NovelToon NovelToon
Sang Manager : Cinta Orang Kantoran Part 3

Sang Manager : Cinta Orang Kantoran Part 3

Status: sedang berlangsung
Genre:Bullying di Tempat Kerja / Office Romance
Popularitas:251.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: Septira Wihartanti

Mencari-cari kesalahan karyawan dengan tujuan dipecat adalah pekerjaan Regi Einar. Ia menerima daftar Karyawan Bermasalah di Garnet Bank, dan tugasnya adalah mencari alasan masuk akal yang bisa dijadikan senjata untuk mengeluarkan 'penyakit' di perusahaan. Pekerjaan itu tidak mudah. Bahkan beberapa karyawan seakan tidak berdosa dan sudah mengabdi lama di sana.

Regi bisa menyelesaikan setengah dari daftar bermasalah, namun ia tiba-tiba tersendat akan sesuatu yang datang pertama kalinya dalam hidupnya.

Kenapa Ratu Arumi harus begitu cantik di matanya?! Dan kenapa ia harus jatuh cinta saat sedang di tengah proyek penting?! Selama 28 tahun ia single, kenapa harus sekarang?!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Para Pewaris

“Pak Regi,” Dua Agen dari GSA yang ditugaskan oleh Rahwana untuk mendampingi Regi menghampirinya sambil menunduk hormat.

Wajah mereka... herannya sama. Usianya kira-kira seumuran Ratu. “Mohon izin kami akan ke lokasi untuk tugas penyamaran, apa pun yang kami lihat di sana akan kami laporkan kepada Pak Regi.”

“Kalian hanya berdua?” tanya

“Kami tim pertama, Pak. Nanti ada dua orang lagi yang akan mendampingi Pak Regi untuk shift malam.”

“Dengan cara apa kalian melakukan penyamaran?”

“Kami akan berpura-pura menjadi penawar harga, ada beberapa rumah yang dijual di sana.”

“Menjual rumah di atas tanah sengketa? Nekat sekali ya mereka!”

“Ya memang tindakan bodoh, tapi kan pembeli tidak tahu. Makanya mereka menjual secara sendiri, tidak melalui Agen Penjual, karena pasti perusahaan real estate memeriksa keabsahan tanah.”

Salah seorang agen juga angkat suara, “Kami memiliki informasi mengenai Machmudi Ginanjar, akan dijelaskan melalui agen selanjutnya. Saya save nomor Pak Regi, boleh?”

“Tentu... nama kalian?”

“Saya Kenny Bagaswirya.”

"Saya Kenzo Bagaswirya.”

Dan Regi pun membeku.

Bagaswirya.

Keluarga konglomerat yang basis usahanya ada di Eropa, terutama di Jerman. Konon nenek moyang mereka adalah aset negara, disebut begitu karena merupakan salah satu manusia yang menyimpan rahasia yang tidak boleh diketahui pihak lain karena berkaitan mengenai ‘keseimbangan’ negara. Turun temurun Keluarga Bagaswirya mendirikan banyak perusahaan yang kini asetnya menduduki 3 besar terkaya. Biasanya orang menyebut mereka ThreeKings.

Anggota dari Threekings Yang pertama dari Keluarga Bataragunadi dengan Garnet Grupnya, keluarganya Pak Sebastian, Rahwana, Pak Dimas.

Yang Kedua dari Keluarga Alexander Beaufort dengan Beaufort Company. Beaufort Bank adalah tempat kerja Regi yang lama.

Yang Ketiga dari keluarga ini, Keluarga Bagaswirya dengan Jarvas Corporation.

Bisa dibilang Three Kings ini adalah Old Money karena dari jaman sebelum Orde Baru mereka sudah kaya raya. Terutama Keluarga Bagaswirya, mereka disebut-sebut sebagai keturunan Raja-Raja Mataram Kuno. Entah benar atau tidak, tapi negara bergantung pada mereka.

Sementara Abbas  dan Pak Felix berasal dari 12 Naga,  yaitu golongan pengusaha yang baru-baru ini naik daun. Kebanyakan anggota 12 Naga ini menjadi industri besar setelah Reformasi. Dengan mengandalkan bisnis berbasis teknologi dan metode bisnis baru lainnya.

“Bagaimana...” Regi menelan ludah. Ia gentar mendengar nama keluarga Kenny dan Kenzo. “Bagaimana bisa orang sepenting kalian rela turun ke jalan bertaruh nyawa? Kalau sesuatu terjadi apakah keluarga kalian tidak khawatir?”

