Dalam novel ini menceritakan tentang cinta dan kehidupan yang dilalui oleh karakter utama wanita bernama Erina Johnson yang menjadi Queen Bee di kampusnya namun ia juga memiliki banyak kebiasaan buruk dan juga menjadi pimpinan sebuah geng yang suka membully mahasiswa lainnya. Sedangkan karakter utama pria adalah Julius Nathan Alexander yang memperkenalkan dirinya sebagai Jonathan, ia menjadi mahasiswa pindahan dari luar negeri yang ternyata menyimpan banyak sekali rahasia dalam hidupnya termasuk berbagai kemampuan khusus yang tidak dimiliki oleh manusia pada umumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tuina 24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
My Morning Kiss
"Karena dia adalah belahan jiwamu yang hilang maka dia tidak akan pernah menjadi target buruan dari klan lagi, tapi jika ia berbalik menjadi musuh maka dia tidak akan bisa lari lagi dan akan langsung ditangani oleh klan dan kamu tidak akan bisa ikut campur lagi nak" sahut ayahnya sambil menatap putranya itu dengan wajah seriusnya setelah mendengar apa yang anaknya itu katakan padanya, karena jika gadis itu takut dan berubah sikapnya setelah mengetahui orang-orang seperti apa mereka ini. Maka mereka semua akan kehabisan cara untuk melindungi belahan jiwa putranya itu dari peraturan klan tentang orang luar, dan terlebih lagi jika hal seperti itu terjadi maka gadis bernama Erina Johnson itu akan menjadi manusia yang paling membahayakan hidup Nathan karena dia terlahir sebagai kelemahan terbesar Nathan dalam hidupnya.
"Dia belahan jiwamu yang hilang?" tanya Arlan dengan matanya yang sudah membulat sempurna,
"Sepertinya begitu kak, karena kekuatanku sama sekali tidak berpengaruh padanya dan ayah menjelaskan padaku bahwa itu adalah tanda bahwa dia adalah belahan jiwaku" sahut Nathan
"Ini menjadi lebih rumit dari yang aku duga... Berhati-hatilah Nathan" ujar Yuki yang memahami betul titik permasalahan ini.
"Inilah masalah yang sangat menghawatirkan ketika belahan jiwamu berasal dari luar klan" ujar Arlan sambil menopang dagunya di atas kedua tangannya,
"Jangan terlalu cemas sayang, beri sedikit waktu dan nikmati waktu yang kalian habiskan bersama. Jika memang dia mencintaimu maka dia tidak akan meninggalkanmu karena alasan apapun Nathan" ujar ibunya sambil menaruh makanan di piring suaminya itu,
"Baiklah, aku akan menunggu waktu yang tepat bu, karena kita tidak bisa memprediksi masa depan kan?" sahut Nathan sambil tersenyum pada ibunya yang selalu menjadi inspirasinya untuk bisa bertindak secara bijaksana dalam hidupnya.
Beberapa waktu kemudian,
Nathan berdiri di depan gerbang mansion megah keluarganya itu sambil melihat jam tangannya, sudah beberapa menit lamanya ia menunggunya disana tapi gadisnya itu belum juga datang.
"Apa dia lupa?" gumam Nathan dalam hatinya namun tak berselang lama, sebuah mobil ferrari merah berhenti tepat di depannya.
"Apa aku terlambat sayang? maafkan aku, ayo kita segera berangkat sekarang..." ujar Erina saat kaca pintu mobilnya sudah turun dan melihat Nathan berdiri di depan gerbang besar mansion itu.
"Kamu terlambat 15 menit nona Johnson..." sahut Nathan dengan wajah datarnya
"Aku sedikit telat bangun tadi pagi, semuanya karena kamu. Aku bangun terlambat karena memikirkanmu semalam" sahut Erina sambil menatap Nathan yang masuk ke dalam mobilnya,
"Apa aku mengganggumu semalam?" tanya Nathan langsung to the point tanpa ekspresi apapun yang muncul di wajah tampannya itu.
"Give me morning kiss" ujar Erina sambil dengan cepat mencuri ciuman di bibir Nathan sebelum dia menggunakan maskernya itu.
"Kita sudah akan terlambat untuk kelas pertama hari ini, bisakah kamu segera mengemudi sekarang atau aku yang akan mengambil alih kemudinya?" tanya Nathan tanpa menatap Erina secara langsung,
"Kita akan segera berangkat, tapi beri aku ciuman selamat pagi dulu" sahut Erina yang membuat Nathan menghela napasnya sebentar lalu menatapnya dengan ekspresi yang sedikit melunak seperti dia telah menyerah pada sesuatu,
"Baiklah" sahut Nathan singkat, lalu saat akan mencium pipinya Erina tiba-tiba memalingkan wajahnya hingga akhirnya mereka berciuman di bibirnya.
