NovelToon NovelToon
Di Gilir Keluarga Suami

Di Gilir Keluarga Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Cinta Paksa / Romansa / Pembantu / trauma masa lalu
Popularitas:9.4k
Nilai: 5
Nama Author: bryan.gibran

Namaku Refelin, Gadis 19 Tahun yang harus rela mengorbankan masa muda untuk menikah dengan anak majikan ibuku.

Tapi sayangnya, kisah kehidupan rumah tangga ku tak seindah yang ku bayangkan.
Semua pilu ku berawal dari pernikahan itu, Aku diperlakukan bagai piala bergilir, diperbuat seenaknya dan hanya dicari ketika sedang dibutuhkan saja. Aku tidak menyangka pernikahan ku dengan anak majikan ibuku itu akan menjadi momok menakutkan yang membuatku trauma seumur hidup.

Hancur sekali hidupku, Mampukah aku melewati semua beban ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bryan.gibran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 : - Dibalik Kebaikan Pak Abra

Dingin sekali malam ini, aku tidak tau harus menuju kemana. Dipinggir jalan yang mulai sepi ini aku terus melanjutkan langkah tak tentu arah, aku ketakutan, aku haus dan aku letih.

Aku tidak mempunyai uang atau benda berharga untuk dijual, Ya Tuhan bagaimana ini, kemana aku akan berteduh malam ini.

Aku sudah cukup jauh berlari dari rumah Aldi, Aku memang telah terbebas dari jerat keluarga Abra, tapi ternyata aku belum bisa tenang, sesuatu yang lebih buruk telah mengusikku, aku tidak tau harus pulang kemana, aku kebingungan mencari tempat untuk bernaung malam ini.

"Sedih sekali nasib mu Elin" lirih ku berbicara pada diri sendiri.

Ditengah lelah ku, aku memutuskan untuk kembali kerumah ibu saja, aku sudah siap menerima ocehan dan cerewet dari ibu, yang penting malam ini aku mendapat tempat untuk tidur.

Butuh waktu berjam-jam untuk sampai kerumah ibu dengan berjalan kaki, suasana jalanan pun semakin sunyi dan sepi, aku memeluk diriku sendiri ditengah dinginnya malam ini, aku takut ada seseorang yang akan mengganggu ku dijalanan ini, bukan hantu yang aku takutkan, tapi lelaki hidung belang yang berkeliaran tengah malam.

***

Tin... Tin... Tin...

Saat aku menyusuri jalan, aku terkejut, tiba-tiba ada mobil mendekat kearah ku, lampu terang nya menyorot seluruh tubuhku hingga aku merasa silau.

Aku mencoba bersikap tenang dan terus melanjutkan langkah ku, tapi perlahan-lahan mobil itu mengikutiku dari belakang.

Aku mempercepat langkah, tapi justru mobil itu semakin melaju mengejarku.

"Elin..!" Seru seseorang dari dalam mobil itu. Aku sempat menoleh kebelakang tapi aku kembali berlari menjauh darinya.

"Elin, jangan berlari, ini aku Pak Abra" seru suara itu lagi, aku yang merasa kelelahan dengan napas tersengal-sengal seketika menghentikan langkah.

"Naik lah Elin" pinta Pak Abra dari jendela mobilnya.

"Gak Tuan, aku gak mau kembali kerumah itu, biarkan aku pergi" mohon ku dengan suara bergetar. Tiba-tiba Pak Abra turun dari mobil, tersenyum kearahku.

"Jadi kamu mau kemana?" Tanya Pak Abra.

"Aku mau pulang kerumah ibu" kata ku, menunduk.

"Yasudah, ayo masuk kemobil. Biar kuantar pulang kerumah ibumu" ucap Pak Abra. Aku tersentak kaget, langsung meluruskan pandangan ku menatap Pak Abra.

"Tu.. Tuan serius?, Tuan akan mengantarkan ku pulang?" Tanya ku, memastikan tawaran Pak Abra.

"Jangan panggil aku Tuan, panggil saja Pak Abra, aku ayah mertua mu" kata Pak Abra.

Sejujurnya aku tidak yakin pada sosok ayah Aldi ini, tapi karena tidak punya pilihan, suasana malam pun semakin sepi, aku menerima ajakan Pak Abra, berharap dia akan bersikap baik kepadaku.

