NovelToon NovelToon
Di Antara Dendam Dan Cinta

Di Antara Dendam Dan Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Penyesalan Suami / Menikah dengan Musuhku
Popularitas:46.6k
Nilai: 5
Nama Author: Bareta

Hanya dalam waktu 2 tahun, Greg berhasil membuat Juan Permana, seorang pengusaha ternama, menjadikan dirinya orang kepercayaan. Selain itu, Greg juga membuat Mia, putri tunggal Juan, tergila-gila padanya.

Ternyata di balik sikapnya yang mempesona itu, Greg berniat membalas dendam atas kematian orangtuanya. Ia pergi setelah berhasil mengambil alih kekayaan Juan dan menyakiti Mia yang sudah menjadi istri sahnya.

Namun takdir berbicara lain. Setelah 7 tahun berpisah, keduanya dipertemukan kembali dengan perasaan dendam yang terbalik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kekesalan Anne

“Mia !”

Mia terkejut melihat sosok wanita sosialita memanggilnya dari dalam mobil mewah yang diparkir dekat gerbang utama sekolah.

“Siapa Mia ? Mukanya kok galak banget ?” tanya Gina, sesama rekan guru dengan suara berbisik.

“Iya agak serem pakai kacamata hitam pula,” timpal Bina sambil menggedikan bahunya.

Mia terkekeh. Ketiganya memang baru selesai mengikuti acara perpisahan untuk Mia dan 2 guru senior yang memasuki masa purnabakti.

“Memang galak bingit, songong dan nyebelin !” sahut Mia di sela tawanya.

“Sepertinya rencana kita diundur ke besok aja, Mia. Dari tampilan wajah Tante kamu sepertinya ada hal penting yang harus dibahas,” ujar Bina.

“Tapi beneran besok kalian masih bisa keluar ?”

“Bisa, aku baru pulang kampung hari Jumat, tunggu suami kerja dulu biar cutinya nggak kelamaan,” sahut Gina yang baru saja menikah 3 bulan yang lalu.

Mia menoleh ke arah Bina, rekan guru yang seumur dengannya tapi belum menikah.

“Bisa diatur, mau jam berapa ?”

“Jam 11 an gimana ?” tanya Mia.

“Boleh. Info aja kalau mau ganti lokasi Mia. Kalau begiti kita pulang duluan ya. Sampai ketemu besok.”

Mia melambaikan tangan pada kedua temannya yang berjalan ke parkiran motor. Rencana mereka terpaksa ditunda karena kedatangan Tante Anne.

Padahal Mia sudah ijin pada Greg. Selama jelas pergi dengan siapa dan ada Saras yang menemani, suaminya itu tidak melarang Mia berada di tempat keramaian.

“Ada apa Tante Anne ? Tumben Tante sampai datang ke tempat saya.”

“Masuklah ! Ada hal penting yang ingin aku bicarakan padamu.”

“Tante mau bicara dimana ? Saya tidak bisa jauh dan terlalu lama karena anak-anak sudah menunggu.”

Tante Anne sempat menggerutu, kesal dengan persyaratan yang Mia ucapkan.

“Naiklah dulu, kita cari tempat yang tidak jauh dari sini.”

“Maaf saya sudah ada jemputan. Kita iringan saja. Tidak jauh dari sini ada tempat yang cukup lumayan untuk bicara.”

Tante Anne tidak menjawab malah menaikkan kaca mobilnya. Mia menghela nafas. Sifat angkuh Tantenya yang satu ini memang selangit padahal yang kaya keluarganya Om Hendrik sedangkan Tante Anne berasal dari keluarga berkecukupan tidak sampai berkelimpahan.

Mia langsung naik ke mobil yang disopiri Iman dan Saras yang sejak berdiri menunggunya ikut masuk dan duduk di kursi penumpang depan.

“Sar, kita ke Kafe Melipir dulu. Tante Anne mau bicara denganku.”

“Tuan sudah diberitahu, Nyonya ?”

“Aku akan memberitahu perubahan rencananya. Kita jalan duluan aja.”

Iman pun melajukan mobilnya menuju tempat yang disebutkan Mia sementara Mia langsung mengirimkan pesan pada Greg soal perubahan rencana hari ini.

