Masa lalu Nikita sangatlah kelam, dia hamil di luar nikah pada saat SMA oleh kekasihnya sendiri. Namun, sang kekasih yang bernama Mario itu tiba-tiba pergi menghilang tanpa kabar sama sekali bahkan dia tidak tahu kalau Nikita hamil.
Kehidupan Nikita sangatlah menyedihkan, beruntung kedua orang tua Nikita bisa menerimanya dan memberikan semangat kepada Nikita sehingga Nikita bisa meneruskan kehidupannya dengan baik.
Tapi pada saat Nikita sudah hidup tenang, tiba-tiba sang mantan kekasih datang kembali.
Akankah Nikita dan Mario bersatu, lalu hidup bahagia dengan ikatan pernikahan? dan apa alasan Mario dulu sampai meninggalkan Nikita?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 29 End
Semua orang sedang bahagia, Riki memilih mengajak Manda untuk jalan-jalan di taman rumah sakit.
"Maafkan aku karena dulu aku gak bisa menolongmu," seru Riki.
"Kamu tidak usah meminta maaf karena kamu tidak salah apa pun," sahut Manda.
"Tapi tetap saja aku salah karena membiarkan kamu dibawa oleh pria brengsek itu."
"Sudahlah Riki, semuanya sudah berlalu lagipula dia sudah di penjara juga," sahut Manda.
Riki berjongkok di hadapan Manda membuat Manda terkejut. "Manda, bisakah kita kembali seperti dulu," seru Riki.
"Maksud kamu apa?" tanya Manda.
"Dari dulu sampai sekarang, aku masih mencintai kamu dan rasa itu tidak bisa hilang sampai kapan pun jadi aku ingin kita seperti dulu lagi," seru Riki.
"Riki, kamu adalah pria baik seharusnya kamu bisa mendapatkan wanita yang lebih baik dari pada aku. Aku itu pernah menikah bahkan saat ini aku lumpuh dan tidak tahu kapan bisa sembuh," sahut Manda dengan mata yang berkaca-kaca.
"Aku tidak peduli, yang jelas untuk saat ini aku hanya ingin melindungi kamu dan aku tidak perlu alasan untuk hal ini karena bagi aku mencintai seseorang tidak butuh alasan," jelas Riki.
Luruh sudah air mata Manda, dia tidak menyangka jika Riki masih mencintainya bahkan mau menerimanya di saat kondisi Manda sudah sangat buruk seperti itu.
Riki menghapus air mata Manda. "Jangan menangis lagi, aku tidak mau melihat kamu menangis," seru Riki.
Mendengar ucapan Riki, Manda justru semakin terharu dan air matanya semakin deras. Riki pun segera memeluk Manda dan mencoba untuk menenangkan dan membuat Manda nyaman. "Aku janji akan membahagiakanmu, aku akan selalu ada di sampingmu dan menemani kamu," seru Riki.
"Terima kasih Riki, dari dulu kamu adalah pria yang baik dan tulus. Aku sangat beruntung bisa dicintai oleh mu," sahut Manda.
Suasana di rumah sakit hari ini di penuhi dengan kebahagiaan. Melihat anak-anaknya tersenyum bahagia, membuat Teo merasa sangat bahagia. Ternyata selama ini yang dibutuhkan anak-anaknya bukanlah harta melimpah melainkan cinta dari orang-orang yang mereka cintai.
"Mom, Daddy lelah ingin istirahat dulu," seru Daddy Teo.
"Ya sudah, Daddy istirahat saja ya jangan banyak pikiran supaya Daddy cepat sembuh dan kembali lagi pulang ke rumah." Metha menyelimuti tubuh suaminya dengan selimut, dan Teo pun mulai memejamkan matanya.
Tidak terasa sudah menjelang sore. "Mom, tumben Daddy tidurnya lama," seru Manda.
"Mungkin setelah bertemu anak-anaknya dia merasa tenang, kan sudah beberapa hari ini Daddy kalian tidak nyenyak tidur," sahut Mommy Metha dengan senyumannya.
"Iya juga."
Tidak lama kemudian, pintu ruangan rawat Teo pun terbuka. Seorang dokter datang untuk memeriksa keadaan Teo.
"Maaf, mohon semuanya keluar dulu saya mau memeriksa pasien," seru Dokter.
"Baik, Dok."
Semua orang pun keluar, Riki mendorong kursi roda Manda. Saat ini hubungan keduanya sudah membaik dan terlihat sekali kalau keduanya sangat bahagia. Dokter mulai memeriksa keadaan Teo namun ada yang aneh dengan kondisi Teo.
Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya Dokter keluar dengan raut wajah yang sangat berbeda.
