Secret Wedding ( Jimmy & Alisa )

Pagi harinya Alisa terbangun dengan masih berada di pelukan hangat Jimmy, dia tersenyum saat merasakan tangan besar itu meraup pinggang nya cukup erat. 

Alisa mendongakan wajahnya untuk menatap wajah tampan suaminya di pagi hari.

"Lagi tidur aja Lo ganteng, Jim." Gumam Alisa lirih sambil mengusap pelan rahang tegas suaminya.

Tiba-tiba saja tangan nya di cekal oleh Jimmy, membuat Alisa terkejut. Dia kira Jimmy belum bangun, dia merasa malu kalau Jimmy tau dia memuji ketampanan nya secara langsung.

"Lepasin, Jim."

"Oke, tapi ada syaratnya." Jawab Jimmy dengan senyum smirk nya.

"Syarat apa sih, Jim? Gak usah macem-macem deh." 

"Cium dulu sini." 

"Isshh Jimmy.." Alisa merengek membuat Jimmy terkekeh. 

"Gue ganteng kan? Lo beruntung punya suami se good looking gue." 

"Aisshh iya iya, serah Lo aja deh. Sekarang lepasin, gue mau mandi." Pinta Alisa lagi, tapi sepertinya Jimmy takkan melepaskan nya semudah itu. 

"Cium dulu, baru gue lepasin." 

"Jimmy.." 

"Hmm.." Jimmy hanya berdehem sebagai jawaban, tanpa melepaskan tangan dan dekapan tangan nya di pinggang Alisa.

"J-angan buat gue malu, Jim."

"Idih, siapa yang bikin Lo malu? Gue kagak tuh, gue cuma minta cium doang. Itung-itung hadiah buat gue."

"Hadiah apa?" Tanya Alisa dengan alis yang berkerut heran.

"Hadiah karena gue dah balik dengan selamat." Jawab Jimmy tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Kok gitu sih," 

"Cepetan, tinggal cium doang apa susahnya sih?" 

Cup..

Jimmy mencium pipi Alisa dengan cepat, membuat gadis itu membeku seketika.

"Tinggal gitu doang, gak susah kan? Lagian bibir Lo gak bakal gatel kalo cium gue." 

Tak ada pilihan lain selain menuruti permintaan suaminya, Alisa menghela nafas nya lalu mendekatkan wajah nya ke wajah Jimmy. Tadinya dia hanya ingin mengecup pipi nya seperti yang di lakukan pria itu padanya, tapi tanpa di sangka Jimmy malah memalingkan wajahnya, membuat Alisa mencium bibirnya.

Tentunya, Jimmy takkan menyia-nyiakan kesempatan. Dia pria yang sangat pandai memanfaatkan situasi, dia mengubah posisi hingga membuat Alisa berada di bawah tubuhnya, mengungkung gadis itu tanpa melepas tautan bibirnya.

Jimmy melumaat bibir Alisa dengan lembut, sesekali dia memejamkan mata nya menikmati ciuman pagi harinya bersama Alisa. Pagi yang sangat menyenangkan bagi Jimmy, tadi malam dia mendapat pelukan hangat sebagai sambutan, lalu tidur sambil berpelukan dan kini ciuman selamat pagi alias morning kiss. 

Alisa menepuk-nepuk dada Jimmy saat dia mulai merasakan sesak karena kehabisan nafas, Alisa masih belum sehebat Jimmy dalam hal berciuman.

"Kebiasaan, nafas Lis nafas." 

"Gue gugup, Lo jorok amat cium gue padahal kita belom sikat gigi." Ucap Alisa kesal sambil memalingkan wajah nya ke samping.

"Terus gue peduli, gak ada bedanya ciuman pas udah gosok gigi atau belum, rasanya sama aja. Manis." Jawab Jimmy datar. 

"Udahkan? Sekarang lepasin gue."

"Gua masih belom puas cium Lo, Lis." 

"Jimmy, ayolah." 

"Sekali lagi." Jawab Jimmy lalu kembali mencium bibir istrinya dengan liar, membuat Alisa cukup terkejut dengan serangan mendadak yang di lancarkan oleh suaminya. Hanya sebentar, lalu dia melepaskan tautan bibirnya, lalu menatap istrinya yang sudah berkeringat.

