Jodohnya Caca

Barra kembali sibuk memeriksa formulir pendaftaran mahasiswa baru di basecamp. Dia mencari-cari nama yg terus memenuhi pikirannya akhir-akhir ini.

3minggu sudah berlalu dari kelasnya Bu Aileen saat dia mendengar sebuah nama yg cukup asing ditelinganya namun tidak asing dengan orangnya.

“Ketemu!” sahutnya.

Dilihat formulir itu dengan nama Caca dan isian formulir itu cukup membuat Barra sedikit emosi karena tampak asal-asalan.

Dari mulai nama saja sudah tidak diisi dengan lengkap belum lagi dalam hal tujuan masuk exkul basket, pengalaman, dan tandatangannya pun hanya bertuliskan nama Caca.

Sedangkan formulir ini yg nantinya akan digunakan sebagai data kelengkapan anggota basketnya jika akan mengikuti lomba.

Memang sebentar lagi akan diadakan lomba basket antar fakultas. Biasanya pertengahan semester awal masuknya mahasiswa baru. Kegiatan ini dilakukan untuk pemilihan anggota baru club basket universitas.

Yg bagus mainnya di setiap fakultas pasti akan ditarik untuk masuk club universitas. Dan biasanya jarang ada yg menolak bahkan semua berlomba menampilkan keahlian terbaiknya.

Saat ini di basecamp hanya ada Barra dan juga Ali yg sedang mengecek absen latihan anggota basketnya di lapangan.

“Ali coba lu panggil orang ini buat benerin isi formulirnya.”

Ali menengok dan mengambil formulir yg Barra tunjukkan.

“Caca…”gumam Ali sembari melihat daftar absen yg dipegangnya juga.

“Ini mah latihan juga udah absen terus, 3minggu ga ada masuk, kali ga serius..” jawab Ali.

Barra mengernyitkan dahinya, diapun sudah lama tak hadir di lapangan setiap jadwal latihan karena memang menghindari ketemu Caca. Ternyata orangnya juga gak pernah latihan.

“Coba lu tanyain soalnya kan sebentar lagi akan dibuka pendaftaran lomba basket universitas dan kita mesti nyiapin tim yg siap buat tanding, anggotanya lu kudu udah prepare dari sekarang.” sahut Barra lagi.

“Ok..ok bang. Ntar biar gw panggil orangnya kesini.” jawab Ali serius.

Ali berjalan keluar basecamp untuk mencari Caca namun karena data yg kurang lengkap Ali pun bingung harus mencari kemana. Dalam formulir itu nampak kelasnya tidak diisi, no yg bisa dihubungi juga dibiarkan kosong.

Akhirnya Ali memutuskan untuk menemui Farhan sebagai ketua tim lapangan yg saat ini sedang berada di lapang.

“Han, lu tau Caca kan?” tanya Ali.

“Caca? Anggota baru club kita? Itu li.. yg masukin three point.” seru Farhan.

“Oh… dia!” Ali manggut-manggut mengingat wajahnya karena memang dia baru melihatnya saat hari itu saja dan kurang mengingatnya.

“Ada apa li, lu nyariin dia?” tanya Farhan.

“Ini han liat! Formulirnya dia isinya ga lengkap. Bang Barra nyuruh gw buat dia lengkapin data-datanya. Kan sebentar lagi pertandingan basket universitas kita mesti siapin tim dari sekarang dan itu butuh data lengkap buat pendaftarannya.” Ali menjelaskan sembari memberikan formulir itu pada Farhan.

“Biar gw yg kasihin formulirnya aja li buat dilengkapin datanya sama dia. Sayang banget klo sampai dia ga masuk tim buat tanding di lomba nanti.” lanjut Farhan mengambil inisiatif sekaligus dia ingin lebih kenal lagi dengan Caca siapa tau jadi akrab!

“Tapi Han, bang Barra nyuruh kita buat manggil tuh orang ke basecamp.” Ali menghentikan langkah Farhan. “Masalahnya dia cuma baru masuk 1 hari doang waktu perkenalan. Jadi bang Barra nyuruh dia dateng ke basecamp buat mastiin keseriusan dia.” lanjut Ali lagi.

“Oh.. gtuh Li! Tapi setau gw dia ga latihan karena cedera deh! Lu tau kan Li waktu itu dia jatuh gara-gara Siska yg ngejegal kakinya. Apa karena itu juga dia jadi ga latihan mulu?”

“Bisa jadi sih Han, makanya bang Barra perlu manggil orangnya ke basecamp buat ditanyain langsung. Jadi mening skr kita cari Caca terus ajak ke basecamp.” Ali mengakhiri obrolannya dengan Farhan dan mereka pun mulai mencari Caca.

**