"Bagaimana dok keadaan Daddy saya? sudah mulai membaik kan?" tanya Mario dengan raut wajah senangnya.
Seketika dokter hanya bisa menundukkan kepala dan itu membuat semua keluarga bingung dan mengerutkan keningnya.
"Ada apa, Dok?" tanya Mommy Metha.
"Maaf, sepertinya pasien sudah meninggal satu jam yang lalu," sahut Dokter.
Semua orang membelalakkan matanya. "Tidak mungkin dok, tadi suami saya hanya minta izin untuk istirahat," seru Mommy Metha tidak percaya.
Mario langsung berlari masuk ke dalam ruangan itu dan ternyata semua alat yang menempel di tubuh Daddynya sedang dilepas oleh suster.
"Tidak, tadi Daddy hanya tidur!" teriak Mario.
Mario menghampiri Daddynya dan menggoyangkan tubuh Teo. "Daddy bangun Daddy, jangan bercanda bukanya Daddy mau melihat anak kedua Mario kenapa Daddy tinggalkan kami," seru Mario dengan deraian air matanya.
Sedangkan Metha dan Manda sudah menangis histeris, Nikita menenangkan suaminya. "Sudah sayang, mungkin Allah lebih sayang sama Daddy," seru Nikita dengan deraian air mata.
"Tidak sayang, Daddy sedang tidur. Daddy tidak mungkin ninggalin kami," seru Mario tidak percaya.
Nikita pun memeluk suaminya dengan erat, dia tidak tega melihat suaminya menangis sesenggukan seperti itu. "Yang sabar sayang, setidaknya di hari terakhirnya Daddy bisa berkumpul dengan kita semua," seru Nikita menenangkan suaminya.
Hari itu menjadi hari paling menyedihkan untuk keluarga Mario karena Teo meninggal tanpa berpamitan terlebih dahulu. Namun Mereka patut bersyukur karena di hari-hari terakhir Mario bisa meminta maaf kepada Daddynya itu. Setelah di urus, akhirnya mereka pun membawa jenazah Teo pulang.
Metha beberapa kali harus jatuh tak sadarkan diri dan itu membuat Manda dan Mario merasa terpukul. Keesokan harinya jenazah Teo pun di makamkan, mereka tidak menyangkan kalau Teo akan pergi secepat itu.
"Mommy jangan khawatir, ada Mario dan Kak Manda yang akan jagain Mommy," seru Mario.
"Kalau Mommy sedih, Manda juga akan ikut sedih," sambung Manda.
"Kalian adalah penyemangat Mommy, jangan tinggalkan Mommy, ya," lirih Mommy Metha.
Mario dan Manda pun memeluk Mommynya itu, Loli menghampiri Metha dan menghapus air mata Omanya.
"Oma jangan nangis lagi, kan ada Loli," seru Loli.
Metha melepaskan pelukan anak-anaknya, lalu menoleh ke arah Loli. Metha merentangkan kedua tangannya, dan Loli segera memeluk Omanya itu.
"Maafkan Oma ya, sayang."
***
4 bulan kemudian....
Selama 4 bulan, Riki menemani Manda terapi dan hingga akhirnya sekarang Manda sudah bisa berjalan kembali. Saat ini, semuanya sedang menunggu di rumah sakit karena Nikita akan melahirkan anak keduanya. Beberapa saat kemudian, terdengar suara tangisan bayi membuat semua orang merasa lega dan bahagia.
"Ya Allah, kenapa anak-anakmu gak ada yang mirip sama Nikita semuanya mirip kamu, Mario," seru Manda.
"Mario memang egois," ledek Riki.
"Apaan sih, iri bilang bos. Makanya buruan halalin Kak Manda biar punya penerus, memangnya gak capek apa jadi bujang lapuk," ledek Mario.
"Apa kamu bilang? bujang lapuk!" kesal Riki.
Riki menghampiri Mario dan memiting leher Mario. "Lihat saja aku bakalan nikahin Manda secepatnya," kesal Riki.
Semua orang tertawa melihat kelakuan dua pria itu. Akhirnya mereka semua hidup bahagia, setelah perjalanan hidup yang banyak sekali dengan lika-liku, kehidupan mereka pun bahagia. Mario dan Manda pada akhirnya menemukan kebahagiaan masing-masing.
- END -
*
*
*
Terima kasih yang sudah setia dengan karya-karya receh ku, jangan lupa terus dukung karyaku dan tunggu karya baru Author selanjutnya. Love You All🥰🥰
baru tahu kan sekarang kamu Teo,kl menantu mu tuh jahat
.q tunggu cerita barunya🤗😘