Kenny dan Kenzo menyeringai, “Pasti khawatir, Pak. Tapi kami lebih baik mati dalam tugas dari pada duduk santai menikmati harta orang tua. Orang tua kami juga mengalami masa-masa seperti ini kok Pak, kebanyakan dari kami bahkan tidak kaya dari lahir.”

“Keluarga Bagaswirya tidak kaya dari lahir?! Apa maksudnya coba?!” tanya Regi merasa semua ini tidak masuk akal. Abbas yang rela jadi OB saja baginya adalah hal konyol, apalagi yang ini...

“Bisa dibilang kami ini diadopsi, namun menerima warisan yang sangat tinggi. Kami merasa tak enak, kalau hanya duduk berpangku tangan, seakan tidak tahu balas budi.” Kata Kenny. Atau Kenzo, pokoknya salah satunya.

Lalu Regi pun teringat sesuatu, “Kalian... ada hubungannya dengan Irjen Rama Bagaswirya? Mantan Kadiv Propam di Polri?”

“Beliau Kakak Ipar kami, Pak. Informasi selanjutnya yang akan disampaikan oleh rekan kami juga berkaitan dengan kasus yang sedang Pak Regi tangani, kami mendapat data-data dan dokumen juga dari Mas Rama.”

“Kalau... kalian ada hubungan apa dengan Pak Sena? Direktur Operasional Garnet Bank?” Regi memberondong si kembar dengan berbagai pertanyaan.

“Itu Ayah kami.” Kata si kembar berbarengan.

“Astaga... dunia ini sempit.” Keluh Regi sambil berkacak pinggang.

“Tapi... Pak Regi, ada hal yang menurut kami tidak usah disampaikan ke Bu Ratu, mengenai salah satu terduga.”

“Terduga yang mana?”

“Yang namanya Pak Eri.”

“Ada apa dengannya?”

“Kami bisa saja membereskannya dalam sekejab, Tapi Mas Iwan tidak setuju. Karena itu bukan ranah kami. Padahal buktinya sangat kuat dan penyelesaiannya demikian mudah, apalagi kami ada koneksi di kepolisian.”

“Kenapa? Karena itu tugas saya? Dia mau lihat hasil kerja saya, begitu?” sindir Regi Sarkas.

Si Kembar cekikikan, “Begitulaaaaaah.”

“Yang namanya Vice Presiden, wakil Direksi, harus punya kemampuan khusus. Saya kan hanya ingin lihat sampai dimana Mas Regi nantinya bisa sanggup menyelesaikan masalah.” Rahwana pun muncul di tengah-tengah mereka.

Fix, ini sih aku dikuntit. Pikir Regi sambil melirik sebal ke Rahwana.

“Mas Iwan kok tiba-tiba di sini? 10 menit yang lalu masih di atas kayaknya.” Tanya salah satu dari si kembar.

“Terjun dari atas.” Jawab Rahwana asal. Tapi sepertinya si kembar percaya-percaya saja kalau Rahwana bisa terjun dari lantai 30 ke lobby tanpa cedera. “Setelah aku lihat kamu berdua ngobrol sama mas Regi, dari pada nanti pada ember buka kartu, lebih baik aku datang aja.”

“Iiih Mas Iwaaan, kita kan Cuma ngobrol looooh!” si kembar cekikikan.

“Mas Iwan nih sekarang jadi posesif ya sama bestie barunyaaaa, secara calon wakil direksi kerjanya merangkap sekretaris pribadi bisa-bisa 25 jam 8 hari di sebelah Mas Iwan loh Pak Regiiii,” goda si kembar.

“Masa?” seru Regi langsung ingin mundur.

“Saya nggak sejahat itu kok Mas Regi. Tapi memang lowongan wakil Direksi posisi yang bisa memback up saya kalau saya sedang berhalangan. Saya butuh orang khusus yang kalau bisa status keluarganya tidak ada hubungannya dengan golongan konglomerat. Karena kalau sudah keturunan pebisnis, lagaknya sudah congkak kayak nih anak dua.”

“Ih, sensiiiii,” goda si kembar sambil colak-colek Rahwana.

“Sudah sana nyamar, sudah sore nih.” Kata Rahwana sambil mengibas-ngibaskan tangan mengusir Kenny dan Kenzo.

“Eh, itu tuh si AIB dan Yoga sudah dateng.” Kata si kembar.

