NovelToon NovelToon
Mengandung Benih Si Culun

Mengandung Benih Si Culun

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Hamil di luar nikah / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:127.3k
Nilai: 5
Nama Author: Reni mardiana

Ayu Lestari, seorang wanita yang harus rela pergi dari rumahnya saat warga mengetahui kehamilannya. Menghabiskan satu Malam dengan pria yang tidak di kenalnya, membawa petaka dan kemalangan pada Ayu, seorang wanita yang harus rela masa depannya terenggut.

Akankah Ayu menemukan siapa ayah bayi yang di kandungnya? bagaimana reaksinya saat mengetahui bahwa pria yang menghamilinya adalah seorang pria yang di kenal culun?

Penasaran kan? yuk ikuti terus kisahnya sampai akhir ya, jangan lupa tambahkan subscribe, like, coment dan vote nya. 🤗🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perkelahian

Melihat penampilan Ayu yang sangat cantik bagaikan bidadari, membuatnya terpikat. Dia tidak menyangka wanita yang dulu dijebaknya untuk bermalam dengan Gibran, sekarang telah berubah.

Kecantikan, keanggunan, juga kemanisan di wajah Ayu membuat Raden tertarik. Sampai akhirnya dia mulai memanas-manasi Gibran untuk melihat reaksinya.

“Boleh juga nih, cewek. Gue nggak nyangka dia bisa berubah drastis seperti ini. Perasaan waktu itu dia hanya seorang office girl yang terlihat sederhana, tapi lihatlah sekarang gayanya sungguh luar biasa,” batin Raden.

Ingatan pria itu kembali pada masa di mana semua bukti berusaha dilenyapkan. Mulai dari CCTV, jejak lainnya, atau sesuatu yang akan menyudutkan dirinya.

Raden pun sampai terkejut melihat Ayu, wanita yang ada di CCTV bisa bernasib bahagia dengan Gibran yang notabennya pria culun tak berguna.

Langkah Raden mulai mendekati Ayu, lalu mencolek dagunya sambil tersenyum seraya menggodanya.

“Wah, wah … siapa wanita cantik ini? Boleh kali ya, kita kenalan. Siapa tahu bisa kencan malam ini,” ucap Raden mengedipkan mata.

“Apaan, sih! Jangan pernah menyentuhku atau—”

“Atau apa, Cantik, hem? Daripada main dengan suamimu yang tidak berguna itu, lebih baik sama aku. Dijamin puas hahah!”

Ayu membuka matanya lebar-lebar dengan wajah marah, sama seperti Gibran yang sudah mengepalkan tangan. Namun dia harus menahan itu di depan sang anak.

Raja yang tak suka dengan niat buruk Raden pada sang ibu, langsung menginjak kaki kanannya hingga pria itu memekik kesakitan sampai melompat-lompat.

Kamal yang menyaksikan keberanian Raja refleks menertawakan Raden. Di mana wajah pria tersebut melirik tajam ke arahnya.

“Aakhh, sial! Dasar bocil haram!” pekik Raden membuat Raja semakin murka dan menonjok tepat di benda tumpul kesayangan pria tersebut.

“Emang enak! Makannya jangan pernah ganggu Ibu Raja!” teriak anak kecil itu yang nampak posesif terhadap sang ibu.

“Astaga, Raja! Nggak boleh begitu, Sayang. Kasi—”

“Jangan pernah merasa kasihan terhadap orang yang sudah menyakiti kita, Bu. Ingat! Rasa kasihan itu cukup diberikan pada orang yang membutuhkan, buka seperti Om jahat itu kata Papa Ganesha! ” tunjuk Raja dengan segala emosinya.

“Apa yang dikatakan Den Raja benar, Nyonya. Pria itu memang harus diberikan pelajaran supaya tahu batasan. Jangan seenaknya saja berbicara!” timpal Kamal tersenyum sinis.

“Anak pembawa sial. Arrghh!” Raden mendorong Raja hingga anak itu terjatuh ke lantai membuat Ayu langsung menolongnya.

Sementara mata Gibran sudah memerah lantaran ingin sekali menghabisi Raden saat ini juga. Namun dia harus mengutamakan psikis Raja terlebih dahulu. Jika sang anak melihat kejadian tidak baik itu pasti akan tertanam di dalam pikirannya dan membuatnya tumbuh menjadi anak yang selalu melakukan kekerasan.

“Raja gapapa? Ada yang sakit?” tanya Ayu panik menolong sang anak.

“Raja gapapa kok, Bun. Raja kuat! Lagian juga dorongan pria itu tidak sakit!” balas Raja sambil berdiri melirik tajam ke arah Raden yang sedang menahan emosinya.

Melihat wajah Raja yang begitu mirip dengan Gibran membuat Raden semakin yakin, jika anak kecil itu memang hasil dari jebakan yang sudah direncanakan bersama beberapa temannya.

