NovelToon NovelToon
Kenzie Dan Goresan Takdir

Kenzie Dan Goresan Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / nikahmuda / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Ibu Pengganti / Teen Angst
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: DarmaWati212

Ini tidak hanya bercerita tentang cinta sejati yang harus terpisah karena kesalahan. Ini juga bukan hanya tentang kejadian MAB, yang menghancurkan masa depan dua remaja. Tetapi ini juga tentang keluarga.

Kisah seorang anak yang harus menanggung derita atas kesalahan mereka. Dia yang tak mengerti apapun dipaksa bertanggungjawab dan menanggung luka. Di buang oleh ibu kandung, dibenci dan tak diakui oleh ayah sendiri. Menyakitkan, namun inilah garis takdirnya.

"Papa, jika kehadiranku sebagai anak haram adalah aib, akupun tidak ingin terlahir jika sebagai penghambat kebahagiaan kalian."

"Papa, Tuhan telah menjawab doaku, Kenzie telah dianugrahkan penyakit yang bisa membuat papa bahagia kembali."

"Aku harap, papa akan mencintai bunda Nara dengan tulus, karena dialah cinta pertama dan terakhir papa. Dan tolong, jangan pernah ada penyesalan karena inilah takdir."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DarmaWati212, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 21

Di bawah cakrawala kota Jakarta yang memancarkan cahaya senja, Kenzie merenungi satu minggu yang telah berlalu sejak kedatangannya. Meskipun masih terhanyut dalam ketidakbiasaan lingkungan yang baru meskipun ia pernah tinggal di disini sebelumnya, tetapi belaian udara segar Indonesia mampu menyapu kegelisahan di hatinya. Dibandingkan dengan negara yang pernah ia panggil rumah, Paris, kini Indonesia terasa seperti tempat yang lebih damai baginya. Mungkin karena lahir di tanah ini, setitik rasa kenyamanan merayapi jiwa Kenzie, terutama kini ia berbagi atap dengan Rani lagi, sosok yang beberapa tahun lalu telah meninggalkannya, meninggalkan kekosongan yang mengaburkan warna-warni hidupnya.

Kenzie, seorang murid yang taat pada aturan, patuh dalam kedisiplinan, namun kesempurnaannya hanya setara dengan rata-rata. Tak sehebat Rayhan dalam prestasi akademis, tak membuat keajaiban yang memukau keluarganya. Ia, yang telah menjalani pelajaran tambahan, les, dan bimbingan, tetap mengendap pada tingkat yang sama. Kesenangan dan kecintaannya tertuju pada seni, terutama musik dan tarian. Dalam langkah-langkahnya yang lincah, Kenzie menemukan kesejukan jiwa, tetapi tak pernah terlintas dalam pikirannya untuk menjadi seorang penyanyi atau idol.

Pernah ia bermimpi menjelma menjadi seorang idol, namun realitas keras membuyar nya. Perjalanan menjadi seorang idol bukanlah jalanan yang mulus, bukan hanya sekadar menguasai tarian dan merdu bernyanyi, tetapi penuh dengan rintangan yang tidak mampu ia tebak sebelumnya.

Dalam kesunyian pagi yang masih meraba-raba antara kabut dan sinar Kenzie yang perlahan menembus tirai, Jisung merenung. Dia merenung pada waktu yang terus berlalu, tak perduli betapa keras ia berusaha mengejarnya. Usia, sang penguasa tak tertandingi, menggenggamnya dalam kehampaan yang tak terbendung, membiarkan cita-cita terkatung-katung di tepian kehidupannya. Baginya, memikirkan tentang masa depan adalah seperti memetik bintang di langit, indah namun mustahil untuk dijangkau.

"Ayo berangkat,"seru Rani, tampil dengan kacamata hitam yang menutupi pandangannya dan masker yang menyelimuti wajahnya. Kenzie, meskipun sedikit heran dengan penampilan Rani yang misterius, tak berani bertanya. Mereka berdua bergerak dalam langkah-langkah yang melambai menuju masa depan yang belum terukir dengan jelas.