"Kamu jangan takut, kamu sudah aman didalam mobil ini, aku akan mengantar mu pulang" kata Pak Abra, tersenyum menatap ku.

"Te.. terima kasih pak, aku lega sekarang, ternyata Pak Abra sangat baik" kata ku, memuji pak Abra, tidak seperti istri dan keturunan nya, Pak Abra berbeda, dia baik walau sedikit dingin.

"Kalau cape, tidur saja. Aku tau kok jalan menuju kerumah ibu mu" kata Pak Abra. Aku hanya mengangguk, tapi walaupun aku memuji kebaikan Pak Abra, aku belum percaya seutuhnya kepadanya, aku tetap terjaga untuk melihat arah jalan kemana Pak Abra membawaku.

"Kamu kenapa kabur dari rumah?" Tanya Pak Abra saat sedang menyetir.

"Aku tidak sanggup pak, keluarga bapak memperlakukan aku seenak mereka saja. Terlebih dengan Aldi, dia tidak pernah mengerti perasaanku" jawab ku.

"Maafkan mereka ya, Aldi memang arogan, tapi sebenarnya dia baik. Nanti saya akan coba bicara baik-baik dengan Aldi agar lebih memperhatikan kamu" ujar pak Abra, ungkapan nya memang selayaknya kepala keluarga yang bertugas mengayomi.

"Tapi pak, apa mungkin Aldi bisa berubah?, aku rasa satu orang dirumah Pak Abra tidak ada berpihak kepadaku" Tanya ku ragu.

"Kamu tenang saja, kan ada saya, saya gak akan biarkan mereka bertindak berlebihan kepadamu, wanita cantik sepertimu tidak pantas menangis" kata Pak Abra, jawaban nya memang terkesan ingin menjagaku tapi juga membuat ku risih saat Pak Abra melontarkan pujian. Semoga firasatku tentang kebaikan pak Abra nyata adanya.

"Aku takut kembali kerumah bapak, biarkan aku beberapa hari tinggal dirumah ibu ku dulu" kata ku.

"Tidak apa-apa Elin, tapi kalau kamu sudah siap, saya yang akan menjemputmu kembali kerumah" kata Pak Abra, entah mengapa Pak Abra tiba-tiba bersikap sangat baik seperti itu, apa mungkin itu sifat asli Pak Abra, tapi ketika dirumah dia memang tidak menindasku, tapi terkesan tidak peduli kepadaku.

***

"Pak, kenapa kita kesini?"

Sekitar lima belas menit aku menaiki mobil Pak Abra, Raut wajahku seketika berubah panik ketika Pak Abra membelokkan setir mobilnya ke suatu bangunan yang bertingkat.

"Pak, ini bukan rumah ibuku" cemas ku. Mulai tidak tenang, ingin keluar dari mobil Pak Abra.

"Sudah larut malam, kita lanjutkan perjalanan besok pagi, malam ini kita menginap disini" ujar pak Abra, aku geleng-geleng kepala, entah apa maksud Pak Abra membawaku ke tempat yang tidak kuinginkan ini.

"Pak, tolong jangan macam-macam, kita dimana?" Tanya ku penuh kepanikan.

"Kita di hotel sayang, kita bersenang-senang malam ini ya. Kalau kamu tidak mau berhubungan dengan Aldi, biar saya saja yang menikmati tubuhmu, gak boleh wanita secantik kamu dianggurkan berlama-lama" ucap Pak Abra, ternyata niat baiknya hanya kebohongan belaka, dia malah menjebakku. Aku sudah berhati-hati, tapi aku tidak menyadari kebusukan pak Abra, Aku dengan mudah percaya dengan kata-kata nya. Pak Abra ternyata tidak ada bedanya dengan anggota keluarga nya yang lain, justru perbuatan lebih bengis dan tidak terpuji.

"Ayo turun sayang" ucap mulut busuk pak Abra.

"Pak, jangan pak.." rintih ku, mulai menangis kacau.

"Tolongggg..." Teriak ku dari dalam mobil, berusaha membuka pintu mobil tapi pak Abra masih mengunci nya.

Plakkk...

Pak Abra menamparku, aku sempat melawan tapi sempitnya ruang didalam mobil itu membuat ku tidak bisa leluasa menjauhkan diri dari pak abra. Kemudian tanpa ampun Pak Abra membekap mulutku, aku merasakan sesak hingga akhirnya jatuh pingsan.