Belum lagi usia Raja itu setara dengan kejadian dulu yang menimpa Gibran dan Ayu, sehingga Raden semakin percaya kemiripan wajah mereka memang benar-benar tidak diragukan.

Ayu menatap lekat wajah Raden dan memberikan tamparan keras untuknya karena sudah melontarkan kalimat menyakitkan juga melukai sang anak.

“Sekali lagi kau berani mengatakan anakku sebagai anak haram. Aku pastikan lidahmu akan kupotong!” bentak Ayu tak kuasa menahan rasa sakit di dada.

“Oh, ya? Masa? Anak haram, anak haram, anak haram. Bhahah ….”

Raden malah semakin berani meledek Raja untuk memancing emosi Ayu yang terlihat memuncak, sedangkan Raja menatap tidak suka pada pria jahat yang selalu mengatakan anak haram. Sementara anak kecil itu tidak tahu makna dari kata haram itu seperti apa.

“Kau—”

Gibran menahan Ayu dengan memegang tangannya. Mata mereka saling melirik satu sama lain.

“Biarkan dia menjadi urusanku! Sekarang kamu bawa Raja kembali ke ruanganku bersama Kamal. Semakin kamu menanggapinya, semakin dia semena-mena pada kita. Kamu ngerti maksudku, ‘kan?”

“Aku paham!” jawab Ayu. Dia segera menggandeng tangan Raja dan membawanya pergi dari ruangan meeting.

Tak lupa Kamal pun ikut mengawal Ayu sama Raja atas perintah Gibran. Hanya dengan kode mata sang asisten sudah paham apa yang harus dilakukan.

Seperginya Ayu dan Raja, Gibran melontarkan tatapan yang sangat datar. Raden hanya tersenyum remeh tertawa layaknya seseorang yang sedang meledek.

“Kenapa? Nggak suka? Gimana kalau Ayu buat gue aja, sepertinya itu jauh lebih cocok. Kalau berada di sampingmu, terlihat seperti supir dan atasan. Upss, sorry. Haha ….”

Gibran yang tidak bisa lagi menahan sakit di dada langsung menonjok rahang Raden hingga terjatuh ke lantai dalam keadaan sudut bibir terluka.

Buggg...

Tak berhenti dari situ saja. Gibran langsung menarik kerah Raden sampai berdiri, lalu menendang perutnya dengan lutut berulang kali.

Raden tidak tinggal diam. Dia segera membalas semua yang Gibran lakukan tanpa kata ampun. Perkelahian mereka di dalam ruangan meeting benar-benar serius.

Ruangan yang awalnya rapi menjadi berantakan akibat kedua kucing besar yang saling menunjukkan kejantanannya.

Sayangnya Raden kalah. Tubuhnya babak belur dibuat oleh Gibran, padahal dulu pria itu menjadi penguasa. Namun sekarang tidak lagi.

Gibran jauh lebih unggul. Wajahnya hanya lebam-lebam saja tidak sampai seperti wajah Raden yang sudah berlumuran darah juga bonyok.

“Ini semua tidak sebanding dengan apa yang kau lakukan pada istri dan anakku! Hari ini akan aku pastikan kau akan mati, Raden. Mati! Arrrghh …..”

Pria yang sudah terselimuti amarah itu memukuli Raden dengan penuh emosi. Dia tidak terima harga diri keluarganya direndahkan seperti ini.

Raden yang tidak bisa melawan serangan Gibran hanya bisa pasrah karena sudah tidak ada lagi tenaga yang tersisa. Akibat pukulan demi pukulan yang berikan mampu menumbangkan tubuhnya.

“Selamat tinggal Rad—”

“Stop, Gibran! Stop!”

Gibran menoleh ke arah belakang di mana Wiratma yang baru masuk melihat perkelahian itu berusaha menghentikannya.

Kaki yang ingin menginjak perut Raden perlahan diturunkan oleh Gibran. Dia berbalik menatap sang ayah disertai kebencian juga kemarahan di balik matanya.

Wiratma bergegas menolong Raden yang keadaan sangat menyedihkan. Pria itu tidak bisa berbicara banyak selain memegangi perutnya sambil terbatuk yang mengeluarkan darah.

“Tu-tuan … to-tolong aku. Se-selamatkan aku da-dari pri-pria psikopat itu. Ba-bantu saya, Tuan. To-tolong!” ucap Raden terbata-bata.

Wiratma mendongak menatap wajah sang anak yang masih setia berdiri di hadapannya, “Ada apa ini, Gibran! Kenapa kamu siksa anak orang seperti ini, hahh? Kamu lupa, tugasmu di sini hanya untuk menyelesaikan masalah bukan membuat keributan! Sekarang lihat Raden! Dia terluka cukup berat akibat ulahmu, dasar—”

“Aku membuat keributan Papa bilang?” timpal Gibran.

