NovelToon NovelToon
Kekecewaan (Disappointment)

Kekecewaan (Disappointment)

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis / CEO / Ibu Pengganti / Beda Usia / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Daffodil_73

"Tidak Azcel,Bagaimanapun juga aku adalah istri daddy mu!!"

"Ooh ayolah Grite, bukankah kamu sangat mencintai ku?! Perempuan murahan seperti mu tidak akan puas dengan satu lelaki! Bukankah kita juga pernah melakukannya?!"
Azcel yang sudah di penuhi kabut gair*h itu terus memojokkan Grite hingga menyentuh kepala ranjang. Jangankan untuk kabur, untuk bergerak saja Grite tidak mampu.


🍃🍃🍃

Hay sahabat reed, ini adalah karya perdana ku, silakan komen untuk masukannya ya.. kritik dari kalian sangat berarti sekali 💙 Happy Reading 😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daffodil_73, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Senja, Kopi dan Madu

Aku mencintaimu sebanyak hujan. Kau mencintaiku sesingkat senja. Seperti hujan, aku jatuh cinta berkali-kali. Seperti senja, kau memberiku cinta kemudian pergi.

~DISHA RETNA WIDYANING~

Sadar telah meninggalkan pesta cukup lama Gritte segera melangkah pergi sebelum gadis di hadapannya memergoki dirinya yang telah menguntit. Sedangkan perempuan tak tahu malu yang ada di depan sana juga segera pergi dari hadapan Azcel setelah apa yang menjadi tujuannya tercapai. Yukira tahu jika Disha sedang melihat dirinya berdua bersama dengan Azcel di taman, maka dari itu Yukira dengan sengaja mencium Azcel agar tercipta kesalahpahaman diantara bos dan sekertaris kecil itu.

"Kau lihat kan betapa buasnya Azcel saat menikmati bibirku? Ini baru bibir, apakah kau juga tau bagaimana sangat bergairahnya Azcel saat sedang menikmati tubuhku? Dia meminta berulang kali lagi dan lagi." Yukira sengaja memancing emosi Disha, bahkan dengan lancangnya tangan kotor itu berani menyentuh dan mempermainkan rambut indah Disha yang di biarkan tergerai menambah kecantikan gadis itu berkali-kali lipat.

Setelah puas mengungkapkan kebohongan yang dirinya ciptakan kini Yukira melangkah pergi tanpa merasa bersalah sedikitpun membiarkan gadis itu diam mematung memikirkan setiap kata yang diucapkan Yukira berkelana di pikirannya. Merasa bahwa dirinya disini tidak di butuhkan Disha pun juga segera memilih pergi tanpa berpamitan pada siapapun tanpa di sadarinya saat dirinya melangkah menuju pintu utama keluar rumah ada sepasang mata yang menatapnya dengan sendu, ada rasa kasihan, bahagia dan sedih yang beradu menjadi satu. Pemilik sepasang mata itu adalah Gritte.

Disha sengaja pergi tanpa mengabari Azcel ataupun Aditya. Dirinya ingin sendiri, ingin memastikan sebuah perasaan yang terpendam selama hampir 6 tahun itu apakah benar adanya atau telah berlabuh pada hati yang salah. Dalam malam yang sunyi sepi itu Disha memilih pergi ke sebuah danau buatan yang masih satu area dengan taman apartemen tempatnya tinggal. Menangis terisak sendiri entah apa yang membuatnya sebegitu sakit karena seharusnya dia tahu bahwa diantara mereka tidak ada ikatan apapun kecuali hanya sekedar CEO dan sekertaris sementara.

......................

Masih di taman belakang kini Azcel duduk berdua dengan Aditya ditemani secangkir kopi hitam sebagai pelampiasan penat di kepalanya. Terkejut dengan kenyataan bahwa kini Gritte tengah mengandung calon adiknya, penat dengan cerita Aditya yang ternyata Disha melihat adegan palsu dengan Yukira beberapa waktu lalu.

"Kalau kau memang melihatnya, kenapa kau tidak menghentikan perbuatan Yukira!" Sebenarnya Azcel juga tidak bisa menyalahkan Aditya begitu saja.

"Ku lihat kau menikmatinya! Mana tega aku menghentikan adegan enak-enak." Gelak tawa Aditya justru membuat emosi Azcel makin tinggi.

"Bajingan!" Azcel menendang kursi yang diduduki Aditya. Untung saja Aditya tidak sampai terjatuh jungkir balik berguling-guling akibat tendangan yang cukup keras itu.