***

“Jadi kamu memutuskan untuk kembali pada laki-laki yang meninggalkanmu begitu saja 7 tahun yang lalu ?”

“Demi anak-anak, Tante, karena tidak ada yang namanya bekas orangtua.”

Anne tersenyum sinis, menatap keponakan suaminya dengan tatapan merendahkan.

“Dan membuang om-mu sendiri setelah dia bersusah payah membantu menyelamatkan perusahaan ? Apa kamu lupa kalau kondisi usaha yang ditinggalkan orangtuamu sudah diambang kehancuran ? Lupa bagaimana Hendrik berusaha keras supaya perusahaan itu tidak sampai lepas dan masih memikirkan bisa memberikanmu uang setiap bulan ?”

Mia menarik satu sudut bibirnya. Tante songongnya ini tidak pernah berhenti mengungkit masalah balas budi.

“Saya tidak akan pernah melupakan jasa Om Hendrik tapi masalah dana, saya rasa Tante tidak lupa kalau lebih dari separuh hasil penjualan tanah milik papi, saya berikan untuk dana tambahan perusahaan. Uang bulanan yang ditransfer untuk saya bukan dari kantong pribadi Om Hendrik melainkan hak saya sebagai komisaris perusahaan. Tolong Tante bedakan antara membantu dan memberikan hak orang.”

Wajah Anne terlihat kesal karena tidak bisa membantah ucapan Mia meskipun ia tidak tahu pasti apa posisi Mia di perusahaan.

”Kamu pikir laki-laki itu tulus kembali padamu ? Apa kamu tidak sadar kalau dia pintar bersandiwara sampai papimu dengan mudahnya tertipu dan kamu bakal jadi korban selanjutnya ? Dia pasti memasang wajah menyesal sambil mengucapkan maaf seribu kali karena dia tahu kelemahanmu dan terbukti dengan mudahnya kamu menerima dia kembali.”

“Laki-laki itu punya nama, Tante. Gregorius Halim. Mungkin apa yang Tante bilang ada betulnya tapi firasat saya mengatakan kalau saat ini hanya Greg yang bisa saya percaya. Selain itu Greg masih tetap jadi orang kepercayaan papi meskipun semua orang menganggapnya telah menghancurkan hidup keluarga kami.”

“Kamu benar-benar naif, Mia. Hanya karena Kak Juan tidak mengurus surat ceraimu bukan berarti kamu bisa menerimanya begitu saja ! Dia sudah meninggalkanmu dalam keadaan hamil. Dia bahkan tidak memberikan penghormatan terakhir pada orangtuamu. Dia membiarkanmu membesarkan anak kalian tanpa peduli bagaimana kamu berjuang menghadapi cemoohan banyak orang.”

Mia menghela nafas. Semua yang dikatakan Tante Anne tidak ada yang salah tapi situasi yang harus dihadapi Mia saat ini membuatnya harus memutuskan pada siapa ia harus bersandar.

Apa yang dilakukan papi Juan menjadi bahan pertimbangan Mia mengambil keputusan untuk tetap memilih Greg. Ia percaya sang ayah tidak akan menjebloskan putrinya sendiri ke kandang singa yang kelaparan.

“Terima kasih karena Tante sangat memperhatikan hidup saya tapi keputusan saya tetap tidak akan berubah. Suka atau tidak, Greg adalah ayah kandung Langit dan Senja jadi saya harus berusaha menekan ego demi mereka,” sahut Mia dengan nada kalem.

“Tapi kamu tega membiarkan dia menuduh om-mu sendiri sebagai penyebab kematian orangtuamu ? Mereka bersaudara, Mia dan Hendrik bukan tipe orang yang sanggup menghabisi nyawa orang demi mendapatkan keinginannya. Hendrik marah pada Kak Juan karena tega menguasai harta milik orangtuanya dan membuat dia diusir oleh ayahnya sendiri.”

“Saya tidak bisa berkomentar apa-apa masalah itu, Tante karena papi tidak pernah menceritakan apapun pada saya tapi satu hal yang perlu Om dan Tante ingat, papi bukanlah orang yang serakah soal harta apalagi menyangkut hidup sepupunya. Saya berharap Om Hendrik mencari tahu kebenarannya, jangan hanya melihat masalah dari kulitnya saja.”

