mengisahkan seorang gadis yang berkesempatan memiliki kehidupan kedua setelah meninggal tertabrak mobil, karna di dorong oleh kekasih dari kaka tirinya.
gadis itu bernama Kanaya berusia 23th. gadis cantik, baik hati dan selau ceria, tapi senyuman nya menghilang ketika ayahnya memutuskan untuk menikah lagi, dengan wanita bernama Nura yang memiliki seorang putri bernama Zeva. kahidupan kanaya semakin tersiksa, ketika ibu dan kakak tiri nya selalu memfitnah dan berbuat kasar kepadnya. bahkan dia
tidak di perbolehkan bertemu dengan ayahnya.
kanaya juga di paksa berpenampilan nora, oleh kakak tirinya karna merasa tersaingi oleh kecantikan Kanaya.
tapi ternyata kanaya berkesempatan mengulang kehidupannya.
akan kah kanaya berhasil mengubah alur kisahnya sendiri?
ikuti kisah nya ya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Najwa Nuralifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Konferensi Pers.
"Dia ... Gavin." jawab Kanaya seraya kembali mendongak menatap langit.
"G-gavin? Lalu ... apa yang dia lakukan setelahnya?" tanya Aiden.
"tidak ada," jawan Kanaya.
Aiden menoleh, seraya memberikan tatapan menuntut kepada Kanaya. Aiden tidak yakin, dengan jawaban yang di berika Kanaya untuknya. Setelahnya, Aiden melangkah lebih dekat dengan Kanaya seraya berkata, " kau yakin? Kau tidak berbohong?" tanya nya lagi.
Dan pertanyaannya, berhasil mengalihkan Kanaya dari kekagumannya kepada jutaan bintang di atas langit. Hingga Kanaya menatapnya, dengan tatapan ke heranan dan penasaran.
"sangat yakin, memangnya kenapa? kenapa kau sangat ingin tahu?" tanya Kanaya beruntun.
"I-itu ... aku ... aku hanya penasaran saja." Aiden menjawab Kanaya, dengan gugup dan salah tingkah.
"ah ... s*al, kenapa aku malah gugup seperti ini? sejak kapan aku merasa gugup ketika berbicara dengan wanita? Tenanglah Aiden! " ucap Aiden dalam hati.
Aiden berperang batin dengan dirinya sendiri, sehingga membuat Kanaya semakin keheranan. Yang Kanaya lihat, Aiden begerak gelisah dan juga gugup. Sedangkan Aiden, dia berusaha menenangkan degup jantungnya, ketika Kanaya semakin menatapnya dengan tatapan dalamnya.
"berhenti menatapku seperti itu Kanaya!" pintanya.
"kenapa? ada yang salah?" tanya Kanaya.
"tidak ... maksudku bukan seperti itu, tapi ... sudahlah sebaiknya kita kembali masuk. di sini dingin." Aiden berbalik dan segera berlalu meninggalkan Kanaya yang terdiam di tempatnya.
"sebenarnya ada apa dengannya ...." gumamnya seraya berjalan untuk menyusul Aiden ke dalam rumah.
Setelah Kanaya masuk, Kanaya dapat melihat ayahnya tengah berbicara serius dengan Kakeknya dan juga Aiden. Kanaya juga melihat Zack, yang tengah membolak-balikan sebuah berkas yang sepertinya menjadi bahan pembahasan para Pria dewasa tersebut.
"Apa aku boleh bergabung?" tanya Kanaya tiba-tiba.
Para Pria itu menoleh bersamaan, ketika mendengar suara Kanaya. Termasuk Davian, yang menatap lembut putri cantiknya, seraya menggerakan tangannya agar Kanaya duduk di dekatnya.
"tentu saja ... bukan kah ini termasuk ide cerdasmu?" ujar Davian.
"Cucuku memang sangat cantik dan juga cerdas, tidak seperti ayahnya yang sangat ceroboh dan juga mudah tertipu." Tuan Elvan melirik Davian yang terlihat mengalihkan pandangannya dengan cepat.
"Dan kau. Apa kau tidak memiliki pekerjaan lain?" tanya Tuan Elvan kepada Aiden.
"Pekerjaanku sudah Aku pasrahkan kepada Sekertaris utamaku di perusahaan, untuk sementara waktu sampai masalah Abraham Company mereda." Jawab Aiden sambil mencuri pandang ke arah Kanaya.
"sebaiknya kau pulang! untuk masalah Abraham Company biar Aku yang mengurus sisanya," ucap Tuan Elvan.
Aiden dengan terpaksa menyetujui usulan Tuan Elvan, karna merasa jika Tuan Elvan memang sedikit tidak menyukainya. matanya sedikit melirik Kanaya, yang juga menatapnya. Hingga beberapa saat, keduanya saling menatap satu sama lain. Dan hal itu di saksikan oleh Davian dan Tuan Elvan .
"ekheem ...." Davian berdehem untuk menyadarkan Kanaya dan juga Davian.
Keduanya terlihat salah tingkah, setelah ketahuan saling memandang satu sama lain. Hingga tidak lama, Aiden memutuskan undur diri, dan segera berlalu meninggalkan kediaman Davian di ikuti Zack yang berjalan di belakangnya.
setelah kepergian Aiden. Ketiganya kembali berdiskusi untuk mengembalikan nama baik Kanaya dan juga Abraham Company. Hingga Tuan Elvan memutuskan, untuk melakukan Konferensi pers, dan akan berbicara secara langsung di hadapan awak media.
***
Pagi hari di Perusahaan Abraham Company. Semua orang terlihat sibuk, dan juga antusias untuk mengikuti acara Konferensi Pers yang akan segera di lakukan. Banyak media yang berbondong-bondong, untuk ikut serta menanyangkan acara tersebut.
Karna konferensi Pers yang akan di lakukan sekarang adalah, merupakan pembahasan penting mengenai masalah yang belakangan timbul di Abraham Company, sekaligus menjadi acara pengesahan CEO baru di Perusahaan Abraham Company. Itu lah yang mereka dengar dari desas-desus para Karyawan Davian.
di sebuah ruangan, kini sudah terlihat ramai dan juga ribut oleh awak media dan juga Karyawan yang menantikan kedatangan Davian beserta yang lainnya. Hingga suara ribut ketukan sepatu mulai terdengar, dan membuat semua orang menoleh ke asal suara.
para awak media terlihat sibuk mempersiapkan kamera untuk mengambil gambar, begitupun para Karyawan yang berebut mendapatkan posisi ternyaman, untuk dapat melihat secara dekat acara tersebut.
Davian terlihat berjalan lebih dulu di ikuti Kanaya di belakangnya, tidak lupa kedatangan Aiden yang membuat semua orang bertanya-tanya. Cahaya Camera, mulai berkilauan menerpa ketiganya, ketika mulai menduduki kursi di atas podium.
"Semua di harap tenang, dan perhatikan dengan baik, semua yang akan di sampaikan oleh Tuan Davian." Ujar pembawa acara yang di tugaskan untuk memimpin acara tersebut.
Hingga semua terlihat menurut, dan mulai memfokuskan diri mereka untuk Acara tersebut. Tetapi mereka bertanya-tanya dengan kosongnya kursi utama, kenapa kusri tersebut di kosongkan? Siapa yang akan duduk di kursi tersebut.
ehh...semangat Kanaya...💪