NovelToon NovelToon
Kisah Cinta Si Miskin Dan Gadis Pendiam

Kisah Cinta Si Miskin Dan Gadis Pendiam

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Cinta Terlarang / Crazy Rich/Konglomerat / Identitas Tersembunyi / Gangster / Anak Yang Berpenyakit
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mr.A

Percintaan antara gadis konglomerat dari ibu kota dengan pria miskin pinggir desa. Hidup di daerah yang memandang kasta dan mengelompokkan orang sesuai kekayaan yang mereka punya, bagaimana kah mereka berdua akan bersatu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr.A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

07.Panggilan Dari Ketua.

"Wet, Bang, mau ke mana tuh? Tumben ganteng bener."

Jam 4 sore, Fahmi memilih menyudahi pekerjaan buruhnya dan dia saat ini sudah sampai di desanya. Laki-laki itu terlihat menyapa seorang pemuda yang usianya kelihatan sedikit jauh lebih tua darinya dan. Orang itu terlihat berhenti di pinggir jalan.

"Eh, Fahmi? Ini biasalah. Baru pulang lu? Gimana, barang yang dateng rame?" tanya laki-laki itu basa-basi.

"Lumayan, dihitung-hitung bisalah buat nganggur Semingguan," jawab Fahmi dengan senyum becanda.

Warga desa Raytgon memang hampir semua menjadi seorang buruh angkut. Apa lagi intim anak muda yang putus sekolah seperti Fahmi ini. Mereka tidak punya pilihan lain selain menjadi buruh angkut. Bahkan tidak jarang, anak-anak di sana juga jauh lebih memilih keluar dari sekolah untuk mencari uang ke pasar.

"Itu bukan lumayan lagi, Ban*sat. Kalau jadi modal nganggur seminggu mah udah banyak itu." koreksi dia Rizal Gentara, salah satu anak muda penduduk desa Raytgon.

Fahmi yang mendengar itu hanya cekikikan lucu, "Iya, gitulah. Oh iya, lu ada liat Khazami atau anak-anak lainnya gak?" tanya laki-laki itu dengan raut wajah yang masih terlihat memamerkan senyum ramah.

Rizal yang mendengar itu menganggukkan kepalanya, "Ada, tadi mereka sama gue mandi di sungai timur. Kemungkinan mereka masih di sana karena pas gue pulang, mereka masih ngobrol. Biasalah saling adu nasib," jawabnya dan membuat Fahmi mengeluarkan raut wajah yang terlihat senang.

"Kalau gitu gue duluan. Makasih, Bang. Sukses terus misi yang akan lu kerjakan." Fahmi menepuk pundak laki-laki itu, lalu berlari dengan langkah mundur. Dia juga terlihat mengangkat satu tangannya yang terlihat mengacungkan jari jempol.

Rizal yang melihat itu tersenyum. Ternyata laki-laki yang terlihat kalem dan kerempeng itu adalah salah satu anggota dari perkumpulan penjahat desa Raytgon yang bernama "Kansas".

Selain menjadi buruh angkut untuk pekerjaan utama mereka, para anak muda Raytgon juga melakukan pekerjaan lain yang ilegal. Tidak semua sih, paling hanya anak muda yang terpilih dan sudah ditakdirkan dari kecil saja yang bisa menjadi anggota. Itupun mereka harus mengikuti banyak sekali pelajaran sebelum benar-benar bisa menjadi anggota tetap.

"Kenapa dia kelihatan bahagia sekali hari ini?" tanya Rizal saat kedua matanya sudah semakin samar melihat Fahmi. Laki-laki itu menghela napas dan dia langsung menenggak tubuhnya untuk melihat ke arah depan.

Tepat saat dia melihat ke depan, kedua matanya dikagetkan oleh penampakan seorang teman yang sedari tadi kedatangannya dia tunggu-tunggu, "Lu kebiasaan deh gak ngeluarin suara. Bikin kaget orang aja," protes Rizal kepada temannya yang terlihat berdiri dengan raut wajah serius tanpa senyum.