“Masalah kecelakaan papi dan mami, sampai saat ini polisi belum bisa membuktikan kalau ada unsur kesengajaan jadi saya yakin pernyataan soal Om Hendrik sebagai tersangka sepertinya bukan dari kami atau polisi. Tidak ada yang perlu ditakutkan kalau Om Hendrik tidak melakukan kesalahan apapun.”

Percakapan keduanya terhenti karena handphone Mia tidak berhenti bergetar. Terlihat nama Greg di layar.

“Apa ada masalah lain yang ingin Tante bicarakan ?”

Anne mendengus kesal sambil meraih gelas minuman dan meneguknya hingga tandas.

“Saya tidak akan pernah lupa dengan jasa dan kebaikan Om Hendrik. Greg sudah memberikan pilihan apakah Om mau tetap bekerja di perusahaan atau mengundurkan diri. Tante bisa diskusikan bersama karena sampai saat ini, Om belum memberikan jawabannya.”

“Kamu pikir suamimu akan membiarkan om-mu tenang bekerja di situ ? Kami bukan pengemis yang membutuhkan belaskasihan kalian. Om-mu masih sanggup membiayai hidup istri dan kedua anaknya sekalipun tidak bekerja di perusahaanmu ! Sampai kapan pun aku tidak akan mengijinkan lagi Hendrik bekerja pada kalian !”

“Saya sangat yakin kalau soal nafkah dan tidak masalah kalau memang Tante tidak setuju. Silakan Om Hendrik sampaikan langsung pada saat acara serah terima nanti.”

Wajah ketus Anne hanya dibalas Mia dengan senyuman tipis.

”Maaf saya harus pulang sekarang. Kalau masih ada yang mengganggu pikiran Tante, silakan hubungi saya.”

Mia beranjak bangun meninggalkan Anne yang masih duduk di situ dengan wajah marah dan tatapan penuh kebencian.

1
Ririn Nursisminingsih
ayo mia bersikap bijaklah jg terpedaya hasutan firman
Lilik Juhariah
makasih authori
Baretta: Terima kasih Kak Lilik atas dukungannya 😊😊🙏
total 1 replies
nining
akhirnya tamat juga ya...di tunggu karya berikut nya ya...
Baretta: Terima kasih atas kesetiaannya membaca karya saya dan dukungannya Kak Nining 🙏🙏 Sehat selalu
total 1 replies
Fera Susanti
semangat Thor..saya seneng sama karya2 nya
Baretta: Terima kasih Kak sudah setia membaca karya-karya saya 🙏🙏
total 1 replies
Baretta
Terima kasih sudah membaca karya saya dan memberikan dukungannya Kak 🙏🙏🙏
Herman Lim
thanks author selalu sehat dan semangat utk karya baru lain nya
nining
banyakin konflik kristin sama desnita dong biar kantor tambah rame🤣🤣
nining
bakalan seru nih kristin lawan desnita🤣
Lilik Juhariah
cuekin aja Mia, aku yg reader aja pingin TK getok kepalanya greg
Lilik Juhariah
sebel juga sama greg , berdamai dg masa lalu apanya sambil tertawa cekikikan
Lilik Juhariah
makanya jgn berduaan dg yg bukan mahram , sambil ketawa ketiwi , makan berdua
Lilik Juhariah
tuh kan , ngapain coba sampe segitunya Greg nersihan air dibajunya Anggi mundurin kursi buat duduk , coba kl Mia gitu , marah dah
Putri Chaniago
jgn mudah gitu aja ngasih maaf utk Greg
nining
bumil sensitif....itu biasa mood cepet berubah😀 lanjut ya
nining
mia hamil kayanya....
nining
lanjut Y kak retha
nining
seru nih...alamat pd ke 3 😅😅
Mukmini Salasiyanti
hahhhh
sadar jg ternyata si Greg...
😃😀🤣🤣
Mukmini Salasiyanti
aaaaaaa
si Greg sok acuh...
nining
di tunggu up berikutnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!