“Ya ampun, capek banget rasanya saya nih...” Rahwana memijat tengkuknya. Sepertinya ia agak stress mendengar nama AIB dan Yoga ini.

“Baiklah, karena Mas Iwan sudah mulai pusing, kami pamitan dulu ya Pak Regiiii,” si Kembar langsung setengah berlari menuju ke arah parkiran mobil.

**

Dan saat mendengar siapa itu AIB dan Yoga, yang keduanya kira-kira seusia si Kembar Kenny dan Kenzo, ditambah mereka berdua memakai seragam GSA masih lengkap dengan senjata di punggung mereka, Regi terperangah melihatnya.

“Kamu bukannya... Idris kan, anaknya Pak Alex? Alexander Idris Beaufort?!” (Disingkat : AIB. entah kenapa bisa disingkat dengan kata-kata yang kurang senonoh semacam ini. Tapi pada dasarnya Idris memang kurang akur dengan bapaknya sendiri).

“Haloooo Pak Manajer Goblin!” sapa yang namanya Idris.

“Goblin?!”

“Iya, Pak Regi kan dijuluki itu di Beaufort. Soalnya dia pembawa nasib buruk.” Kekeh Idris. “Tapi herannya Papah saya suka hahahahahaha!”

“Oh ini orangnya, kayaknya klemar-klemer apa bisa dia dikasih tugas khusus? Sekali tinju juga roboh kayaknya. Kok pada takut sih ketemu Pak Regi?” kata yang bernama Yoga.

Sekali ketemu saja, Regi langsung tak suka padanya.

Rahwana masih ada ramahnya.

Tapi Yoga ini cara bicaranya benar-benar kurang sopan. Walau pun terkesan terus terang.

“Dia pembawa nasib buruk bagi pesakitan. “ kata Rahwana, “Tapi bagi pemegang saham, dia pembawa keberuntungan. Ya Mas?” kekeh Rahwana.

“Ini siapa? Anak konglomerat yang mana? Kok tingkahnya tak beradab?” Regi menantang Yoga.

Yoga membulatkan matanya. “Nggak usah bawa-bawa keluarga, sini satu lawan satu, pengalaman Anda ini baru beberapa tahun, jadi nggak usah sombong mutus rejeki orang.”

“Beuh...” gumam Rahwana sambil mundur. Ia ingin lihat Regi akan membalas apa. Idris juga disuruhnya mundur.

“Saya tidak memutus rejeki orang, tapi mereka memang tidak berhak menerimanya. Kamu ngerti dong prinsip Tabur Tuai?”

“Anda ini mencari-cari kesalahan di kehidupan pribadi orang. Sementara kinerja mereka tetap stabil, kok.” Kata Yoga.

“Semakin lama dibiarkan, mereka akan berbuat curang di pekerjaan.”

“Sok tahu bener ya Anda ini. Memangnya hal itu bisa diprediksi?”

“Saya mungkin kalah sama kamu dalam hal fisik, tapi saya mengerti hukum. Lagian kamu ini akan bekerja di kantoran yang lebih membutuhkan otak dari pada otot, buat apa kamu nantangin saya bertinju?!”

Rahwana terkekeh. Ia suka jawaban Regi.

Regi sama sekali tidak melempar kesalahan ke Rahwana, padahal semua ini Rahwana yang mau, tapi ia berusaha tidak mengotori tangannya.

“Yoga, kalau kamu mau, setelah urusan di Garnet Bank selesai, dia bisa bekerja di Garnet Property. Lebih banyak kecurangan terjadi di property dari pada di Bank yang manajemennya berlapis-lapis dan diawasi OJK.” Tawar Rahwana.

“Saya menolak.” Kata Regi cepat. “Saya tebak, dia yang akan menjabat sebagai CEO di Garnet Property kan? Pemimpin yang pandangannya sempit seperti dia akan membawa banyak masalah buat saya. Lebih baik ditunjuk saja pewaris yang lain.”

“Sialan...” geram Yoga. “Paling tidak saya masih punya hati nurani dibanding Anda, loh.”

“Punya hati nurani boleh saja, tapi gunakan logika dong. Untung Rugi, Supply Demand, Profit-Loss. Perusahaan kamu itu tidak dibangun dengan hati nurani. Ini anaknya siapa sih?” ujar Regi gemas.

“Anaknya Om Dimas. Bataragunadi tulen ini.” Jawab Rahwana.