Kenzie, remaja tampan dengan seragam sekolah yang membalut tubuhnya, menatap Rani yang tengah sibuk mengatur barang-barang di tas selempangnya. Di pundaknya, sebuah beban berupa tas ransel memuat harapan-harapan dan mimpi-mimpi yang terlipat rapi dalam buku-buku pelajaran dan perlengkapan sekolah lainnya. Mereka menikmati sarapan pagi, sebuah momen kebersamaan yang semakin langka, tersisa hanya untuk keduanya. Rayhan dan Renra, dunia mereka terpisah oleh tanggung jawab yang memanggil, sarapan pagi menjadi ritual yang hanya ada dalam kenangan.

"Papa, sudah pergi?"tanya Kenzie, suara lembutnya memecah keheningan pagi yang tergulung dalam riuh rendah alam. Rani, dengan senyuman tipis yang mengisyaratkan kesedihan, menjawab,"iya, sudah sejak tiga puluh menit yang lalu."

Dalam kata-katanya terdapat rindu yang tak terucap, harapan yang terpendam, dan cinta yang terjalin rapuh di antara rentetan waktu yang terus mengalir.

Dalam gemuruh mesin yang bergemuruh, mereka melangkah ke dalam mobil, menuju sekolah baru Kenzie. Dalam perjalanan yang membelai jalan-jalan yang masih sepi, bayangan-bayangan akan pertemuan baru menghiasi pikiran Kenzie, menggantikan luka-luka masa lalu yang masih menganga di dalam relung hatinya. Namun, di tengah senyum yang merekah, bayangan teman-teman yang terlupakan merayap ke permukaan, menghadirkan kepedihan yang kembali menyelinap dalam ruang kesendirian. Mereka yang tahu akan status Kenzie, menyisihkan diri dalam jarak yang aman, meninggalkan Kenzie terkurung dalam penjara nama yang menggelikan.

Lima puluh menit berlalu dengan desiran angin yang menemani langkah-langkah ke arah yang belum diketahui. Mereka tiba di depan bangunan megah yang menjulang, tempat di mana impian dan harapan bergandengan tangan dengan takdir yang belum terbaca.

Rani, dengan tekad yang menggetarkan hati, memilih sekolah ini sebagai jendela baru bagi Kenzie, tempat di mana bakatnya bisa berkembang tanpa rasa takut akan pandangan mata yang menghakimi. Meskipun belum pernah menyaksikan Kenzie menari atau bernyanyi, Rani merasa getaran kecil dalam jiwanya, merasakan bahwa di balik tirai malam yang menyamarinya, ada bintang yang siap bersinar dengan gemilang. Baginya, mendukung Kenzie dalam setiap langkahnya adalah tugas yang dijalani dengan penuh cinta tanpa pamrih, karena senyum Kenzie adalah sunyi nya dunia yang tak terkira.

Turun dari mobil, Rani dan Kenzie memancarkan kehadiran yang tak terbantahkan, memikat pandangan-pandangan yang melintas di sekeliling mereka. Rani, dengan balutan busana yang menandai kelasnya, melangkah dengan keanggunan yang telah menjadi tanda tangannya. Di balik kacamata hitam yang menutupi pandangannya, kecantikan yang tak terpadat mengalir dalam getaran yang tak terungkapkan. Usia yang telah melewati masa-masa keemasan tak mampu memadamkan semangat yang membara di dalam dirinya. Dan di saat seperti ini, di tengah hiruk-pikuk pagi yang masih terlelap, dia dengan penuh semangat memandu Kenzie menuju jalan baru yang mengintip dari balik langit-langit harapannya.

"Silahkan masuk, nyonya,"sapaan hangat seorang guru menyambut kedatangan Rani, membawa kilau keakraban yang melingkupi ruangannya. Sinar senyumnya mencerahkan wajahnya, mungkin karena ia telah mengenal siapa Rani sebenarnya, sosok yang memancarkan keanggunan dan ketegasan.

