MY EX-BOYSFRIEND

MY EX-BOYSFRIEND

Episode 1 POSITIF

🦋

🦋

🦋

Seorang gadis cantik saat ini sedang terduduk lemas di lantai kamar mandi dengan memegang sebuah benda kecil memanjang dan terdapat dua garis merah itu. Air matanya tidak henti-hentinya mengalir di pipi mulusnya, dia tidak menyangka kalau ini benar-benar terjadi kepada dirinya.

"Tidak, ini tidak mungkin bagaimana kalau Mama dan Papa tahu," batin gadis cantik yang bernama Nikita itu.

Nikita saat ini masih duduk di bangku kelas tiga sekolah menengah ke atas. Nikita mempunyai kekasih bernama Mario, mereka berpacaran sudah sejak lama semenjak mereka sama-sama masuk ke sekolah menengah atas.

Mario adalah anak dari seorang konglomerat terpandang di kota itu. Mario dan Nikita saling mencintai, hingga suatu saat Mario dan Nikita melakukan hubungan terlarang yaitu melakukan hal yang seharusnya tidak mereka lakukan.

Tok..tok..tok..

"Niki, kamu ngapain sih di kamar mandi? lama banget, sudah siang ini memangnya kamu tidak sekolah!" teriak Mama Kasih.

Nikita dengan cepat menghapus air matanya dan kembali mencuci wajahnya supaya Mamanya tidak curiga dengan matanya yang sembab.

Nikita menyimpan tes*act itu ke dalam kantong roknya. Perlahan, Nikita membuka pintu dengan menundukkan kepalanya.

"Kamu kenapa? sakit?" tanya Mama Kasih.

Nikita dengan cepat menggelengkan kepalanya dan melangkahkan kakinya melewati Mamanya itu masuk ke dalam kamarnya. Nikita memoles wajahnya dengan sedikit bedak.

"Ma, Pa, Niki berangkat sekolah dulu ya," seru Nikita.

"Lho, kamu gak sarapan dulu?" tanya Papa Wildan.

"Enggak Pa, nanti saja di sekolah," sahut Nikita.

Setelah mencium punggung tangan Mama dan Papanya, Nikita pun pamit untuk berangkat sekolah. Nikita segera memesan taksi menuju sekolahnya, kedua orang tua Nikita hanyalah seorang pegawai biasa. Papanya pegawai Bank, sedangkan Mamanya seorang Bidan.

Kasih tampak mengerutkan keningnya, dia merasa kalau putrinya aneh dan ada yang dia sembunyikan.

Selama dalam perjalanan, Nikita tampak gelisah. Semua perasaan bercampur menjadi satu.

"Apa Mario akan menerima anak ini?" batin Nikita dengan mengusap perutnya.

Tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya Nikita sampai di sekolah. Nikita berlari masuk ke dalam kelasnya untuk mencari Mario dan ingin cepat-cepat memberitahukan perihal kehamilannya itu.

Nikita mengedarkan pandangannya, dia sama sekali tidak menemukan Mario bahkan mejanya pun kosong. Nikita kembali berlari keluar kelas menuju parkiran dan mencari mobil Mario tapi mobilnya pun tidak ada di parkiran.

"Astaga, Mario ke mana?" batin Nikita.

Nikita menghubungi ponsel Mario tapi sayang, ponselnya tidak aktif.

"Lho, kok tumben tidak aktif? ke mana sih dia?" gumam Nikita dengan paniknya.

Sementara itu di kediaman Mario, terjadi pertengkaran antara Mario dan kedua orang tuanya bahkan ponsel Mario hancur karena dilempar oleh Papinya sendiri.

"Dad, Mario tidak mau pindah sekolah, Mario ingin sekolah di sini," seru Mario.

"Kenapa? karena kamu ingin dekat-dekat dengan gadis miskin itu?" bentak Daddy Teo.

Mario tersentak kaget, padahal selama ini dia sudah sangat hati-hati untuk menyembunyikan hubungannya dengan Nikita.

"Kamu adalah pewaris kedua kekayaan Daddy setelah Kakakmu, dan mengenai masalah pasangan, Daddy dan Mommy yang akan mencarikannya untukmu!" tegas Daddy Teo.

"Tidak Dad, apa Daddy tidak melihat bahkan akibat perjodohan bodoh kalian, Kak Manda merasa tersiksa!" teriak Mario.

Teo memukul putranya itu sehingga Mario tersungkur ke lantai.

"Astaga Daddy, kenapa pukul Mario!" pekik Mommy Metha.

"Dasar anak kurang ajar, dari mana kamu tahu kalau Kakak kamu tidak bahagia? buktinya sampai sekarang Manda baik-baik saja dan tidak pernah banyak mengeluh," seru Daddy Teo.