"Maaf lama. Ketua tadi terlihat marah. Sepertinya ada sesuatu yang mengganggunya," tutur dia— Jaelani Bantara dengan nada bicara yang datar.

Rizal yang mendengar itu menaikkan satu alisnya bingung, "Kenapa?" tanyanya dan Tara menjawabnya dengan hanya mengangkat bahunya tak peduli.

"Yang jelas, dia tadi menyinggung Fahmi. Entah apa yang anak itu perbuat. Tapi, gue doakan semoga dia tetap diberikan keselamatan," tutur Tara dengan tersenyum menyeramkan.

"Tadi gue liat dia-"

"Peduli setan. Sekarang lebih baik kita berangkat. Misi kali ini sepertinya akan makan waktu banyak sekali," potong Tara dengan raut wajah yang tiba-tiba terlihat semakin menyeramkan.

"Membunuh seseorang, 'kan? Itu sih gampang. Kita hanya harus melakukannya dengan cepat saja," tutur Rizal dengan raut wajah yang juga terlihat tidak kalah menyeramkannya.

Tanpa mau membuang-buang waktu lebih lama, dua orang itu langsung berjalan pergi ke arah keluar dari desa. Tujuan mereka tentu saja untuk menjalankan misi agar saat kembali nanti, mereka bisa menghadap ke ketua untuk melaporkan dengan bangga kesuksesannya.

***

Tidak bisa dipungkiri, desa Raytgon memang terlihat sangat-sangat indah. Biarpun di luarnya selalu ramai karena terdapat sebuah pasar besar ruang terkenal, bagian dalamnya malah terlihat sangat asri dan masih terawat.

Rumah-rumah warga yang dibuat sesederhana mungkin dan juga segala sisinya dihiasi oleh persawahan yang luas dan perkebunan yang rimbun oleh pepohonan, menjadi pemandangan yang memanjakan mata.

Bukan hanya itu saja, tapi di desa Raytgon terdapat aliran sungai yang jernih dengan keadaan air yang belum tercemar. Mungkin karena letak desanya ada di pinggiran, jadi kebersihan airnya masih terjaga.

Saat ini Fahmi tengah berjalan melewati bebatuan pinggir sungai Raytgon yang jernih. kedua tangan laki-laki itu terlihat membawa sebuah tas plastik warna hitam yang isinya seperti makanan dan juga minuman.

Sebelum ke sini tadi, Fahmi mampir dulu ke warung yang ada di desanya untuk membeli beberapa makanan, untuk dia bawa ke sungai. Dia terlihat membeli banyak sekali, karena kata Rizal tadi ada beberapa temannya yang sedang menongkrong di sana.

Ternyata semua itu benar, saat Fahmi hampir tiba di tempat bisa mereka mandi, dia melihat ada beberapa anak muda yang tengah duduk melingkar di bebatuan sungai. Raut wajah mereka terlihat serius. Tanpa berlama-lama lagi, dia semakin mempercepat langkahnya untuk mendekat ke sana.

"Wih, para beban negara ternyata sedang berkumpul," katanya dengan nada yang terdengar becanda, "lagi ngomongin apaan? Serius bener gue liat dari jauh," imbuh laki-laki 20 tahun itu sembari naik ke atas batu besar tempat di mana Khazami, dan tiga temannya saat ini duduk.

"Enggak ada. Cuma diskusi buat jalanin misi untuk nanti malam," jawab Khazami dengan santai. Laki-laki itu seperti biasa terlihat bersahabat dengan raut wajahnya yang selalu tersenyum.

Fahmi yang mendengar itu langsung ber-oh ria. Dia bergerak meletakkan dua keresek hitam itu di tengah-tengah mereka, "Buat bekal kalian pada diskusi. Kebetulan gue dapat lumayan tadi," tutur Fahmi sembari bergerak duduk dan langsung menyandarkan kepalanya di lengan kekar seorang teman.

