Sweet Like Sugar

"Kakak ipar! Maafkan aku dulu tidak mengenalimu, aku sangat merasa bersalah karena menyebutmu sebagai pelayan" kata Seika nyeletuk sambil mencoba dekat-dekat denganku.

Padahal umurnya lebih tua 3 tahun, tapi dia tetap memanggilku kakak, aku merasa risih saat berada di dekatnya. Saat ada maunya saja dia baru mendekat dan menjilat.

"Seika, biarkan Yona membersihkan dirinya terlebih dahulu" Kata ibu mertua.

"Baik bibi Ryoori!" Sahut Seika nurut kenapa ibu mertua.

Itu adalah saat pertama kalinya aku mendengar suara dari ibu mertuaku. Selama 5 tahun pernikahan ku dengan Renji, aku sama sekali belum pernah mendengar suara ibu mertua.

Ibu mertua sangat pendiam di depanku, aku jadi takut mengajaknya bicara. Yang dia lakukan hanyalah diam dan mengamati situasi.

"Kemarilah sayang, ibu akan mengantarmu ke kamar. Sudah lama ibu tidak melihat berbicara dengan anakku yang cantik ini. Ibu sangat rindu~" kata ibu yang kemudian menggandeng tanganku ke kamar.

Ibu dan ayah yang selama ini tidak pernah perduli apakah aku masih hidup atau tidak tiba-tiba mengatakan kalau mereka merindukanku. Aku tidak akan percaya dengan apa yang ibuku katakan, aku merasa kalau itu hanyalah kata-kata formalitas di depan besan nya saja.

Setelah sampai di kamar, ibu mondar mandir melihat isi kamarku dan Renji. Dia menanyakan banyak hal yang baru pertama kali dilihatnya, dia hanya menanyakan barang-barang mewah yang pernah di berikan Renji kepadaku.

Padahal tadi dia bilang kalau dia begitu merindukanku, tapi sekarang dia sama sekali tidak ada menanyakan kabarku. Aku jadi tidak bisa mengharapkan apapun dari orang tuaku ini.

Aku tidak menyangka kalau hanya dengan kehadiran seorang bayi seluruh anggota keluarga yang dulunya tidak pernah perduli, sekarang tiba-tiba berubah menjadi baik dan begitu perhatian.

"Cepatlah mandi Yona, ibu bolehkan melihat-lihat seisi kamarmu ini? Ibu tidak akan mencuri apapun, jadi tenanglah dan cepatlah mandi!" Kata ibu menyuruhku mandi tanpa menoleh ke arahku sedikitpun.

Dia hanya fokus melihat lihat baju dan perhiasan yang ada yang lemari kamar.

"Kau memiliki banyak pakaian bagus dan perhiasan yang melimpah, kenapa ibu tidak pernah sekalipun melihatmu memakainya? Apa kata orang nanti, kalau anak pemilik toko emas dan juga sebagai menantu keluarga Hirahara hidupnya begitu sederhana tanpa menggunakan barang mewah sekalipun?" Kata ibu mengomel

Aku menatap ibuku yang mengobrak-abrik isi lemari, pupil matanya membesar begitu melihat hal-hal yang dianggapnya barang mewah.

"Ibu... Bagaimana kabarmu? Apa ibu sehat dan baik-baik saja selama aku meninggalkan ayah dan ibu menikah?" Tanyaku sambil memegang handuk.

"Apa yang kau tanyakan? Lihatlah, ibu begitu cantik dan bugar, ayahmu juga semakin tampan dan beruang" jawabnya.

Aku menanyakan kabarnya hanya untuk memancing ibuku untuk menanyakan kabarku selama ini. Tapi itu sama sekali tidak berhasil, dia hanya menjawab apa yang ku tanyakan.

"Syukurlah kalau ayah dan ibu selalu sehat, aku akan mandi dulu" kataku yang kemudian berjalan ke kamar mandi dalam.

......................

Sementara itu, di lantai bawah Renji sibuk meladeni ayahnya dan ayah mertuanya yang begitu banyak bertanya kepadanya.

"Renji, ayah lihat hubunganmu dengan menantu terlihat begitu akur dan langgeng ya" kata ayahnya Renji memulai pembicaraan.

"Iya ayah, semoga kedepannya selalu seperti sekarang" sahut Renji yang kemudian duduk di samping ayahnya.

"Apa Yona sering menyusahkanmu selama ini? Hahaha, maklum saja sejak kecil dia sudah begitu manja dan selalu ingin diperhatikan" kata ayahku

"Tidak ayah mertua, Yona tidak pernah menyusahkanku. Dia juga tidak manja seperti yang ayah mertua katakan, melainkan saat ku mencoba memanjakannya dia terlihat tidak suka dan menolak diperlakukan begitu" jelas Renji.

