Dimata orang-orang aku adalah menantu tak berguna!
tapi di balik itu semua,aku mempunyai identitas yang sangat menakutkan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alex Sinaga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29 Kalau Kamu Percaya Padaku
"Kalau begitu maksudmu, Aurel harus menyerahkan hasil usahanya ini pada orang lain?" Siska meletakkan kunci mobil BMW sambil bertanya dengan suara dingin. Dia kembali terlihat sangat marah. Leon menganggukkan kepala, "Untuk saat ini Aurel hanya bisa menerima permintaan mereka."
"Mati saja kamu! Kupikir kamu punya cara, tapi pada akhirnya kamu tetap membiarkan Aurel melepaskannya. Bukankah ini sama saja kita tidak mendapatkan apa-apa? Sekarang aku curiga, jangan-jangan kamu berkomplot dengan Jason dan datang ke sini hanya untuk membujuk Aurel menyerah, ya?"
Siska menjadi semakin murka, dia menggebrak meja lalu menuding Leon sambil memakinya. Leon mengabaikan Siska lalu menoleh ke arah Aurel, "Aurel, kalau kamu percaya padaku, lakukan apa yang aku katakan. Aku akan membuat mereka memohon padamu supaya kamu bisa terus bertanggung jawab atas kerja sama dengan Group MoonLight."
Karena sekarang Jason dan yang lainnya sudah terang-terangan melawan Aurel, maka Leon tidak akan berbelas kasihan lagi. Bagaimana Aurel bisa memercayai kata-kata Leon? Namun, tiba-tiba dia teringat sesuatu, yaitu saat dulu Leon memintanya untuk mengambil alih kerja sama dengan Group MoonLight.
Waktu itu, ekspresi Leon sama seriusnya dengan sekarang. Aurel memercayainya dan pada akhirnya dia dapat dengan sangat mudah memenangkan kerja sama. Namun, kali ini berbeda. Kali ini lawan yang dia hadapi adalah Jason, orang yang sudah sedari awal menindasnya.
Leon bilang akan membuat Jason memohon pada Aurel untuk terus bertanggung jawab atas kerja sama dengan Group MoonLight. Bagaimana mungkin? Jason orang yang sangat arogan itu tidak akan pernah menundukkan kepala kepada Aurel.
"Benar-benar naif! Apa kamu pikir kamu dapat melakukan apa pun yang kamu inginkan karena kamu mengenal seorang teman yang mengendarai mobil BMW? Group MoonLight tidak sesederhana yang kamu pikirkan."
Siska mencibir, "Bahkan di hadapan Group MoonLight, Keluarga Bimasena bukan apa-apa. Memangnya kamu bisa ikut campur dalam urusan mereka?"
"Benar!" Daniel juga angkat bicara, "Leon, ini bukan lelucon."
"Dulu aku berhasil menbantu Aurel mendapatkan kerja sama ini, sekarang aku juga mampu membuat Aurel mempertahankannya," ujar Leon dengan sangat tenang, tapi nada bicaranya serius.
"Konyol! Sombong! Sangat tidak tahu diri!" Siska merasa bahwa penilaiannya terhadap Leon sangat tepat. "Kalau kamu tidak berhasil melakukan apa yang kamu katakan, maka kamu harus langsung menceraikan Aurel. Apa kamu berani?"
"Ibu, bagaimana bisa.... "
"Aurel, kamu jangan bicara lagi. Aku bertanya padanya apa dia berani melakukannya atau tidak. Karena dia sangat percaya diri, kenapa dia tidak terima? Kalau kamu memang laki-laki, kamu harus menyanggupinya!" kata Siska dengan tegas.
"Lalu bagaimana kalau aku berhasil?" Leon tersenyum pahit dalam hati. Dia baru saja bertaruh dengan Jason, sekarang dia harus kembali bertaruh dengan ibu mertuanya? Namun, aku telah kalah berkali-kali. Mulai sekarang, aku tidak akan kalah dari siapa pun lagi.
"Kalau kamu berhasil melakukannya, mulai sekarang aku tidak akan pernah ikut campur dalam kehidupanmu dengan Aurel!" Siska balas menatap Leon dengan tegas. " Baiklah, aku terima." Setelah itu, Leon kembali ke kamar.