Dengan langkah-langkah yang dipimpin oleh keinginan baru, Rani dan Kenzie melangkah masuk ke ruang guru, di mana pembicaraan kecil mengalir mengenai peralihan Kenzie ke lingkungan baru ini. Dalam sekejap, kesepakatan tercapai, dan seperti aliran sungai yang tak tertahankan, guru wanita itu langsung menggandeng Kenzie menuju kelasnya yang baru. Rani, dengan hati yang bergetar oleh kecemasan dan harapan, mengikuti di belakang, ingin memastikan bahwa kelas itu akan menjadi tempat yang nyaman bagi cucunya untuk mengejar impian-impiannya. Di sekitar mereka, langkah-langkah anak-anak masih bergelut dengan ketergantungan akan dunia luar, mungkin belum memahami betapa pentingnya waktu untuk belajar. Namun, bagi Kenzie, waktu adalah guru yang tak kenal lelah, telah melatihnya menjadi sosok yang taat dan teladan sejak usia muda.

Nara dan Alvaro, dua sosok yang tengah merajut kisah persahabatan di lorong-lorong kelas, terkejut mendapati pandangan seluruh murid tertuju pada satu titik. Rasa penasaran yang memuncak mendorong Nara untuk bergabung dengan kerumunan, ingin mengetahui apa yang menarik perhatian mereka.

Dengan hati yang berdebar, Nara mendengar bisikan-bisikan samar yang bergema di antara siswa-siswa yang berkumpul.

Dalam ruang yang dipenuhi dengan bisikan-bisikan yang menyelinap di antara setiap sudut, suara-suara remaja merajut benang-benang percakapan yang menggelitik rasa ingin tahu. Seorang siswi dengan rambut berkuncir kuda yang mengembang, memecah kesunyian dengan pertanyaan yang merayap perlahan di antara teman-temannya.

"Apakah itu murid baru?"tanyanya terdengar jelas di tengah hiruk-pikuk suasana.

"Begitu katanya. Murid baru yang kabarnya adalah anak sultan,"jawaban seorang siswi di sebelahnya menggema di ruang kecil itu.

"Pantas saja, penampilan ibunya sungguh memukau,"seru si siswi dengan kuncir kuda, matanya tak lepas dari sosok Rani yang menggoda pandangan.

"Benar sekali. Pasti dia sangat disayang,"komentarnya kembali meluncur, mata penasaran menyapu pandangannya pada Kenzie, remaja yang tinggi dengan pipi yang mengundang senyum itu.

"Jangan ngarep deh, dia pasti anaknya super dikelonin,"gumam yang lain, mata cemberut mencari kebenaran dalam sorot mata Kenzie.

"Iya banget, kayaknya kita gak bakal bisa nyentuh sama dia. Anak sultan kayak gitu pasti dijaga ketat,"ujar siswi itu dengan nada sedih yang terasa mendalam.

Sementara itu, Alvaro, yang sedang asyik dengan ponselnya, terdiam sejenak, mendengar bisikan-bisikan yang mengalun di antara siswa-siswi yang berkumpul. Mereka membicarakan Kenzie, si murid baru yang ternyata adalah anak dari salah satu sultan di negara ini.

Kedua mata Alvaro tertuju pada sosok yang menjadi pusat pembicaraan itu. Tak perlu heran ketika ia mengetahui identitas sebenarnya dari Kenzie. Anak dari keluarga yang telah diberikan pertolongan oleh ibunya Nara. Rumahnya yang megah, hampir tak tergoyahkan oleh waktu, dan dilapisi dengan kekayaan yang berkilauan seperti emas, membuatnya layak disebut sebagai seorang pangeran. Keberadaannya, tak diragukan lagi, telah mewarnai kisah kehidupan mereka dengan warna-warna keemasan yang menggetarkan.