"Sempurna..." ujar Erina yang langsung melajukan mobilnya meninggalkan kawasan elit itu, di sepanjang jalan benar-benar sunyi karena Nathan sama sekali tidak berbicara seperti biasanya.
"Kenapa kamu tidak mengatakan apapun sayang? ayolah, ini terasa sangat canggung jika kamu terus bersikap seperti ini... Kamu bisa menanyakan apapun padaku" ujar Erina berusaha untuk mencairkan suasana yang benar-benar hening ini, hanya suara super halus dari hembusan ac saja yang meramaikan suasana saat ini.
"Aku tidak tahu harus bertanya apa, aku belum pernah berkencan dengan seseorang sebelumnya" sahut Nathan sambil menoleh menatap Erina yang fokus mengemudi,
"Kamu bisa bertanya apapun yang membuatmu penasaran sayang... Atau kamu juga bisa menceritakan tentang apapun padaku hmmm?" sahut Erina,
"Kamu benar-benar polos sekali, aku rasa kita harus sering pergi berkencan agar kamu bisa merasa lebih nyaman. Bagaimana? mau pergi sekarang?" tanya Erina sambil tersenyum manis pada kekasihnya yang hambar ini.
"Hmmmm? boleh, tapi tidak sekarang. Kita harus ke kampus untuk belajar, bagaimana kalau nanti sore?" sahut Nathan yang membuat Erina tersenyum lebar karena ia tidak menyangka kalau Nathan pria dingin ini akan dengan mudahnya setuju untuk pergi berkencan dengannya.
"Awww... Aku jadi tidak sabar menunggu jam pulang kampus hari ini" sahut Erina sambil tersenyum bahagia sembari memarkirkan mobilnya ketika mereka sudah sampai di areal kampus.
"Aku tidak suka menjadi pusat perhatian seperti ini, tapi sepertinya tidak ada pilihan lain karena seorang Queen Bee kampus ini tiba-tiba menjadi kekasihku..." ujar Nathan ketika mereka melewati lorong kampus dan langsung menjadi pusat perhatian para mahasiswa
Bagaimana tidak? di hari yang masih pagi ini mereka disuguhkan pemandangan dimana Erina gadis tercantik di kampus ini terlihat datang bersama dan memeluk lengan si kutu buku bernama Jonthan itu dengan begitu mesra seperti sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara. Tentu saja tidak ada orang yang mencoba untuk mengganggu mereka karena takut pada Erina, meskipun begitu banyak yang merasa patah hati serentak karena melihat pujaan hati mereka bermesraan dengan orang lain dan mereka hanya bisa diam memperhatikan dari sudut tanpa bisa melakukan apapun.
"Cepatlah temui teman-temanmu, mereka terlihat menunggumu disana. Jangan ikuti kelas yang tidak kamu ambil hanya karena aku ada di kelas ini" ucap Nathan sambil mengelus kepala Erina dengan lembut yang membuat Erina cukup terkejut dan tersipu malu karena perlakuan romatis dadakan tanpa peringatan dari pria dingin ini.
"Baiklah kalau kamu bilang begitu..." sahut Erina yang langsung menjadi penurut tidak seperti biasanya, dan sebelum dia pergi kearah teman-temannya itu. Ia menarik kerah baju Nathan agar ia sedikit menunduk lalu menurunkan masker yang ia kenakan itu dan mencium bibir pacarnya ini lagi, sedikit lebih lama daripada tadi saat di dalam mobilnya itu.
"Bye Sayangku" bisiknya dan ia langsung pergi menghampiri teman-temannya itu.
"......" Nathan hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil menahan senyumnya karena tingkah manis pacarnya itu, lalu ia dengan cepat masuk ke dalam laboratorium dimana kelas pertamanya hari ini sedang berlangsung.
Disisi lain,
Wendy dan yang lainnya benar-benar terkejut melihat pertunjukkan tak terduga pagi ini yang baru saja mereka saksikan bersama itu. Tidak ada yang mengira kalau Erina akan bersikap seterus terang itu di depan umum, dan mereka semua akhirnya berasumsi bahwa sepertinya Erina sudah berhasil menjerat si vampir tampan mereka yang bernama Jonathan itu masuk dalam perangkap cintanya setelah mengejarnya selama ini.
