Jennaira Queenzy Hill berada disituasi sulit dimana ia harus merelakan laki-laki yang akan menjadi tunangannya kepada sahabatnya.
Terjebak menjadi orang ketiga diantara sepasang manusia yang saling mencintai membuat Jennaira harus kuat menghadapi tatapan sinis dan rendah orang lain. Berusaha terlihat baik-baik saja, namun tak semudah itu. semua menjadi rumit saat satu persatu hal buruk menghampirinya, hingga rahasia yang terkuak menambah luka yang sudah ada. Membuatnya tak lagi berharap pada apapun dan siapapun, kecewa yang tak berpenghujung membuat Jennaira tercekik dengan takdirnya sendiri.
Akankah akhir bahagia menjadi milik Ara?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Little Secret, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apakah semua baik- baik saja?
Hari menjelang malam, dan kesibukan seorang Jennaira gak ada habisnya. Bahkan setelah sampai dirumah ia masih sibuk degan berbagai laporan dari beberapa cabang cafenya.
Gadis itu terlihat fokus dengan ditemani segelas kopi dan sebungkus coklat. Perpaduan yang aneh bukan? Ya tapi begitulah dia, selalu menyandingkan coklat dan kopi setiap ada kesempatan. Namun fokusnya terpecah mendengar pintu kamarnya dibuka.
" Hai sister " Rain membawa sepiring cookies menuju meja kerja sang adik.
" Waaahh, cookies " dengan mata berbinar langsung disambut sepiring cookies itu.
" Sibuk banget kayaknya, ngalahin kakak yang CEO " Aira tak memperdulikan sang kakak, ia sedang sibuk menikmati cookies didepannya.
" Ra, kamu yakin dengan pertunangan ini? " sontak saja Aira menghentikan kunyahannya dan meminum kopinya beberapa teguk.
" Kok kakak nanya gitu? Ra yakin, Sean laki-laki baik dan kita kenal dia dari kecil. Lagi pula Ra bukan tipe yang bisa basa basi dengan lawan jenis, jadi karena udah disiapin ya terima aja " Aira memberikan senyuman untuk menenangkan sang kakak.
Rain menghembuskan nafasnya, lalu ia belai wajah adiknya yang cantik. " Kamu cinta sama Sean? " entah kenapa Rain harus memastikan bahwa adiknya tidak terluka, adiknya harus bahagia.
" Hmm, cinta? jujur belum kayaknya kak, tapi Ra sayang sama dia, dan Ra meletakkan harapan bisa bahagia sama dia" Rain meraih Aira kedalam pelukannya.
" Kamu harus bahagia Ra, jika kamu ragu atau merasa berat berbaliklah ada kakak, kakak akan selalu ada untukmu " Aira mendongakkan kepalanya dan ia melihat mata sang kakak berkaca - kaca.
" Pasti, Ra pasti akan selalu nyari kakak apapun keadaan Ra. Ra janji Ra akan bahagia, kakak jangan khawatir " Aira kembali memeluk kakaknya erat, kakaknya adalah pahlawannya sejak dulu.
Aira memahami kekhawatiran sang kakak akan keputusannya kali ini, tapi ia juga meyakini Sean adalah laki-laki yang baik. walaupun mereka tidak saling mencintai namun rasa nyaman selama menjadi sahabat terasa banyak membantu.
" Ya sudah, pergi gosok gigi lalu istirahat. Jangan sampai sakit tuan putri " Aira pun dengan semangat menuju kamar mandi untuk melakukan ritual sebelum tidur.
Setelah memastikan adiknya telah siap diatas tempat tidur, ia memperbaiki selimut yang membalut tubuh adik kecilnya. Lalu ia kecup kening sang adik, dan mereka sama-sama melempar senyum hangat.
" Good Night Princess " Rain pun mematikan lampu kamar Aira dan ia tutup pintu kamar dengan perlahan.
Untuk sesaat ia berdiri didepan pintu kamar gadis kecil keluarga Hill, dan menghela nafas beratnya. Tak terasa setitik air mata miliknya jatuh, namun lucunya ia malah tertawa ringan.
Tak terfikir olehnya adik kecil yang ia timang , ia bawa bermain kini sudah dewasa dan akan menjadi milik orang lain. Seakan baru semalam ia melihat mata indah itu tersenyum saat tangan mereka betautan.
Ia berharap adiknya bahagia dan ia akan pastikan itu.
*
*
Tak terasa besok adalah hari pertunangan putra tinggal keluarga Smith dan putri bungsu keluarga Hill dilaksanakan. Berita tentang pertunangan mereka sudah menjadi perbincangan dikalangan pembisnis. Karena dua keluarga besar dan perusahaan besar pasti bersatu dan itu akan membuat mereka menjadi semakin tangguh.
Dari semua hiruk-pikuk diluar, terjadi juga keriwuehan didalam. Pasalnya calon pria belum juga sampai ke tanah air, dan lebih parahnya tidak juga bisa dihubungi.
Janjinya ia akan pulang seminggu sebelum acara berlangsung, kini kurang dari 24 jam belum juga kelihatan bayangannya.
" Ra, are you okay? " Rain menghampiri sang adik yang terlihat gelisah dengan handphone ditangannya.
" Hmm, Sean dan Aby gak bisa dihubungi kak. Apa mereka baik-baik aja? " Rain mendekap Aira erat, ia tak tau harus melakukan apa.
Orang tua Sean juga sudah ribut sana sini mencari sang anak yang hilang kabar.
" Semua akan baik-baik saja, besok akan berjalan sesuai rencana" Rain berharap ucapannya bisa menenangkan sang adik.
" Iya kak" Kylie datang dengan segelas coklat hangat dan memberikan pada atasannya. Aira meminum coklat itu dengan perlahan, menikmati manis coklat yang membuat ia sedikit tenang.
Kedua orang tua Sean yang berada diruangan yang sama hanya bisa diam dan berdebat dengan fikiran masing-masing. mereka tak bisa memberikan kata penenang untuk calon menantu merela karena mereka sendiri tidak tahu kemana putra mereka.
Aira yang merasa lelah memutuskan untuk naik ke kamar yang dengan ditemani Rain. Namun baru saja mereka melangkah ingi menaiki tangga suara seseorang menghentikan mereka.
" Jennaira! " gadis berambut pendek , berkata bulat dan tubuh mungil berlari kearahnya hingga dress biru miliknya berayun seirama.
Aira terkejut, sangat terkejut. Namun ia reflek merentangkan tangan dan berlari kearah sahabatnya.
" Aby! I miss you so much" Aira memeluk Aby erat, mengayunkan tubuh kecil sang sahabat karena terlalu bahagia.
" Maaf " Aby menggumamkan kata maaf dalam pelukan mereka, dan saat bersamaan Aira melihat sosok Sean berdiri tak jauh dari mereka. Namun sahabat laki-lakinya itu tak menunjukkan kebahagiaan, hanya raut wajah dingin yang ia tampilkan.
Dan tatapan matanya yang penuh kesedihan membuat Aira bertanya-tanya " apakah semua baik - baik saja? "