NovelToon NovelToon
Mission In Disguish

Mission In Disguish

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Lita

Dua anak kembar yatim piatu yang dipisahkan sejak mereka dilahirkan. Gayatri dibesarkan oleh keluarga angkatnya yang kaya raya sedangkan Gayathi diberikan kepada keluarga miskin.
Gayatri yang dinikahkan oleh keluarga yang sederajat dengan orang tua angkatnya mengandung anak perempuan sedangkan posisi untuk mewarisi kerajaan bisnis keluarga suaminya terancam karena istri kedua suaminya mengandung seorang bayi lelaki. Gayatri dan Gayathi sepakat untuk menukar kedua bayi mereka yang dilahirkan pada hari yang sama. Bayi lelaki Gayathi yang berparas mirip dengan anak bayi perempuan Gayatri ditukar demi menyelamatkan posisi keturunan Gayatri yang nyaris direbut oleh madunya. Apakah misi mereka berhasil? Dapatkah keturunan Gayatri mewarisi harta keluarga ayahnya? Menjadi pewaris tahta kerajaan bisnis ayahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Lita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bad News

Putra sangat shock mendengar putranya dirawat di rumah sakit ditusuk orang yang tidak dikenal. Dia langsung meninggalkan pekerjaannya menyerahkannya pada Minna dan Maman.

"Aku harus segera menemui putraku. Seseorang berniat membunuhnya. Kemungkinan orang yang sama. Yang berniat menculiknya ketika dia bayi. Mana Raka? Dia harus menemukan orang yang ingin mencelakai anakku!" Tukas Putra berang dengan emosi yang nyaris meledak.

"Kau mengirim Raka untuk memantau perusahaan yang ada di Eropa bukan?"

"Sambungkan aku padanya." Sahut Putra bergegas menuju jet pribadinya menuju Bangkok.

"Ada apa?" Tanya Raka di seberang telepon,"kau membutuhkanku?"

"Ada yang berniat membunuh putraku. Sepertinya orang yang sama yang berniat menculiknya ketika bayi. Kau masih ingat kan kejadian saat dia akan diculik?"

"Aku ingat ceritamu tapi aku tidak berada di rumahmu. Kau sedang mengirim ku ke Jawa Tengah."

"Oh ya! Kau benar. Aku ingin kau mencari siapa pelaku yang ingin mencelakai anakku. Jangan sampai lolos. Aku harus mendapatkannya demi keselamatan anakku!"

"Apakah ada yang mengenalinya?" Tanya Raka.

"Sayangnya tidak. Aku akan menanyakan pada Satria. Aku harus pergi. Aku akan menaiki jet pribadiku. Nanti ku sambung lagi setelah sampai di Bangkok."

"Baiklah."

Putra menutup teleponnya dan menaiki jet pribadinya. Wajahnya tampak gelisah. Firasatnya selama ini benar. Seseorang mengincar putranya. Tidak hanya ingin menculiknya tetapi ingin membunuhnya. Tetapi mengapa?

"Kau tampak gelisah." Ujar Jejen membuka suaranya.

"Bagaimana tidak? Ada orang yang ingin membunuh putraku."

"Tenanglah..." Jejen berusaha menenangkan Putra.

"Bagaimana aku bisa tenang? Percobaan penculikan dan sekarang meningkat menjadi percobaan pembunuhan? Aku harus bagaimana?"

"Tenanglah! Kau kan sudah meminta bantuan Raka."

"Aku ingin menangkap pelakunya secepatnya. Aku tidak bisa membiarkannya mencelakai putraku lagi!" Ujar Putra gusar.

Jejen meminta air mineral pada pramugari dan menyodorkannya pada Putra.

"Minumlah!"

Putra mengambil air mineral yang disodorkan padanya,"terima kasih!"

Sesampainya mereka di Bangkok mereka langsung menaiki Roll Royce yang sudah disiapkan untuk mereka menuju rumah sakit.

Gayathi dan Karina tampak cemas dan sembab. Putra menghampiri istrinya dan memeluknya. Berusaha menenangkan istrinya yang tampak cemas, takut dan sedih.

"Tenang sayang... Putra kita akan baik-baik saja. Aku berjanji!" Ujar Putra membesarkan hati istrinya.

"Dia kehilangan banyak darah." Ujar istrinya dengan suara terbata.

"Aku akan menemukan pelakunya. Dan dia akan membayar semua yang sudah dilakukannya pada Satria!" Ujarnya geram,"dimana Satria?" Tanya Putra sambil melepaskan pelukannya pada istrinya.

"Dokter sedang mengoperasinya. Untuk menghentikan pendarahannya, mencabut pisau yang tertanam di perutnya serta menjahit organ yang robek."

Ketiganya menunggu dengan resah dan gelisah. Ketegangan tergambar di wajah masing-masing. Berdoa memohon keselamatan bagi Satria.

Pintu ruangan terbuka. Satria tampak tidak sadarkan diri. Putra bergegas menemui dokter yang mengoperasi putranya.

"Bagaimana keadaannya dokter?"