“Ya! Jika tidak, tidak mungkin Raden seperti ini! Cepat panggil ambulance!” pekik Wiratman yang berusaha menolong Raden.

Gibran yang melihat sang ayah bersimpati pada pria yang tidak tahu diri itu langsung menarik Wiratma untuk berdiri.

“Cukup, Papa. Cukup! Aku lakukan semua ini karena dia telah menghina istri dan anakku. Aku tidak masalah jika dia hanya menghinaku, tapi aku tidak terima kalau dia sampai menyakiti keluargaku. Sekarang Papa lihat pria itu baik-baik. Lihat!”

Gibran menunjuk wajah Raden membuat Wiratma terdiam menatapnya.

“Pria itu sudah mengatai Raja sebagai anak haram, juga menyentuh Ayu dengan tangannya yang kotor itu. Gimana kalau Papa ada diposisiku? Apakah Papa akan tinggal diam jika ada seseorang yang sudah menyentuh istri Papa ataupun menyakiti anak ayah, hahh? Nggak, ‘kan!”

“Untuk itu aku minta kerja sama perusahaan kita dengan dia dibatalkan detik ini juga! Aku tidak sudi dia masuk ke dalam bisnis kita. Jika Papa tidak mau mendengarku, sama saja Papa membela orang yang jelas-jelas sudah merendahkan cucu juga menantu Papa!”

“Keputusan ada di tangan Papa. Mau dia yang keluar dari bisnis kita atau aku! Jika sampai Papa memilih dia, jangan salahkan bila aku dan istri juga anakku akan angkat kaki dari rumah hari ini juga. Aarghhh!”

Gibran berteriak keras sambil mendorong kursi serta memecahkan botol-botol yang ada di atas meja, kemudian pergi meninggalkan mereka berdua.

Raden berulang kali meminta pertolongan pada Wiratma dan terus membela diri dengan keyakinan penuh jika pria itu akan lebih percaya padanya, bukan Gibran.

Wiratma terdiam mematung. Dia tidak menyangka Raden bisa melakukan hal sekeji itu dengan merendahkan harga diri Gibran.

Tanpa basa-basi Wiratma pergi meninggalkan Raden dalam keadaan mengenaskan di ruangan meeting. Namun dia juga sudah meminta salah satu staf di perusahaan untuk mengurus keadaan pria itu.

Sementara Wiratma pergi ke ruangan Gibran untuk mengecek kondisi cucu, anak, serta menantunya yang pasti sangat terluka atas ucapan Raden pada mereka.

Bersambung.

1
Heri Wibowo
lanjut
Heri Wibowo
sayang banget tuh ponsel dibanting
jaran goyang
𝙜𝙚𝙧𝙘𝙚𝙥 𝙠𝙠...𝙢𝙤𝙜𝙖 𝙘𝙥𝙩 𝙨𝙡𝙨𝙖𝙞... 𝙟𝙜𝙣 𝙗𝙧𝙗𝙡𝙞𝙩"🙏
jaran goyang
𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙠𝙠 𝙗𝙠𝙣 𝙩𝙤𝙙𝙖𝙠
kaylla salsabella
semoga berhasil Gibran
jaran goyang
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
jaran goyang
𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙠𝙠.... 𝙗𝙠𝙣 𝙗𝙞𝙙𝙖... 𝙗𝙞𝙙𝙖 𝙘𝙥
Biru Laut mama anggita
di tunggu kelanjutannya ya Thor
🌹Nabila Putri🌹
semoga lekas selesai masalahnya. dan mereka hidup dengan tenang Damai
jaran goyang
𝙗𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙖𝙥𝙖𝙠𝙖𝙝 𝙩𝙪
jaran goyang
𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙯 𝙖𝙣𝙠 𝙙𝙖𝙣 𝙗𝙥𝙠.... 𝙜𝙠 𝙗𝙚𝙧𝙚𝙨....🤣🤣🤣🤣🤣🤣
jaran goyang
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Biru Laut mama anggita
di tunggu part berikutnya yaaa
Nur Faris
apa gerangan berita yg membuat Gibran girang yaaa🤔🤔🤔
kaylla salsabella
pasti Gibran udah tahu dalang dari teror ini
kaylla salsabella
lanjut thor semangat berkarya thor 🥰
Heri Wibowo
lanjut thor.
Soraya
seru lanjut thor
Heri Wibowo
lanjut
jaran goyang
𝒑𝒔𝒕 𝒂𝒏𝒌 𝒃𝒖𝒂𝒉 𝒓𝒂𝒅𝒆𝒏.... 𝒅𝒂𝒏 𝒐𝒓𝒈 𝒕𝒖𝒂 𝒈𝒊𝒍𝒂 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏𝒈𝒏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!