Terpaksa Mewarisi Kekuatan Dewi Bintang

"Nona Siska, tolong berhentilah berteriak! Saya pusing mendengar suara teriakanmu! Diam dulu! nurut sama saya, karena saya pimpinanmu!” Gantian Rodhat yang berteriak kepada Siska, karena dia sudah kesal mendengar teriakan Siska yang memekakkan telinga. membuat Siska seketika langsung berhenti berteriak dan ketakutan.

“Bagus, saya lebih suka Nona Siska diam begini, daripada teriak-teriak suaranya sudah kayak kaleng rombeng yang jatuh ke lantai, brisik tau!”

Siska yang tadinya sempat ketakutan jadi ingin tertawa mendengar celetukan dari Rodhat yang menurutnya lucu. Jadi dia berusaha menahan diri agar tidak tertawa, namun tidak bisa. Akhirnya dia terkikik sambil menutup mulutnya.

“Hayo ngapain? Ketawa ya? Emang kamu kira lucu? Tapi ya emang lucu sih Hahaha! Dasar kaleng rombeng! Suaramu sungguh cetar membahana, membuat gendang telingaku serasa mau pecah tau gak! Kalau aku jadi budeg gimana? Telingamu yang tak tuker sama telingaku ya? Mau?”

“Ih tuan Pimpinan Rodhat, please jangan dituker ya. Kalau budeg dituker pake telinga dari sesama bangsa tuan aja, lebih cocok daripada dengan telinga saya malah nanti kelihatan aneh soalnya beda sama punya tuan. Maaf ya Tuan Rodhat, saya sudah coba nahan supaya gak ketawa denger celetukan Tuan, tapi gak bisa.” Kata Siska sambil menutup mulutnya.

“Denger ya Nona Siska, kalau kamu baik dan nurut sama saya, saya juga akan lebih baik sikapnya ke kamu, tapi kalau sebaliknya, hmmm… lihat saja apa balasan saya ke kamu, saya sendiri juga tidak tahu. Tergantung mood saya, hahaha!”

“Iya deh Tuan Rodhat, saya akan berusaha nurut dan baik sama Tuan. Gak lagi-lagi deh nyinyirin or nyeletuk yang jelek-jelek soal Tuan. Ampuni saya ya, gak usah pakai dihukum segala, saya takut Tuan, please.”

“Oww tidak bisa, karena kamu sudah nyinyirin saya di depan semua penghuni rumah saya di blok S-13, kamu tetap harus mendapatkan hukuman.” Rodhat tetap menghukum Siska tidak peduli Siska sudah minta maaf berkali-kali pada Rodhat. Tujuan Rodhat menghukum Siska supaya Siska kapok dan tidak berani lagi nyinyirin Rodhat.

“Tuan Pimpinan Rodhat tunggu!, bagaimana dengan tikus-tikus yang sudah kami kumpulkan ini, mau diapakan?!” Komandan Pasukan Bayangan Hitam memberanikan diri berteriak kepada Rodhat yang sedang berjalan sambil menarik tangan Siska.

“Walah iya aku sampai lupa soal tikus-tikus itu, makasih sudah mengingatkan Komandan, tolong Komandan kumpulkan semua tikusnya jadi satu tempat lalu segera berikan kepada saya. Saya tunggu di sini bersama Nona Siska, agak cepat ya Komandan!” Rodhat menepok jidatnya, karena sibuk dengan Siska dia sampai melupakan tikus-tikus yang harus dia bawa juga ke Wuna meski dengan jumlah yang tidak sesuai target tapi semoga Wuna bisa menerima dan tidak marah kepadanya. Lagi pula dia sudah membawa Siska yang dia anggap sejenis dengan Wuna untuk dijadikan pemuas nafsu Wuna.

“Siap Tuan Pimpinan Rodhat, saya akan secepatnya mengumpulkan tikus-tikus itu menjadi satu tempat dan memberikan kepada Tuan, ditunggu dulu ya Tuan.” Komandan segera memerintahkan para penghuni lain untuk mengumpulkan kantong-kantong besar berwarna hitam yang sudah berisi tikus-tikus hasil tangkapan mereka, termasuk punya Siska yang tadi dia tinggal di dekat kursi saat tangan Siska ditarik oleh Rodhat.

