" Bukannya menjawab, Nia malah balik bertanya tanpa merubah posisinya saat ini.

"Ck. tentu saja pria lain yang mau menikahi mu!"

Deg

Nia terhenyak, Sampai-sampai ia langsung reflek merubah posisinya menjadi duduk. "Tau dari mana kau?" Ketusnya tak menduga jika Sepupunya itu mengetahui rencananya untuk mencari Suami pengganti.

Satria berdecak sinis. Lalu pria itu mengubah posisinya bersandar di kepala kursi sembari melipat kedua tangannya di depan dada. Kini pria yang lebih muda dua tahun dari Nathania itu menatap intens kepadanya seolah-olah ingin meminta penjelasan.

"Jangan menatapku seperti itu!" Sontak Nia memalingkan muka malu. adik sepupunya itu menatapnya dengan tatapan curiga seolah-olah tengah menelanjanginya saat ini. "Aku tau pasti kau dapat informasi sofa ini dari Daddy kan?" Cecarnya tanpa mau menatap ke arah sang sepupu.

Satria menghela nafasnya dalam-dalam sebelum menjawab pertanyaan dari Nia. "Jika belum, maka jadikan aku pria yang beruntung itu untuk menikahi mu!"

Deg

Mendengar itu, Nathania di buat terbelalak tak percaya dengan ucapan Sepupunya sepupunya yang tak terduga.

"Jangan Gila, satria! mana mungkin aku menikahi sepupuku sendiri." Tolaknya mentah-mentah karena merasa jika itu tidak mungkin terjadi.

"Kenapa Tidak?" Eyel Satria yang terima mendapatkan dapatkan penolakan dari Nathania

Helaan nafas berat terdengar dari Nathania yang sebenarnya merasa kurang nyaman jika membahas masalah pribadi dengan sepupunya itu.

Meskipun sejak kecil mereka tumbuh bersama, Namun ia tetap kurang nyaman jika membahas masalah pribadi dengan orang lain meskipun Satria adalah sepupunya sendiri. Bahkan Nathania paling anti membahas soal asmara sehingga keluarganya tak pernah mengetahui siapa sebenarnya pria yang Nia cintai selama ini.

"pokoknya aku bilang tidak ya tidak, tidak perlu memakai alasan apapun." Ucapnya dengan tegas dan penuh penekanan.

"Bahkan Nathaniel saja menikahi Gladys, lalu kenapa kita tidak? bukannya akan lebih baik menikahi sepupu agar trah keluarga kita bertahan?" Satria tak menyerah juga. Bahkan pria itu berusaha untuk mencari berbagai alasan agar Nia mau menerima cintanya.

Pikirannya hanya ini lah caranya ia bisa menggapai Nia sebelum wanita itu menemukan pria yang mau menikahinya.

Namun Agaknya usahanya kali ini tetap mendapati jalan buntu karena Nia seolah tak sekalipun mengganggap serius ucapannya.

"Aku harus pergi!" Nia bangkit dari kursinya berusaha untuk menghindari pembicaraan lebih jauh lagi dengan satria.

Satria kembali mencekal lengan Nia, Agaknya pria itu tak mau menyerah dan terus berusaha membujuk Nia agar mau menikahinya saja. "Kau mau kemana, Nia?" Tanya Satria pada Nia yang terlihat buru-buru ingin pergi. Padahal mereka belum selesai berbicara.

Nia belum menjawab pertanyaannya padahal Satria sudah benar-benar siap jika Nia mau menunjuk dirinya sebagai pengantin pengganti.

"Ck.minggir Satria. Aku ini bukan anak kecil yang harus melaporkan apapun kegiatanku padamu. Jawab Nia sembari mengurai cekalan Satria darin tangannya, Lalu tanpa pikir panjang ia langsung melangkah pergi tanpa mau mendengarkan Teriakan Satria yang terus memanggil namanya.

Bahkan Pria yang lebih muda dua tahun darinya itu terus mengikuti langkahnya hingga ke parkiran mobil. Entah setan apa yang menyusupi pikiran Satria yang tiba-tiba menawarkan sebuah pernikahan dengannya, padahal selama ini yang Nathania tau, Adik sepupunya itu tak pernah bersikap berlebihan padanya.

BRAK

Dengan Kasar Nia menutup pintu mobilnya karena Satria terus berusaha untuk menghalanginya. Bahkan saking kencangnya, Satria sampai mengangkat tangannya tinggi-tinggi sembari menatap Mobil Nia yang melaju tak terkendali.

"Ck.Sial" Umpat Pria muda itu dengan gestur memukul angin. Ia terus mengumpat karena usahanya untuk meyakinkan Nathania agar menjadikannya pengantin pengantin tak di gubris oleh Wanita pujaannya itu.

Bahkan Nia terang-terangan menolaknya hingga kini Satria merasa jika perjuangannya selama ini sia-sia saja.

Di sisi lainnya, Nathania pun menatap sendu ke arah kacang spion mobilnya,Wanita itu menitihkan Air matanya karena merasa harga dirinya begitu terluka saat ini.

Tak berselang lama akhirnya mobil Nia menepi di sebuah taman yang tak jauh dari Rumah sakitnya. Taman itu nampak sepi hingga membuatnya berpikir untuk meluapkan uneg-uneg yang selama ini ia tahan di sana.

"Sebegitu menyedihkannya kah aku hingga Satria saja rela mengorbankan dirinya hanya untuk menikahi ku? Apakah tidak ada pria yang menginginkan aku di dunia ini, Tuhan? Kenapa kau tega sekali padaku??"

Nia berteriak Frustasi karena beranggapan Tuhan tak pernah berpihak padanya selama ini.

"BERISIK."