“Bataragunadi dan Beaufort satu TIM di GSA dan dipekerjakan untuk mendampingi saya di lapangan? Dan si Kembar yang tadi Bagaswirya. Mas Iwan nih mau nyiksa saya ya sebenarnya?”

“Iya.” Jawaban Rahwana sambil menahan tawa. “Tapi Mas Regi lebih hebat. Orang biasa yang kepadamu kami menggantungkan masa depan perusahaan. Hey adik-adik, hormatin nih senior, dia bukan termasuk circle tapi rela terjun ke jurang barengan kalian.”

“Iya lah dibayar miliaran.”

“Cuma seratus juta kok per orang terdakwa yang berhasil dipecat.”

“Oh, bodoh itu namanya.” Jawab Yoga. “Kok mau-maunya.”

Regi langsung maju dan mencengkeram kerah rompi Yoga. “Kamu tuh nggak tahu malu ya, sebelum kamu menghakimi macam-macam kamu harusnya mengerti kenapa harus saya yang diterjunin ke lapangan? Di GSA kamu akan mati terhormat, sementara saya bakalan mati tanpa nama. Kalau bukan gara-gara prinsip, mana mau saya terima kerjaan konyol kayak gini walopun iming-imingnya Vice Presiden?! Jabatan nggak penting buat saya!” Geram Regi.

“Sudah Mas, Sabar dulu...” Rahwana menepuk bahu Regi dan melepaskan tangannya dengan lembut. “Yoga tadinya ingin ambil alih posisi Mas Regi tapi kami merasa terlalu beresiko untuknya karena dia seorang Bataragunadi.”

“Ya memang seharusnya aku yang langsung berkepentingan, buat apa kita ambil orang luar. Kita nggak tahu dia siapa loh Mas!” sahut Yoga.

1
ȋ⏤͟͟͞Rἅyαyu⚜𒈒⃟ʟʙᴄ 🍂
astaga buciner
ȋ⏤͟͟͞Rἅyαyu⚜𒈒⃟ʟʙᴄ 🍂
wkwk 🤣 padahal tadinya aku langsung keinget nama penyanyi ASAP🤣🙈
ȋ⏤͟͟͞Rἅyαyu⚜𒈒⃟ʟʙᴄ 🍂
kayak siapa ya 🤣
ȋ⏤͟͟͞Rἅyαyu⚜𒈒⃟ʟʙᴄ 🍂
wah madam endors kah🤣🤣🤣
ȋ⏤͟͟͞Rἅyαyu⚜𒈒⃟ʟʙᴄ 🍂
pinter ngikut bapak, kalem ngikut emak 🤣🙈
ȋ⏤͟͟͞Rἅyαyu⚜𒈒⃟ʟʙᴄ 🍂
aaaaaiiiii lap yuuuu madam🥰🥰🥰
Deu
nari duit goni amat 😂😂
ZQ
bakul panci sing guantengeeeeee poooooool
🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ𝐀⃝🥀𝐀му𒈒⃟ʟʙᴄ🍂
wooyy Reg hati-hati kalo ngomong, ada bapaknya tuh😂😂😂
🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ𝐀⃝🥀𝐀му𒈒⃟ʟʙᴄ🍂
wkwkwk kepret aja tuh pak Dimas, pak Felix😂😂😂
🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ𝐀⃝🥀𝐀му𒈒⃟ʟʙᴄ🍂
wkwkwk
awas nanti ngga di restui kamu Ratu 😂😂
Tyaga
wkwkwkwkk..anak siapaa tuhh 🤣
Tyaga
wkwkwkkkk....🤣
elvi yusfijar
hhmm siap2 regi,, bakalan jd bapak asuh ini , d kumpulin sama bocah2
🍊 BORNEO𒈒⃟ʟʙᴄ 🅲🆄🅼🅸
ya ampuuuun Dimas 🤣🤣🤣
🍊 BORNEO𒈒⃟ʟʙᴄ 🅲🆄🅼🅸
eh ko kata kata ratu rada bikin anu ya
🍊 BORNEO𒈒⃟ʟʙᴄ 🅲🆄🅼🅸
😊😊😊😊😊
Tri Dikman
Yes pke anget
🍊 BORNEO𒈒⃟ʟʙᴄ 🅲🆄🅼🅸
Udah mode cemburu gini pokoknya segalanya serba salah
🍊 BORNEO𒈒⃟ʟʙᴄ 🅲🆄🅼🅸
sabar ya bas 😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!