"Aku ingin lihat apakah nanti Jason yang ada di sini untuk memohon pada Aurel atau kamu yang berlutut dan memohon kepadaku untuk tidak bercerai dengan Aurel," ujar Siska sambil mendengus dingin. Siska tidak berharap sama sekali dalam hal ini.
Namun, baik juga kalau dia bisa menggunakan masalah ini untuk mengusir Leon. Dengan begitu, dia bisa kembali mencari suami yang hebat untuk Aurel.
Aurel yang kembali dicuci otaknya oleh Siska menyeret tubuhnya yang lelah ke kamar. Dia benar-benar lelah sekarang, lelah batin. Di satu sisi, dia harus menghadapi Jason, di sisi lain, dia tidak ingin Siska ikut campur. Hal ini membuat Aurel seakan lumpuh.
Meski dari luar dia terlihat seperti wanita yang kuat, dia tetaplah seorang wanita. Kalau ada pria kuat yang bisa diandalkan, wanita mana yang rela begitu lelah?
Sekembalinya ke kamar, Aurel melihat sekeliling, hanya saja dia tidak menemukan sosok Leon, tapi dia tidak merasa terkejut. Dalam Keluarga Bimasena, Leon hanya seperti udara yang mudah dibuang dan diabaikan.
"Klik." Aurel menarik nafas dalam-dalam, lalu mengunci pintu, seolah-olah memblokir segala sesuatu dari dunia luar. Setelah itu, dia langsung merentangkan kakinya yang ramping, melepaskan sepatu hak tingginya dan menginjak lantai dengan kaki telanjang.
Dia dengan cepat melepas pakaiannya, hanya menyisakan pakaian dalamnya. Sekarang dia hanya ingin mandi air hangat dan membuang semua kekhawatirannya.
Tubuh Aurel benar-benar cantik dan memabukkan, bahkan orang suci saja tidak mampu menahan nafsu jika melihatnya. Kulit putih mulusnya itu tidak ada duanya. Bersinar dan mulus seperti batu giok, juga putih dan lembut seperti susu.
Lekuk tubuhnya terlihat semakin seksi dan sempurna dengan perkembangan yang sempurna di beberapa bagian. Ketika Aurel meraih kenop pintu kamar mandi dan hendak membukanya, tiba-tiba dia mendengar suara air mengalir dari dalam.
Aurel menegang, lalu dengan cepat menarik kembali telapak tangannya. Dia segera menutupi dadanya dengan lengannya. "Leon?" panggil Aurel. Apa Leon yang sedang mandi di dalam? Namun, setelah Aurel memanggil, tidak ada jawaban dari dalam. Dia pun merasa lega.
Mungkin Leon lupa mematikan keran air. Kali ini, Aurel tidak ragu lagi, dia mengulurkan tangan untuk membuka pintu lalu berjalan masuk ke kamar mandi. Namun, apa yang terjadi selanjutnya benar-benar mengejutkan Aurel.
Ketika dia membuka pintu dan melihat sekeliling, dia kebetulan bertemu dengan sepasang mata yang tercengang. Mereka berdua menjadi linglung pada saat yang bersamaan. Orang di dalam, siapa lagi kalau bukan Leon?
Postur tubuh dan otot yang kuat terpampang jelas, butiran air membasahi tubuhnya. Sepertinya semua wanita akan terpesona melihat tubuhnya itu. Leon sontak menjadi linglung, dia tidak pernah menyangka bahwa Aurel akan mengambil inisiatif untuk menemuinya dengan pakaian yang terbuka seperti ini.
Barusan dia sedang fokus berpikir, jadi dia tidak dengar apa pun. Siapa yang menyangka hanya dalam hitungan detik, Aurel akan masuk ke dalam kamar mandi.
ini adalah pertama kalinya Leon melihat Aurel dengan pakaian terbuka, sembilan puluh delapan poin, setinggi itulah nilai yang diberikan Leon untuk tubuh Aurel. Sekarang, wanita itu terlihat seperti berbadan iblis berwajah malaikat. Aurel masih mengenakan pakaian dalam, tapi saat ini Leon benar-benar telanjang, jadi Aurel melihat semua bagian tubuhnya.
"Ah! Ke.... Kenapa kamu ada di sini?" Aurel yang masih memegang gagang pintu adalah yang pertama kali berteriak. Reaksi pertamanya bukan langsung menutup pintu dan pergi, tapi ingin menjelaskan bahwa dia ke sini bukan untuk melihat Leon mandi!