NovelToon NovelToon
DEMI KAMU,NAK

DEMI KAMU,NAK

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: Sunflowsun

Pemerkosaan yang terjadi di masa lalu menciptakan trauma yang hebat dalam diri Viela.
Namun, seiring berjalannya waktu, sekali lagi semesta mempertemukannya dengan seorang pria yang menyambut dia dan tak mempersalahkan masalalunya.

Desakan orang tua dan saudaranya memaksa Viela untuk segera mengiyakan maksud dari pria itu. Namun,Viela masih meragu dan memilih untuk menjalani hubungan sebatas pertemanan dulu. Hingga suatu hari keluarga dan pria itu sekongkol untuk membuat sang pria tidur dengan Viela. Dengan begitu kedepannya tak mungkin lagi Viela bisa menolak lamaran sang pria.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunflowsun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ju

"Hhhggh... " Suara bayi hendak menangis. "Huk... uuhuk... " Alberto kecil batuk.

Vei menggendong sang bayi kecilnya, membawa Alberto dalam kehangatan. "Astagah... kamu demam, nak! " cemas Vei.

"Bagaimana ini? Kog bisa demam, Nak? " Gumam Vei bingung karena baru kali ini melihat bayi kecilnya sakit begini.

"Ayo, Peter! angkat pangggilanku! "

Vei menekan nomor Peter lagi, sambil menggendong bayinya yang mulai merengek gelisah.

"sssshhhh... shhhhhhsss... Jangan nangis ya, nak... " Ucap Vei menghapus air matanya sendiri.

Sekali lagi ia memanggil ke nomor ponsel Peter. Tapi tak ada jawaban sama sekali.

Hujan terlalu deras saat ini. Tak mungkin Vei keluar dalam gelapnya malam, di tengah hujan lebat.

Tapi tak bisa ia hanya memandang anak semata wayangnya yang sedang sakit.

"Seandainya rasa sakitmu bisa di pindahkan ke mama saja, nak! "

Ketukan pintu pun terdengar.

Vei bingung, siapa yang datang malam-malam seperti ini.

Sedangkan Peter punya kunci cadangan di tangannya.

Anak sakit, hujan petir, dan sekarang ada orang yang datang ke kediaman mereka.

Vei memeluk Alberto. Namun, Alberto semakin merengek dan menangis.

Vei memberi asupan pada sang bayi, namun sang bayi masih saja menangis. Tak sedang lapar.

Suara ketukan di pintu juga semakin sering.

"Vei! Buka pintunya! ini aku, Peter! " Ucap Peter kemudian.

Vei melangkah ke arah pintu. Menatap dari lubang pintu kecil. Benar itu, Peter.

"Peter! Kalau mengetuk kenapa tidak bersuara! " Ucap Vei yang masih menyisakan ketakutan dalam diri.

"Vei, kenapa Alberto menangis? "

"Aku hubungi kamu berkali-kali, tapi ngak kamu angkat... Alberto demam, Peter, bagaimana ini? "

Vei ikut menangis. Jadilah anak dan ibu pun menangis bersamaan.

"Maaf, Vei aku tidak sengaja. Berikan ponselmu, biar ku hubungi temanku, kebetulan dia juga dokter yang baru pindah ke kota ini."

Vei memberikan ponselnya pada Peter.

"Bagaimana Alberto bisa tenang, jika kamu pun ikut menangis begitu, Vei? Tenangkan dirimu! "

Setelah menghubungi dokter. Peter segera pergi untuk mandi.

Sehabis mandi, Peter keluar dan masih melihat Vei meneteskan air mata.

"Sini, biar aku yang menggendong! Usap ingusmu itu, jorok tahu kalau sampai kena Alberto, gimana? " Ucap Peter dengan nada sedikit bercanda.

Vei memberi bayi itu ke pangkuan Peter.

Vei mengambil tisu. Membuang cairan yang menyumbat hidungnya.

"Benar, dia demam! Panas sekali! " Gumam Peter.

"Mana dokternya, Peter? Kenapa belum datang? "

Peter menatap jam tangannya. "Mungkin karena hujan lebat di luar Vei. tidak mungkin dengan kecepatan tinggi dia menerobos jalan licin. "

"Coba kamu kasi dia asi, mana tahu dia lebih tenang, Vei? "

"Dia tidak mau! " Vei menggeleng lemah.

"Gimana ini, Peter? "

"Tenanglah, Vei... Jangan menangis begitu! " Ucap Peter dengan mata berkaca.

Suara bel pun terdengar.

"Ah? itu mungkin dia! Sebentar,Vei! " Peter memberi Alberto ke pelukan Vei.

Benar saja, dia dokter yang mereka tunggu-tunggu sedari tadi. Dokter sekaligus sahabat Peter.

"Vei! " Peter mengisyaratkan agar Vei memberikan ruang pada dokter untuk memeriksa Alberto.

Sang dokter pun menangani bayi kecil itu.

Memeriksa dengan kelembutan dan ketelitian yang baik.

"Bagaimana, Dokter? " Tanya Vei khawatir.

Sang dokter membenarkan letak kaca mata yang menyangkut di batang hidung. "Saat ini, dia akan baik-baik saja. untungnya segera di tangani. jika lewat beberapa jam dan panasnya semakin meningkat, bisa jadi bayi ini akan mengalami step pada anak. Tapi sekali lagi saya ucapkan, untungnya kita bisa mencegahnya kali ini. Jadi kedepannya kalau demam, tolong cepat ditangani, Pak Peter! " ucap sang dokter memberi penekanan di kata terakhirnya.