"Dia kehilangan banyak darah. Aku harus menjahit luka akibat penetrasi benda tajam ke dalam dinding abodemen. Memastikan tidak ada luka tersembunyi yang bisa menimbulkan komplikasi di kemudian hari. Kondisinya lemah dan lemas. Tapi tenang saja, dia akan baik-baik saja. Lukanya tidak boleh terkena air dan jangan terlalu banyak bergerak dulu."

"Baik dokter! Terima kasih."

Ketiganya berjalan mengiringi Satria ke kamar rawat inapnya.

Ruangannya besar dan luas. Sangat nyaman. Tetapi tetap saja tidak membuat ketiganya merasa tenang apalagi nyaman mengingat kondisi Satria yang sedang terluka parah.

"Sepertinya Satria masih di bawah pengaruh obat. Tertidur kembali setelah dibangunkan. Sebelum dibawa ke ruangan sudah dipastikan dulu apakah kondisinya sudah sadar atau belum." Terang Karina.

Jejen membuka pintu kamar. Membawa makanan dan minuman yang dibelinya begitu sampai di rumah sakit.

"Aku membeli makanan dan minuman di tempat makan di sekitar rumah sakit. Kuharap kalian menyukainya." Ujarnya meletakkan makanan dan minuman di atas meja makan yang tersedia.

Dua kotak hokaido baked cheese tart. Sekotak cheese tart dengan beraneka filling, durian, salted caramel, dark chocolate, chunky peanut butter, tiramisu dan original. Sekotak lagi berisi patisserie, chicken curry puff, tuna mayoritas puff, cheese roll, original beef calzone, original chicken cornish dan black pepper beef puff.

Jus alpukat, jeruk, mangga, cappucino, es teh manis original dan kopi dalgona diletakkan di meja yang sama.

"Makan dan minumlah." Jejen menawarkan makanan dan minuman yang dibelinya untuk mereka semua.

"Aku tidak lapar dan haus." Ujar Gayathi diikuti yang lainnya.

"Baiklah. Aku akan berbelanja mengisi kulkas dengan minuman dan cemilan. Apakah kalian menginginkan sesuatu?"

Nyaris bersamaan ketiganya menggelengkan kepala mereka.

"Apakah tidak apa-apa jika kuberikan makanan berat? Nasi Padang, rames, bento..."

"Tidak perlu. Ini sudah cukup." Ujar Putra disetujui yang lainnya,"jika kami ingin memakan yang berat kami akan mengatakannya padamu."

"Baiklah. Kalau begitu aku akan mengisi kulkas dengan minuman kotak, kemasan, botol dan cemilan."

Putra menelpon Raka. Meneruskan pembicaraan mereka yang terputus.

"Apakah kau menemukan sesuatu?" Tanya Putra pada Raka tanpa berbasa basi.

"Tidak ada bukti cctv mengenai penculikan tersebut. Istrimu tidak bisa mengenali para pelaku yang menggunakan masker dan tutup kepala yang diikat ke belakang. Hanya itu yang ku ketahui mengenai ciri-ciri pelaku. Mereka menghilang begitu saja."

"Bagaimana dengan peristiwa yang di Bangkok?"

"Aku sudah meminta klarifikasi dari kepolisian setempat. Mereka belum menemukan saksi mata. Kemungkinan kejadiannya begitu cepat. Kau bisa menanyakannya langsung pada Satria jika dia sudah bangun."

"Aku menanyakan pada Karina. Mereka jalan bersama. Kejadiannya begitu cepat memang. Karina tidak mengenali pelaku yang menusuk Satria. Sepertinya Satria juga begitu. Karina menanyakan kepada Satria apakah mengenali pelakunya. Sayangnya, tidak. Pelakunya mengenakan masker dan topeng penutup mata." Jelas Putra.

"Bagaimana bisa menemukan pelakunya jika tidak ada saksi yang mengenalinya. Menghilang begitu saja.Tanpa jejak."

"Apa maksudmu?"

"Kita tidak bisa menemukan apa pun jika tidak ada satu pun yang bisa menjadi petunjuk untuk menemukannya."

"Bagaimana dengan cctv?"

"Tidak ada cctv yang merekam jalan tersebut. Jalan tersebut tidak terjangkau cctv. Karena memang tidak ada cctv yang memantau tempat kejadian."

"Raka! Dengar aku!"

"Apa yang kau inginkan?"

"Aku tidak tahu bagaimana kau menemukannya tapi kau harus menemukan pelakunya! Bayiku hampir diculik dan sekarang nyaris terbunuh. Aku tidak ingin putraku meregang nyawa karena psikopat yang berkeliaran di luar sana!" Ujar Putra marah.

"Tenanglah! Aku pasti akan berusaha menangkap pelakunya tetapi kau jangan berharap banyak karena tidak ada petunjuk, saksi dan bukti."

"Tetapi banyak orang di sana! Tidak mungkin tidak ada yang melihatnya."

"Mereka mungkin tidak menyadari saat melihatnya. Walaupun mungkin ada yang melihat tanpa sengaja tapi hal itu tidak membuat mereka mengenali pelakunya!"

"Kau harus menemukannya! Kau dengar aku!" Suara Putra meninggi.

"Apakah kau bisa menemukan pelaku dengan ciri-ciri memakai masker dan topeng penutup mata?"

"Tentu saja tidak!"

"Bingo!"

1
Salsabila Arman
lanjut
Eka Lita: Terima kasih kakak...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!