Syahnaz, ibu rumah tangga yang berparas cantik dan baik hati, ia mempunyai suami seorang pengusaha yang terbilang sukses dan tampan. Namun, sayang nya rumah tangga mereka mulai retak setelah datang nya seorang gadis bernama Lily.
Lily memiliki wajah yang lumayan cantik dan juga bentuk tubuhnya yang bagus. Namun, sayang nya Lily tega menjadi duri dalam rumah tangga nya Syahnaz dan Raja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hafit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sulit mengendalikan emosi.
( POV Syahnaz )
Mama Lidya dan menarik tubuh ku dengan kasar.
"Lepaskan saya Mama, Apa yang mau kalian lakukan?" Teriak ku, aku gak tau harus bagaimana sekarang. Mereka seperti nya mempunyai rencana jahat sama aku.
Aku terus memberontak, tapi Mama mencengkeram kuat lengan ku, hingga memerah.
Aku melihat kearah Mas Raja yang hanya diam saja melihat aku diperlakukan seperti ini.
"Sudah lah Mbak, gak usah ngelawan, karena percuma saja, gak akan ada yang menolong Mbak Syahnaz sekarang!" Ucap Lily tersenyum licik menatap ku.
"Kalau kamu gak mau dikurung, maka serahkan surat sertifikat rumah ini pada kami sekarang juga!" Titah Mama Lidya menatap dengan serius, bahkan dia berhenti menyeret ku.
"Iya Syahnaz, turuti saja permintaan Mama saya. Biar kamu bisa pergi dari sini, aku juga gak mau berbuat jahat sama kamu. Tapi, karena kamu sudah semena-mena sama kami. Maka, jangan salahkan kami kalau terpaksa berbuat kasar sama kamu!" Timpal Mas Raja menatap ku dengan ekspresi datar.
Aku tersenyum sinis mendengar ucapan mantan suamiku itu, ternyata sifat nya yang kukenal dulu begitu baik, nyatanya tidak sebaik yang aku lihat selama ini.
"Kalian terlambat Mas, rumah ini sudah aku jual," Ungkap ku membuat mereka melongo mendengar nya.
"A-apa? Di jual?" Mas Raja terlihat begitu kaget, bahkan dia terlihat menyugar kasar wajahnya.
"Astaga...." Lirih Mama Lidya dengan lemah.
Disaat mereka lengah, aku segera berlari kearah tangga dengan cepat. Namun, baru beberapa langkah aku berlari mas Raja kembali mencengkeram tangan ku.
"Mau kemana kamu haa? Kamu harus di hukum Syahnaz, karena sudah berani menjual rumah ini tanpa sepengetahuan ku!" Ancam mas Raja menyeringai kearah ku.
Aku bergidik ngeri melihat mas Raja menatap ku seperti itu, dia terlihat benar-benar menakutkan sekali kalau lagi marah.
"Mas, rumah ini atas nama aku, ja-jadi wajar kalau aku menjual nya. Apalagi kalian sudah begitu zalim terhadap ku! Bahkan kalian tega mengusir ku dari rumah ini," Ucap ku parau.
"Memang kurang aj4r Mbak Syahnaz....Benar kata mu mas, kita hukum saja dia, biar kapok !" Hasut Lily.
"Kita ikat saja dulu, biar dia tidak bisa melawan lagi," Tiba-tiba saja Mama Lidya membawa sebuah tali rafia yang entah dimana diambil nya.
"Kalian pikir aku takut kah sama ancaman kalian?" Tantang ku tidak gentar sama sekali.
"Masih berani kamu ya!" Mama meremas dagu ku dengan mata melotot tajam.
"Tentu saja aku berani, kenapa harus takut sama manusia pengec*t macam kalian?" Ujar ku membalas tatapan tajam mereka.
Raut wajah Mas Raja terlihat merah padam menatap ku.