***

"Aduh kepalaku pusing sekali.." lirihku sambil memegangi kepala yang terasa berdenyut-denyut. Sadar dari pingsan, perlahan aku membuka mata dan sudah mendapati diriku terbaring lemah diatas ranjang putih, sepertinya aku sedang berada dikamar hotel.

Aku melihat diriku masih berpakaian rapi seperti saat sebelum aku pingsan, dan mendapati rambutku tidak acak-acakan, aku juga tidak merasakan sakit bagian sensitif ku, itu artinya aku belum disentuh oleh lelaki tua sialan itu.

"Sudah bangun sayang?" Suara laki-laki terdengar, tapi tidak dengan sosoknya.

Aku sangat ketakutan, aku kembali menangis dan beranjak dari atas kasur, berniat untuk keluar dari kamar itu.

"Jangan buru-buru, mau kemana sih?, kan kita belum bersenang-senang" suara laki-laki itu terdengar lagi, saat aku meriah daun pintu, ternyata pintu itu terkunci rapat.

"Ahh, duniaku hancur, hancur, hancur..." Rintihku dengan suara lantang.

Tiba-tiba seseorang muncul dari arah kamar mandi, dia adalah Pak Abra, tangisku semakin menyeruak saat melihat Pak Abra hanya mengenakan handuk putih saja.

"Pak, tolong jangan begini" lirih ku, terkulai lemah sambil menangis menutupi wajahku.

"Aku gak akan menyakiti kamu, kita nikmati malam ini ya, kemari sayang, peluk aku" ucap Pak Abra.

"Aku pikir Pak Abra orang baik, ternyata tidak ada beda nya dengan seekor binatang jalang. Pak Abra mertuaku, kenapa bapak tega melakukan ini?" Aku berusaha menghindar tapi sepertinya kata-kata ku itu hanya membuat nafsu Pak Abra semakin membahana.

"Hahahaha, teruslah mengejek ku sayang, aku suka" kata Pak Abra, si tua bangka itu malah menyukai umpatanku.

"Pak, ingat cucu. Bapak udah punya dua cucu. Ingat aku siapa, aku menantu mu" aku bersimpu lutut dihadapan Pak Abra, memohon agar dia menghentikan kegilaan nya.

"Kamu tidak mau memberikan aku cucu dari Aldi, kamu tau sendiri kalau Aldi itu anak sulung dari keluarga Abra, sudah lama aku mendamba cucu darinya. Aldi lemah, tidak bisa cekatan, kamu selalu lolos darinya, dua malam ini aku selalu menguping kamar Aldi, tapi yang aku dengar hanya perdebatan dan suara tangis mu yang sangat cengeng. Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi, lebih baik aku duluan saja mencicipi mu, aku akan menciptakan cucuku sendiri dengan menanam benihku di perutmu" kata Pak Abra, kegilaan nya sudah memuncak, dia sama sekali tidak memperdulikan rintihan tangisku.

"Dasar gila, kalau kamu menyentuh ku dan aku hamil, benih itu akan menjadi anakmu, bukan cucumu" lirihku.

"Tidak peduli, aku akan membuat semuanya seolah Aldi yang menghamili mu, dan kalau sampai mulut sampah mu itu buka suara tentang kita malam ini, maka aku pastikan hidup mu dan hidup keluarga mu tidak akan tenang" ucap Pak Abra.

Bagaimana ini, aku sudah terkekang, berteriak pun tidak ada gunanya. Pintu kamar hotel terkunci, sementara aku sudah kehabisan tenaga karena terus menangis.

"Ayo sayang, kamu tidak bisa kemana-mana lagi, datanglah ke pelukanku"

1
bryan.gibran
Apa yang akan kalian lakukan jika berada di posisi Refelin?
Akbar Cahya Putra
Mantap banget, author! Jangan berhenti menulis ya!
Tōshirō Hitsugaya
cerita ini layak dijadikan best-seller, semangat terus!
bryan.gibran: thanks kak, ikuti terus update nya ya
total 1 replies
♞ ;3
Sama sekali tidak mengecewakan. Sebelumnya aku berpikir bakal biasa saja, ternyata sangat bagus!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!