"Dengar Azcel, hentikan semua ini. Pastikan perasaanmu pada Gritte bahwa semuanya telah lenyap tak tersisa dan pastikan juga perasaan mu pada Disha itu ada dan nyata serta tolong jika kau tidak memiliki perasaan apapun pada Yukira maka tegaskan padanya. Jangan menarik ulur sebuah hubungan, atau kau ingin menjadi seperti ku saja yang bebas berganti-ganti pasangan tanpa ikatan? Tapi aku tegaskan jangan dengan Disha!" Aditya sudah mewanti-wanti sejak awal dirinya bercerita bahwa Disha menyukai laki-laki itu sejak dulu, dirinya tidak akan bisa terima jika Azcel sampai mempermainkan perasaan Disha apalagi dengan sengaja menyakiti hati gadis kecil itu.

Azcel menerawang jauh, entah apa yang dirinya pikirkan namun kalimat panjang lebar Aditya tak satupun yang dia jawab.

"Pastikan kau hanya menawarkan gerimis, bukan hujan beserta badainya pada Disha!" Aditya menepuk pelan pundak sahabatnya sebelum berlalu meninggalkan Azcel dengan sejuta kegundahan dalam hatinya.

......................

"Usap air matamu." Sebuah lengan kokoh terulur dengan jari-jari tangan yang memegang sebuah saputangan berwarna hitam dengan motif garis-garis putih.

Disha mendongak menatap ke arah pria manis berlesung pipit yang sedang tersenyum padanya. Menaikan sebelah alisnya menginstruksi agar dirinya segera mengambil saputangan yang pria itu sodorkan.

Dengan ragu Disha mengambilnya, "Pakailah, aku memberikan itu padamu untuk kau pakai bukan hanya di pegang saja." Disha yang masih mencerna keadaan itu hanya diam terbengong menatap takjub ke arah ciptaan Tuhan yang nyaris sempurna tanpa cela.

Melihat gadis di hadapannya hanya bengong membuat pria itu tidak sabar, mengambil kembali apa yang telah diberikan lalu mengusapkannya pada kedua pipi Disha yang basah, perlakuan lembut itu membuat Disha sedikit canggung dan malu-malu kambing.

"Kenapa kau malam-malam menangis disini sendiri?" Tanya pria itu setelah berhasil duduk di samping Disha.

"Aku tidak apa-apa."

"Baiklah jika kau tidak mau cerita, memang sudah seharusnya kau tidak bercerita pada orang yang tidak kau kenal." Pria itu masih setia memberikan senyum terbaiknya.

"Tidak, aku hanya rindu kedua orangtuaku." Jawab Disha sekenanya.

"Oh ya, kenalkan nama ku Sean."

"Aku Disha." Disha menerima uluran tangan dari Sean , laki-laki yang baru di kenalnya itu.

Malam itu keduanya bercerita tentang banyak hal, tentang pekerjaan, makanan dan tempat tinggal. Ternyata Sean juga tinggal di apartemen yang sama dengan Disha hanya saja berbeda lantai.

......................

Di lain tempat Azcel menyandarkan kepalanya ke sandaran kursi dengan mata terpejam. Pusing memikirkan takdir yang seolah terus saja mempermainkan kehidupannya tentang asmara. Pesta di luar sana telah usai sejak 30 menit yang lalu, beberapa tamu juga sudah memilih untuk pulang kini hanya tinggal beberapa saja yang memang masih sedang asik membicarakan tentang pekerjaan dengan Agio.

"Kau disini Azcel? Apa kau mau menginap? Akan ku minta Felly untuk menyiapkan kamarmu." Gritte melangkah menjauh dari Azcel.

"Tidak perlu." Suara Azcel menghentikan langkah Gritte.

"Kau mau pulang? Tapi ini sudah malam." Gritte berjalan mendekat, mendudukkan bokongnya di kursi tempat Aditya tadi. Melihat Azcel yang diam dan memejamkan mata membuat perempuan hamil itu sedikit khawatir. "Kau mabuk Azcel?" tanyanya.

"Bagaimana pendapatmu tentang gadis yang kubawa tadi?" pertanyaan di balas dengan pertanyaan.

"Cantik." akunya.

"Hanya itu?" Kini Azcel sudah membuka mata dan menatap Gritte dengan pandangan yang entahlah, sulit di artikan.

"Aku belum mengenalnya terlalu jauh, bicara juga hanya beberapa kata tadi. Tapi dari segi fisik dia terlihat cantik dan..." Gritte menjeda ucapannya sesaat "Masih muda." Lanjutnya dengan suara pelan.