"Alah....Paling itu hanya gertakan nya saja Mam, Mas....Jangan terkecoh sama ucapan Mbak Syahnaz, aku yakin dia pasti sedang mencari cara agar bisa kabur dari kita," Lagi-lagi wanita pelak*r itu meremehkan aku.
Aku mendekat kan wajah ku pada Lily dan Mama Lidya yang masih memegang kuat lengan ku.
"Apa kalian tau, kalau semua aset mas Raja semuanya sudah berpindah atas nama ku? Termasuk apartemen milik Mas raja!"Ungkap ku lagi, dan itu mampu membuat mereka kembali kaget.
"A-apa?" Teriak Mama dengan mata membola.
"Mas, kalau itu benar, berati kamu sudah gak punya apa-apa lagi Mas? Gak....Aku gak mau hidup susah Mas!" Kini Lily terlihat frustasi mendengar berita yang mungkin begitu mengangetkan nya.
"Hahaha.....Omong kosong sama semua yang dia katakan! Bagaimana bisa, jelas-jelas aku tidak pernah mengubah surat apapun, apalagi sampai mengganti nya dengan nama Syahnaz! Ya...Walau aku akui kalau rumah ini memang atas nama Syahnaz, tapi kan gak semua nya juga, apalagi sampai semua aset ku ku atas nama kan dia! Aku tidak sebod0h itu Lily...." Sangkal Mas Raja masih dengan tawa nya.
Aku kembali tersenyum mendengar ucapan mas Raja, dia masih begitu yakin kalau masih mempunyai semua nya.
"Kita lihat saja nanti Mas, apakah aku berkata benar atau tidak!" Ucap ku santai.
Ku soroti raut wajah mas Raja, yang tiba-tiba berubah sayu, Apa mungkin dia mulai bingung atau takut.
"Mas, mendingan kamu cek dulu," Titah Lily, dengan cepat mas Raja mengangguk dan merogoh saku celana nya mengambil benda pipih itu.
Terlihat dia sedang menghubungi seseorang, aku yakin dia pasti sedang menghubungi Pak Satrio pengacara nya.
"Hallo....Pak, coba cek semua surat penting saya, apa kah betul masih atas nama saya kepemilikan nya?" Tanya Mas raja dengan tergesa.
Aku tidak bisa mendengar apa balasan pak Satrio, tapi dari ekspresi mas Raja dia terlihat begitu panik sekaligus kebingungan.
Kulihat bulir-bulir keringat mulai keluar di kening nya.
"A-apa? Se-sejak kapan saya mengganti nya pak? Jangan bercanda pak....Saya bisa saja menuntut bapak kalau kalian mencoba menipu saya. Apa jangan-jangan pak Satrio bersekongkol dengan Syahnaz buat menjebak saya?" Suara mas raja terdengar meninggi, dia benar-benar terlihat begitu marah.
Mas Raja tidak sadar sama sekali kalau saat aku meminta tanda tangan nya waktu itu, dan dengan satu kali tanda tangan maka pertanda kalau dia setuju mengalihkan semua harta benda nya untuk aku. Aku berhasil mengelabui nya dengan mengatakan kalau aku ingin membeli tanah, dan butuh persetujuan nya. Dan dia tanpa ragu menuruti apa yang aku suruh.
Maaf mas, bukan aku rakus, tapi aku sakit hati karena kamu memperlakukan ku bak sampah, ini akan menjadi pelajaran berharga buat kamu. semoga saja kamu bisa berubah.
Aaaaarrrrgh....
Brakkk!
Mas raja berteriak kencang dan melempar ponsel nya hingga tidak berbentuk, aku, Lily, Dan mama Lidya terlonjak kaget melihat nya.
"Mas, ada apa? Jangan bilang semua yang dikatakan perempuan ini benar? Jawab Mas!!!" Sentak Lily mendesak Mas Raja.
"Katakan Raja, apa semua itu benar?".