"Balas ciuman gue, terus nafas. Gue mau ciuman kita bertahan lama." Alisa mengangguk dan Jimmy kembali mencium Alisa. 

Di bawah, Larissa terus saja melihat ke arah tangga, berharap menantu nya itu turun dari kamar nya. Tapi ini sudah jam 8 pagi, tak ada tanda-tanda putra atau menantu nya itu turun.

"Kenapa Ma? Keliatan gelisah gitu, nungguin siapa?" Tanya Raksa sambil menyesap kopi nya.

"Jimmy sama Alisa kok belum turun ya, Pa?"

"Biarin aja Ma, kan hari minggu mereka libur sekolah." Jawab Raksa.

"Gak biasanya aja Alisa belum turun jam segini." 

"Emang nya Mama mau apa kalau Alisa turun?" Tanya Raksa sambil terkekeh.

"Enggak sih, biasa nya aja udah turun." Jawab Larissa, membuat Raksa mengangguk.

"Mungkin masih malas-malasan, biarin aja." 

"Iya pa." Jawab Larissa, lalu kembali memasak untuk sarapan, hanya tinggal sedikit lagi. Kalau hari minggu, biasanya Larissa akan memasak agak siang karena semua orang hanya akan di rumah, tak ada yang pergi keluar rumah. Kantor libur, begitu juga dengan sekolah. 

Sedangkan di kamar, Alisa dan Jimmy masih terlibat ciuman panas, beberapa kali Jimmy nekat meraba dada istrinya, tapi Alisa tak membiarkan nya.

Setelah beberapa menit keduanya berciuman, akhirnya Jimmy melepaskan ciuman nya. Dia mengusap lembut bibir bawah istrinya yang mengkilat oleh saliva, hasil dari pertemuan antara bibir itu. 

Bibir Alisa membengkak karena ulah suaminya itu, Jimmy tersenyum smirk saat melihat wajah Alisa memerah, juga keringat di kening nya.

"Lo keringetan gitu kayak habis lari maraton aja, padahal cuma ciuman doang." Ledek Jimmy membuat wajah Alisa semakin memerah. 

"Gue mandi duluan." Alisa menyibak selimut dan berlari kecil ke kamar mandi. Sedangkan Jimmy terkekeh melihat kelakuan istri nya itu.

'Kok dia makin gemesin aja sih? Ya ampun, kenapa gue baru sadar sekarang ya?' 

Jimmy juga bangkit dari kasur, dia mengusap wajahnya dan pergi keluar dari kamar dengan wajah bantal nya. 

"Dah bangun Jim, mana Alisa?" Tanya Raksa. 

"Lagi mandi." Jawab Jimmy singkat, lalu pergi keluar dari pintu utama. 

Tak lama kemudian, Alisa menyusul dengan pakaian santai nya juga rambut yang masih setengah basah. 

"Pagi Pa." 

"Pagi sayang, kenapa baru turun?" Tanya Raksa. 

"Ee-emmm…"

"Kepo amat, Alisa dah punya suami ya Papa tau lah apa yang buat Alisa gak langsung turun." Sewot Jimmy sambil berjalan ke kamar nya, meniti satu persatu anak tangga.

"Eehh sayang, udah turun. Ayo kesini, bantu Mama menyajikan makanan." Ajak Larissa, dan gadis itu langsung menurut. Pergi ke dapur dan ikut membantu Mama mertuanya menyajikan makanan, membawa nya ke meja.

Jimmy sudah selesai dengan urusan nya di kamar, dia pergi ke dapur dan duduk di samping Alisa. Gadis itu berdiri dari duduknya dan melayani suaminya, lalu meletakan satu piring nasi dan lauk nya ke depan suaminya.

"Makasih."

"Sama-sama." Jawab Alisa sambil tersenyum, begitu juga Jimmy yang membalas senyuman istrinya, meski dengan senyum kecil nya yang membuat kedua orang tua nya takjub. 

Baru kali ini mendengar Jimmy berterimakasih, juga membalas senyuman seseorang dan itu istrinya. Awal yang sangat bagus.

.......

🌻🌻🌻🌻🌻