"Jangan terus menganggapnya sebagai anak kecil seperti itu, sekarang dia sudah dewasa apalagi saat sudah menikah dan mulai berumah tangga." Sahut ayahnya Renji

"Itu karena Yona umurnya masih terlalu kecil jika di bandingkan denganmu menantuku. Aku takut jika Yona masih terlihat begitu kekanak-kanakan didepanmu" kata ayah

"Memang umurnya kakak ipar sekarang berapa tahun?" Tanya Caca nyeletuk (tunangannya Reymon)

"Tahun ini 24 tahun" jawab Renji singkat

" Waduh, umurku ternyata lebih tua daripada kakak ipar. Aku jadi malu kalau terus memanggilnya kakak sekarang " kata Caca

"Mau bagaimana lagi? Kakakku ini seorang pedofilia, dia menikahi perempuan yang 10 tahun lebih muda darinya. Jadi mau tidak mau Kak Yona tetaplah kakak ipar kita" sahut Reymon merespon kata-kata tunangannya itu.

"Benarkah? Bagaimana kisah pertemuan kalian saat pertama kalinya? Aku sangat penasaran, tolong ceritakan dong kakak ipar! Aku iri dengan kelanggengan kalian" Rengek Caca

Renji terdiam, dia tidak ingin mengatakan kalau pernikahannya berdasarkan hasil pernikahan bisnis antara keluarganya dan keluargaku.

"Pernikahan mereka itu adalah pernikahan bisnis! Awalnya yang mau di jodohkan itu adalah aku, tapi aku menolak. Aku merasa keputusanku saat itu sangat tepat, karena jodoh kakakku itu adalah kakak ipar!" Kata Reymon.

Semua orang menjadi terdiam begitu mendengar penjelasan dari Reymon, Renji dan Caca juga terkejut begitu mendengarnya. Renji tidak tau kalau yang menjadi kandidat awal adalah adiknya yaitu Reymon, bukan dirinya.

"Apa?" Tanya Caca terkejut

"Reymon! Dasar kau tidak bisa menjaga mulutmu itu, ada baiknya aku tidak menyerahkan tanggung jawab perusahaan kepada orang sepertimu!" Kata ayah mertua marah

Keramaian yang daritadi terdengar sekarang berubah menjadi sebuah keheningan.

Renji terdiam, dia benar-benar tidak menyangka kalau ada cerita seperti itu sebelumnya. Karena waktu 5 tahun yang lalu, dia hanya menerima perintah dari ayahnya yang menyuruhnya untuk menikahiku tanpa ada penjelasan apapun lagi.

......................

Begitu aku turun bersama ibu, aku terheran karena suasana terlihat begitu sepi. Semua orang terdiam dan saling memandang satu sama lain, aku jadi canggung dan tak tau harus mengatakan apa.

"Anu, apa aku begitu lama ya sehingga kalian menunggu?" Tanyaku canggung.

"Tidak kok kakak ipar! Ngomong-ngomong selamat ya, semoga dedek bayinya sehat selalu! Aku harus pergi sekarang, tiba-tiba temanku mengabari kalau ada situasi darurat. Maaf tidak bisa berlama-lama ya kakak ipar!" Kata Caca Ayumi yang pergi dengan ekspresi manyun setelah menyelamatiku.

"Oi Caca! Tunggu! Kita bisa bicarakan ini baik-baik!" Teriak Reymon mengejar tunangannya yang duluan pergi keluar.

Aku masih tidak memahami situasi yang terjadi disini sekarang, karena semua orang terdiam.

"Kenapa ayah tidak mengatakan apapun sebelumnya?" Tanya Renji

"Kenapa kau harus mengungkit hal itu sekarang? Cukup jalani hidupmu seperti biasa dan urus istrimu, lakukan tanggung jawab mu sebagai seorang suami!" Kata ayahnya Renji, Renji begitu geram saat mendengar jawaban ayahnya itu.

"Ayah apa yang terjadi?" Tanyaku kebingungan.

"Tidak ada apa-apa kok menantuku sayang, ayah tidak bisa terus berlama-lama berada disini hingga membuat menantuku tidak bisa beristirahat dengan baik. Jaga calon cucuku dengan baik, mulai besok ayah akan mengirimkan semua bahan makanan yang masih segar langsung dari petaninya! Ayah pamit dulu ya menantuku " ayah mertua mencium keningku sambil memelukku.

Setelah berpamitan seperti itu ayah mertua, ibu mertua dan Seika pergi meninggalkan rumah dengan melambaikan tangan dengan gembira.

"Ayah dan ibu juga tidak bisa berlama-lama disini, beristirahatlah anakku! Ayah dan ibu sudah tidak sabar menunggu kehadiran cucu pertama yang akan menjadi pewaris keluarga!" Kata ayah yang juga ikut pergi.

Ibu juga pergi setelah memelukku dan mengelus perutku. Semuanya pergi, dan sekarang tinggal aku, Renji, paman Jin, Suri dan Hilda yang masih berada di rumah.

Renji tiba-tiba memelukku dan meminta maaf karena tadi dia tidak bisa menjemput ku. Dia berkata kalau tamu terus berdatangan dan dia tidak bisa meninggalkan tamu tanpa tuan rumah.

Dia berjanji akan mengucapkan terima kasih kepada Yuden karena telah membantuku tidak hanya sekali. Keadaan rumah menjadi normal dan kembali seperti yang biasanya. Aku masih berfikir sebenarnya apa yang terjadi saat aku tidak ada di sini?