Mendengar kata masih muda entah mengapa hati Azcel sedikit terusik. Apa Disha tidak cocok untuknya? Apa dirinya terlalu tua? Setidaknya itulah yang ada di pikiran Azcel.

"Kenapa Gritte?" Yang di tanya pun hanya menatap bingung tidak mengerti dengan pertanyaan laki-laki dihadapannya itu.

"Kau benar-benar mencintai daddy ku? Kau hamil atas kemauanmu bukan karena terpaksa kan?" Lanjutnya penuh intimidasi.

"Omong kosong apalagi ini Azcel! Aku dan daddy mu adalah sepasang suami istri, wajar kan kalau aku hamil anak dari daddy mu?" Gritte yang sedikit emosi mengucapkan setiap kata dengan penuh penekanan.

"Aku hanya memastikan bahwa kau sudah benar-benar bahagia Gritte." Azcel menunduk.

"Ya aku bahagia, maka dari itu kau juga harus bahagia. Sering-seringlah ajak gadis tadi kemari biar aku dan Felicia bisa mengenalnya dengan dekat." Gritte beranjak dari duduknya. Berdiam berdua di tempat yang sedikit remang tidak baik untuk keduanya, takut ada yang melihat dan terjadi kesalahpahaman baru dengan orang-orang terdekatnya.

"Gritte.." Merasa namanya di panggil, dia menghentikan langkah lalu menoleh ke belakang, ke arah Azcel.

"Bolehkah ku pinjam janjimu dulu Gritte? Kopi ku hari ini agak pahit." Azcel mengangkat cangkir kopi yang isinya sudah mulai dingin karena terlalu lama di abaikan. Mungkin seperti itu juga perasaan Disha suatu saat nanti untuknya.

Mendengar sepenggal kalimat Azcel membuat hati Gritte tersentil ngilu, baginya saat ini Azcel tengah menyindirnya karena dulu dirinyalah yang sering mengucapkan janji manis, berjanji tidak akan pernah meninggalkan Azcel, bahkan dirinya juga berjanji tidak akan pernah menikah dengan lelaki manapun selain Azcel. Gritte memutuskan untuk segera melangkah pergi, namun sebelum itu dia menyempatkan untuk menjawab pertanyaan Azcel yang cukup menyakiti perasaannya.

"Jangan kau terus menatap langit Azcel, karena mungkin saja semakin kau menatap langit maka kopimu akan semakin pahit, mungkin kau sesekali juga harus menunduk barangkali kau akan bisa menemukan madu yang sedang berserakan."

Sean Kafael Grissham

Kayaknya nih berondong akan jadi saingannya om Azcel dalam merebutkan hati neng Disha 🤭

1
Cancer
semoga lekas sembuh thor
Cancer
10 iklan + 2 mawar untuk 30 bab nya ya Thor. semoga semakin semangat nulisnya
Daffodil: Terimakasih
total 1 replies
Cancer
saking pusingnya sampai nulis kepala jadi kelapa ya Thor hehe
Cancer
Lebih rajin up dong Thor, biar yang baca makin semangat
Cancer
semoga hubungan mu dengan agio akan baik-baik saja grite
Cancer
lega kan Grite karena udah jujur sama suami sendiri
Cancer
akhirnya jujur juga
MyBe
semangat Gritte, jadilah istri sholeha hehe
MyBe
Pasti nih entar si disa ketemu lagi sama azcel
MyBe
shick shack shock gak tuh /Sob//Facepalm/
MyBe
Azcel baiknya kek gitu pasti nyesel nih si grite karena udah menyianyiakan Azcel
MyBe
ya Ampuuuuuun, mleyoot
MyBe
bener-bener ya itu si hadi, kok jadi kasihan ya sama Grite
Cancer
semangat! aku nunggu up bab selanjutnya
Cancer
Adit..Adit, kayak pernah telat datang bulan aja
Daffodil: tau nih adit, mentang-mentang calon dokter ya kan
total 1 replies
Cancer
naah keributan seperti ini yang aku suka
Cancer
berharap berlebihan itu tidak baik ya grite
Cancer
aduuh azcel, lagian ngapain sih ngintip segala, kan jadi sakit hatinya hehe
Cancer
sampai sini ceritanya cukup bagus, gak ngebosenin, pokoknya semangat buat penulisnya
Daffodil
di tunggu ya, insyaallah up setiap hari Selasa, Jum'at dan Sabtu 💙
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!