"Bisa diam gak!!!!" Bentak Mas Raja dengan suara parau, dia meremas kuat rambut nya.
Mas Raja terlihat begitu frustasi, aku benar-benar puas melihat nya.
"Mas, aku gak mau hidup miskin....Kalau kamu sudah gak punya apa-apa lagi, lebih baik aku gugurkan saja bayi ini. Aku gak mau mengurus nya, aku gak mau bayi ini nanti malah menyusahkan ku!" Ucap Lily tiba-tiba. Mas Raja seketika menatap nya dengan mata memerah.
"Jangan gil4 kamu Lily, apapun yang terjadi jangan pernah melenyabkan benih Anak ku!" Teriak Mama Lidya menatap tajam Lily.
"Aaauwh...Mas, apa yang kamu lakukan? le-lepaskan aku!" Mas Raja tiba-tiba saja mencekik Lily dengan kuat, aku kaget dan reflek menjauh, belum pernah aku melihat mas raja semarah ini.
Aku melirik kearah Mama Lidya, dia hanya diam saja tidak berniat membantu Lily sama sekali. Benar-benar keluarga psikop4t mereka ini.
Untung saja aku bisa bebas dari keluarga ini. Mungkin ini cara Tuhan buat aku jauh dari keluarga jahat seperti mereka.
Sekarang aku malah bersyukur sama takdir yang Allah berikan.
Terimakasih Tuhan...
"Berani kamu sentuh bayi saya, Maka kamu akan saya lenyabkan!" Ancam mas Raja dengan suara di tekan.
Uhuk....Uhuk...
Mas Raja melepaskan tangan nya dari Lily, dan menatap ku dengan nyalang.
"Syahnaz, kamu sudah membuat aku kehilangan semua nya! Kamu benar-benar lic*k Syahnaz....Aku tidak akan membiarkan kamu hidup tenang! Ayolah sini, kita rajut kembali rumah tangga kita." Ucap mas Raja dengan suara di lembutkan. Namun, penuh ancaman.
Mas Raja menarik tangan ku dengan kasar, dia menyeret ku kearah tangga.
Mau ngapain dia membawa ku keatas, aku mulai was-was, takut mas Raja berbuat nekat. Walau seberani apapun aku. Tetap lah diri ku hanya seorang perempuan yang akan kalah kalau harus melawan seorang lelaki.
"Mas, kamu mau bawa aku kemana?" Sentak ku meronta agar tangan ini terlepas.
"Tenang lah sayang! kita akan bersenang-senang hari ini..." Ucap nya menyeringai menatap ku.
Jedder
Brakkk!
Mas Raja membawa ku kekamar dan membanting kamar begitu keras, bahkan dia mendorong ku ke atas kasur.
"M-mas....Jangan macam-macam kamu mas! Ki-kita sudah bukan suami istri lagi, kamu gak boleh menyentuh aku lagi..." Aku benar-benar kaget melihat mas Raja mulai membuka kancing baju nya. Aku takut dia melecehkan ku disini.
memang kami belum bercerai secara resmi, tapi secara agama kami sudah bukan suami istri lagi, karena mas Raja sudah menalak ku beberapa hari yang lalu.
Mas Raja menatap ku dengan seringai, aku semakin takut melihat nya.
🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿
untung blm nikah ma Adit sekarang mlh ngluyur gk jelas ntar di perkosa kau
lanjut yc Thor ditunggu ceritanya
sebaiknya kl blm yakin jng keburu nikah mlh ini terkesan dadak an. kn janda punya duit mbok hiling saja dulu, nata hati. berdoa siapa tau dpt jodoh yg terbaik dr Allah. entah lah feeling ku gk sreg dng Adit dan shahnaz terlalu bucin gk bisa ambil keputusan sendiri dan temannya kyak mlh njorokin syahnaz ke lubang derita.
jng keburu nikah cari yg bner bner laki baik dan tanggung jawab terlebih orang yg sdh selesai dng ms lalunya.