"Iyah! Iyah! Akan ku lakukan! " Jawab Peter dengan wajah serius.

"Pak Peter, bisa kita bicara sebentar? " Ucap sang dokter pada Peter.

Wajah Peter seolah meminta izin pada Vei. Vei mengangguk setuju saja. Dokter itu lagi-lagi memperhatikan tingkah kedua orang di depannya itu. Curiga. Namun entah apa, dia sendiri pun tak tahu hal apa yang harus di curigai.

Peter menutup pintu kamar Vei dan sang bayi.

"Diruang tamu saja, yok? " Ajak Peter, melempar satu kaleng minuman soda.

'Tangkapan yang bagus, Ju! " puji Peter pada dokter Ju.

"Jelas! " Ucap Ju membenarkan posisi kacamatanya, yang sebenarnya letaknya sudah benar.

"Dia istrimu? Kapan kamu menikah? Kog ngak ada undangan yang datang,woy! " Ucap Ju menahan emosi. Untung saja ia menyadari ada bayi yang sedang istirahat dan seorang ibu juga disana. jika tidak, sudah tahu segila apa yang akan terjadi nantinya.

Semenjak mereka masih duduk di bangku sekolah SMA yang sama. Ju dan Peter adalah murid yang paling pandai berdebat mengandalkan logika, ilmu dan suara pantang mereka.

Sejak saat itu mereka ada rival namun sekaligus itu adalah jalan keduanya menjadi sebuah ikatan persahabatan.

"Kenapa nanya begitu? Kamu naksir istriku? " Tanya Peter dengan wajah selidik.

"Maaf! Yang antri di sana banyak! Tinggal seleksi dan milih. Buat apa ngambil yang sudah bersuami! " Ju meneguk minuman soda miliknya.

"Aku tak bisa ceritakan banyak, Ju. Apa yang kamu lihat, itu saja percayai. " Ucap Peter lalu melangkah untuk menyalakan televisi.

"Selamat untuk pernikahanmu! Juga untuk kelahiran anakmu! Akhirnya kesampaian juga aku menjadi paman! " Memperbaiki kerah baju.

"Hadiah apa ya yang bagus untuk keluarga barumu ini? " Ju berpikir sejenak.

"Kamu nikah aja sana! Hadiahnya itu saja! " Ucap Peter terkekeh.

"Sialan! Hinaanmu terlalu mencubit ginjal, woy! "

"Sudahi saja masa lajang mulai, Ju! Lihat rambutmu itu, satu persatu bentar lagi bakalan memutih. Masa sampai mati melajang? " Ledek Peter.

"Tapi entah mengapa, ada hal yang mencurigakan dari istrimu, bro! Apa kamu benar sudah lebih dulu mengenalinya sebelum kalian menikah? "

Peter memandang tajam pada Ju. Namun, tersadar memang benar ia sendiri belum mengenali Vei sepenuhnya. Lagian hubungan mereka hanyalah pernikahan hitam di atas putih saja, dalam kontrak waktu yang sementara juga.

"Dia istriku, Ju! Tolong hargai pilihanku! " Ucap Peter kemudian.

Ju mengangkat kedua tangan, "Maaf, Bro! aku tidak bermaksud... . "

"Maaf diterima! " Jawab Peter meledek.

Tidak lama, Ju pun telah pergi dari sana.

Peter mengetuk pelan, "Vei... boleh aku masuk? " ucap Peter dari luar pintu kamar Vei.

"Masuklah! " Jawab Vei sambil menutup lembut telinga Alberto.

"Bagaimana keadaannya kini? " Tanya Peter memandang wajah sang bayi di pangkuan hangat Vei.

"Dia baru selesai minum, tidak rewel lagi. " Jawab Vei.

"Baguslah. Aku ikut senang mendengarnya! "

"Peter? " Tanya Vei.

"Iya kenapa, Vei?

" Tadi aku pas nelepon kamu, ponselmu kemana rupanya? "

"Aku tadi ngalamin kejadian kecil. Yah ponsel dan dompetku di rampok. Untung aku ngak sampai di bacok! Padahal benda di tangan mereka tajam dan panjang pula loh, Vei! "

"Kamu tak kenapa-kenapa kan? Apa ada yang sakit? Yang luka? atau yang bagaimana... ? " Tanya Vei beruntun.

Peter tersenyum. "Tidak sama sekali, hanya dompet dan ponsel saja yang di rampok. "

"Syukurlah kamu baik-baik saja. Maaf untuk ucapanku tadi, Peter. "

"Tak apa, Vei." Jawab Peter, "Sudah kamu juga istirahatlah! Kamu itu seorang ibu juga, jadi harus sehat biar anak kamu juga sehat, Vei! "

1
Nurfiza Tarigan
ceritax sih seru tpi,,,,,,,,,,
Aegis Aetna
aku mampir kak, semangat.
anggita
trus berkarya tulis👏
anggita
👍👍..
anggita
like👍+ hadiah iklan☝.. utk author. smoga sukses novelnya👌.
Sunflowsun🌻
Terimakasih atas dukungan positifnya🌻
lyaa
Ini baru novel keren, author kudu bangga!!
Ryner
Sukses terus, sekali baca novel author bikin nagih terus.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!