Mario bangkit. "Mana berani Kak Manda mengeluh, memangnya kalau dia mengeluh Daddy akan mengabulkan permintaan dia? Yang ada di otak Daddy hanya jabatan dan kekuasaan, Daddy tidak pernah memikirkan kebahagiaan Mario atau pun Kak Manda!" teriak Mario.

Mario hendak melangkahkan kakinya...

"Gadis itu bernama Nikita Aulia, Papanya bekerja sebagai karyawan Bank dan Mamanya seorang Bidan. Kamu tahu kan apa yang akan Daddy lakukan kalau kamu tidak mau mengikuti apa keinginan Daddy? Daddy tinggal menjentikkan jari dan semuanya akan hancur," seru Daddy Teo dengan sombongnya.

Seketika Mario menghentikan langkahnya dan Mario mengepalkan kedua tangannya.

"Jangan coba-coba Daddy mengganggu kehidupan Nikita," geram Mario.

"Baik, Daddy tidak akan pernah menyentuh gadis itu tapi kamu harus mengikuti semua keinginan Daddy dan kalau kamu sampai melanggarnya, kamu akan tahu apa konsekwensinya."

Mario semakin geram, dia masih berdiri dengan posisi membelakangi Daddynya. Sementara itu, Metha tidak bisa berbuat apa-apa karena memang Metha merasa takut kepada suaminya.

"Bawa, Mario."

Dua pengawal langsung membawa ke Bandara.

"Niki, maafkan aku. Tunggu aku, aku akan segera kembali," batin Mario.

Mario dibawa pergi oleh kedua orang tuanya, sedangkan Nikita tampak panik karena Mario sama sekali tidak masuk sekolah bahkan ponselnya pun tidak aktif.

"Mario, kamu ke mana?" batin Nikita.

***

Satu minggu pun berlalu, tidak ada kabar sama sekali dari Mario membuat Nikita semakin frustasi. Apalagi saat ini Nikita mengalami ngidam, bahkan Nikita merasa sangat tersiksa karena Nikita harus menahan rasa mualnya di depan kedua orang tuanya.

Saat ini Nikita berdiam diri di kamarnya karena tubuhnya terasa sangat lemas. Tiba-tiba pintu kamar Nikita terbuka.

"Sayang, apa kamu sedang sakit? wajah kamu pucat seperti itu?" tanya Mama Kasih.

"Tidak Ma, Niki baik-baik saja kok," sahut Nikita dengan senyumannya.

Kasih merasa sudah curiga kepada putrinya itu, ia melihat kalau Nikita berubah bahkan tanpa sepengetahuan Nikita, Kasih tahu kalau setiap subuh Nikita ke kamar mandi untuk muntah-muntah.

Kasih duduk di samping Nikita dan menggenggam tangan Nikita lalu menatap putrinya itu dengan penuh kasih sayang.

"Mama tahu kamu sedang berbohong, katakanlah apa yang sebenarnya sedang terjadi?" tanya Mama Kasih.

Nikita menundukkan kepalanya, air matanya menetes dengan sendirinya membuat Kasih semakin yakin kalau putrinya itu sedang tidak baik-baik saja.

"Maafkan Niki, Ma," lirih Nikita.

"Kenapa kamu harus minta maaf?" seru Mama Kasih.

Nikita mengambil sesuatu dari dalam laci dan memberikannya kepada Kasih, tangan Kasih seketika bergetar hebat. Dugaannya selama ini memang benar, awalnya Kasih mencoba menepis pikiran itu namun bukti yang saat ini dia pegang membuktikan kalau putrinya memang sedang hamil.

Seketika air mata Kasih menetes membuat Nikita kaget, Nikita langsung bersimpuh di kaki Mamanya itu dengan deraian air mata.

"Maafkan Niki, Ma. Niki sudah melakukan kesalahan besar," seru Nikita dengan deraian air matanya.

Air mata Kasih terus saja menetes, hatinya begitu sakit mendapati putrinya yang selama ini dia bangga-banggakan ternyata sudah tega menghancurkan kepercayaannya.

Terpopuler

Comments

☠︎🥀⃟ʙʀˢʸᶦᶠᵃ

☠︎🥀⃟ʙʀˢʸᶦᶠᵃ

aduh gmn dong, mario pergi pula

2024-03-15

1

KCSP~

KCSP~

duh semoga aja mama kasih nerima kehamilan niki ya,,,meskipun dia agak² marah dan kecewa

2024-03-08

1

KCSP~

KCSP~

satu lagi nih ortu yg egois 😡

2024-03-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!