"Rame ya?" tanya dia— Sergio Dante, laki-laki yang dijadikan sandaran oleh Fahmi.

"Kalau tahu rame, nyesel gue gak keluar tadi," ujar salah satunya lagi yang duduk di sebelah Kanan Khazami— Mardika Joel.

"Kita mau keluar gimana, Dik. Orang kelar misi saja subuh tadi. Mending tidur kalau dipikir-pikir," jawab— Adnan Alvaro, laki-laki yang duduk di hadapan Khazami.

"Berarti itu bukan uang kalian. Lagian, nanti malam kita bakalan dapat uang banyak juga setelah misi selesai," ucap Fahmi dengan santai sembari membuang rasa lelah di tubuhnya. Di bawah mereka ada aliran sungai yang terlihat jernih.

"Bukan kita, Fahmi. Kami, di misi ini hanya ada kami berempat," koreksi Khazami dengan sedikit melirik ke arah Fahmi yang duduk selonjoran di belakang mereka.

Sementara Fahmi yang mendengar itu langsung tertegun kaget. Dia bergerak bangkit dari duduk setengah tidurannya, "Lah terus misi gue apaan? Tadi di jalan gue liat Bang Rizal lagi nunggu pemberitahuan misi. Terus kalian berempat juga entar malam bakalan keluar buat jalanin misi, terus gue?" tanya Fahmi dengan nada bicara yang cepat. Laki-laki itu terlihat melotot menatap ke arah Khazami yang memunggunginya.

"Mana gue tahu, tapi yang jelas tadi pas gue terima berkas misi, ketua nitip pesan. Lu diminta menghadap kepadanya," terang Khazami dengan melirik Fahmi yang ada di belakangnya.

"Buat?" tanya Fahmi dengan raut wajah kebingungan.

Khazami hanya mengedikkan bahu, "Entah lah. Yang jelas, tadi ketua kelihatan sedang marah. Gue gak tahu alasannya apa, tapi semoga bukan gara-gara lu," jawabnya dan itu berhasil membuat sebuah tanda tanya besar di benak Fahmi.

Masalahnya, jika ketua mereka sudah memanggil itu pasti tidak akan jauh-jauh dari dua hal. Pertama penerimaan misi dan kedua adalah untuk mengadili. Fahmi tidak mungkin akan mendapatkan penerimaan misi karena dia bukanlah seorang ketua dan alasan dipanggil tentu saja sudah jelas, yaitu untuk diadili.

1
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap, terima kasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap terima kasih, kak.
total 1 replies
Lydia
Kasihan Fahmi n Lily. Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: Siap, kak. terima kasih.
total 1 replies
Novie Achadini
bagus bgt critanya. karya lain dari othor judulnya apa? kadih tau dong
Call Me A: ada kak. besok aku rilis.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, terima kasih.
total 1 replies
Novie Achadini
kasian lily klo nggak dpt restu dari kel nya
Novie Achadini
bagus bgt critanya tapi agak swdih mikirun lily
Call Me A: makasih, kak. iya sedih banget + miris
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, terima kasih, kak.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap kak, makasih kembali
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, makasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap kak, terima kasih
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap kak, terima kasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap kak, terima kasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, terima kasih kembali.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap, terima kasih kembali
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, makasih kak.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap, kak. terima kasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap,.makasih kak.
total 1 replies
gaby
Di bab ini aq kecewa sm Fahmi. Dia cm menganggap Lily hanya gadis bisu yg butuh di kasihani. Dia ga nyadar, kalo Dia lbh di kaaihani dr Lily, seenggaknya Lily adl Putri yg di sayangi kluarganya & di limpahi kekayaan tanpa harus ngangkut barang demi sesuap nasi.
Call Me A: bener banget.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, makasih, kak.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!