Namun, pertanyaan yang melintas di JISUNG tidaklah sedikit. Bagaimana mungkin Kenzie bersekolah di tempat yang sama dengannya?Apakah Tuhan menjawab doanya, masih ada harapan untuk Rayhan? Apakah ini adalah sebuah kebetulan yang ditata oleh takdir, ataukah ada skenario yang lebih dalam yang tersembunyi di balik layar kehidupan mereka?

Nara pun tak dapat menahan diri untuk tidak berspekulasi. Mungkin, hanya mungkin, kehadiran Kenzie di sekolah yang sama dengannya adalah sebuah pertanda, sebuah jalan yang disulap oleh alam semesta untuk mempertemukan mereka dalam lingkaran yang lebih dekat, untuk mengulurkan tangan ke arah kesempatan yang baru, mungkin dalam bentuk yang penuh dengan misteri dan harapan.

Melalui Kenzie, Winter merasa bahwa ada titik-titik yang membelah jalan menuju pada Rayhan, titik-titik yang memungkinkan mereka untuk bertemu, untuk saling merasakan getaran yang tak terucapkan. Meski belum sepenuhnya mengerti siapa sebenarnya Rayhan, dan memori terakhir mereka yang terasa begitu mengejutkan, Nara tidak bisa membantah bahwa keberadaan Rayhan telah meresap dalam benaknya, meninggalkan jejak-jejak yang mengundang rasa ingin tahu yang tak terbendung.

Mungkin, Nara pikir, sikap dingin yang ditunjukkan oleh Rayhan hanyalah sebuah bentuk kenyamanan yang diukir oleh ketidakmengertian, sebuah dinding yang dibangun untuk melindungi diri dari ketidakpastian dan keraguan. Atau mungkin, di balik kedewasaan yang tampak, ada luka yang terpendam, yang memaksa Rayhan untuk menjaga jarak dari orang-orang asing, dari orang-orang yang mungkin bisa menyentuh hatinya dengan lebih dalam.

Namun, satu hal yang pasti bagi Nara adalah rasa kagum yang tak terbantahkan. Meskipun keberadaan Rayhan menyisakan misteri yang belum terpecahkan, Nara tak bisa menahan diri untuk tidak terpesona oleh aura yang memancar dari sosok itu, aura yang melambung tinggi di antara kerumunan, seperti bintang yang bersinar di tengah kegelapan malam.

1
Lady Orlin
iya lho, jarang koneksi secwpat ini apalagi sama org yg baru ketemu😌
Lady Orlin
Yah kenzie pulang😮‍💨
Lady Orlin
pasti sakit bgd jadi Rani, udah kyk anak sndiri Kezie wlp sbnernya cucunya
Lady Orlin
serius? khawatir kenapa dok🥺🥺
Lady Orlin
Hey jgn diperhatiin lagi bobo😆😆
Lady Orlin
aku dukung Alvaro lamar Nara🔥🔥
Lady Orlin
trnyataoh trnyata Nara anak Nadya🙃
Lady Orlin
lagi mikirin cowo lain tuh Al😆😆
Lady Orlin
Lho nara mash kesemsem ama Rayhan🤣🤣
Lady Orlin
wow so sweet, smoga langgeng yahh😍
Lady Orlin
Nadya baik bgd pdhl Kenzi org baru dikenal🤩
Lady Orlin
rumit kl kamu gak cari jalan kekuar Ray, jangn cuma dioendam tapi cari jln kluar
Lady Orlin
Segini dulu kak, nnti aq lanjutt .. kerennn, semangattt syelalu🔥🔥
Lady Orlin
Pasti ngarep bgd ya Ken Keluarga sendiri sebaik Kel. Nadya😭😭
Lady Orlin
Wah ati2 Ken sama org yg baru aja dikenal😌
Lady Orlin
Kok aku OVT Nadya ibu kandunf Kenzi😨😨
Lady Orlin
Apa Nadya ada hubungannya sama Kenzie?
Lady Orlin
Saking udh sayangnya sama Kenzii😭😭
Lady Orlin
siapa Nyonya ini? Hmmm
Lady Orlin
seseuknya sampe sini Ken😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!