Lalu komandan segera mengumpulkannya menjadi satu kantong hitam besar yang lumayan berat karena banyak berisi tikus yang masih hidup beserta makanan tikus yang ikut dimasukkan ke dalam kantong. Kemudian dia segera memberikan kantong besar hitam tersebut kepada Rodhat.

“Bagus Komandan, titip rumah ini dulu ya. Saya mau ber-apparate dulu bersama Nona Siska. Kalau ada apa-apa di sini segera kabari saya lewat telepati, mengerti Komandan?”

“Mengerti Tuan Pemimpin Rodhat.” Komandan Pasukan Bayangan Hitam kembali ke tempat dia tadi berkumpul dengan para penghuni lain di rumah S-13.

...***...

Setelah sedih melihat Sarah menangis, Edward lalu tersenyum senang karena membayangkan dirinya bisa merebut Sarah dari suaminya yang bejat. Edward bertekad akan membahagiakan Sarah kalau berhasil mendapatkan Sarah. Lalu Edward berinisiatif untuk mengambilkan Sarah air minum supaya nantinya Sarah bisa lebih tenang. Edward juga memilihkan gelas yang paling cantik untuk Sarah.

“Sarah, aku masih bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi. Tapi semoga air ini bisa sedikit menenangkan dirimu, minumlah Sarah” Edward yang sudah mengambilkan air minum untuk Sarah, langsung dari mata air gunung Mobro, dia masukkan airnya ke gelas beling bening yang cantik. Terdapat motif bunga dan daun menambah keindahan gelas. Itu semua langsung ia munculkan di tangan kanannya yang bersinar putih lalu gelas cantik berisi air minum itu dia berikan ke Sarah yang masih menangis sesenggukan.

Sarah melihat ke arah Edward dengan mata sembab dan linangan air mata yang menetes ke pipinya. Edward yang masih bermandikan keringat karena latihan keras demi bisa masuk ke mimpi Sarah juga melihat ke arah Sarah sambil tersenyum manis. Kedua netra mereka bertemu. Edward melihat Sarah terlihat sangat cantik dan lebih cantik lagi saat menangis dengan bulir-bulir keringat Sarah yang bermunculan dan menetes di dahi, hidung, pinggiran pipi dan leher jenjangnya karena panasnya udara di Caelum Regnum. Sarah juga melihat Edward jadi terlihat lebih tampan saat bermandikan keringat, apalagi waktu tersenyum manis sambil memandang Sarah.

Debaran jantung Sarah dan Edward semakin cepat dan seakan ingin melompat keluar. Wajah keduanya jadi bersemu merah. Lalu Sarah yang jadi salah tingkah segera mengambil gelas yang berisi air dari mata air gunung Mobro yang diberikan Edward, dia melihat sekilas gelasnya sambil bergumam "cantik sekali gelas ini."

Kemudian dia meminum airnya dengan cepat hingga tandas. Setelah itu ia menyeka bibir semerah Cherrynya yang basah terkena air, dan keringat yang mengucur di dahi, dan pinggiran pipi menggunakan tangan kanannya yang lentik sambil mengucapkan terima kasih kepada Edward. Edward yang melihat itu hanya bisa menelan ludah. Dia ingin merasakan lagi bibir semerah Cherry milik Sarah yang kenyal, lembut dan manis itu, tapi itu sudah tidak mungkin karena perjanjian dengan Starla sebelumnya.

Starla ternyata memperhatikan keduanya. Dia melihat adanya benih-benih cinta yang tumbuh diantara Edward dan Sarah. Apalagi saat melihat kedua wajah mereka bersemu merah. Starla bergumam, “Tidak, ini tidak boleh terjadi, tidak boleh ada rasa saling cinta diantara dua makhluk yang sangat berbeda ini. Aku gak bisa membiarkan ini terjadi. Aku takut kalau keduanya bersatu mungkin akan terjadi sesuatu yang tidak baik karena jauhnya perbedaan diantara mereka berdua. Tapi bagaimana caranya supaya bisa memisahkan mereka?”

Bagaimana cara Rodhat nantinya menjelaskan kepada Siska terkait dirinya yang akan dijadikan pemuas nafsu Wuna supaya Siska bersedia? Apa yang akan dilakukan Starla dalam memisahkan Edward dan Sarah yang terlihat sudah ditumbuhi benih-benih cinta diantara keduanya? Ikuti terus kisah yang semakin membuat gregetan dan penasaran ini.