ini adalah sebuah divisi rahasia yang menyelidiki hal-hal yang tak masuk di akal. Ki sarma aji sebagai pemimpin divisi ini akan menguak tabir gelap kasus-kasus mistis
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ihsan halomoan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bayi satu suro bag 11
Di pagi harinya ki sarma yang baru saja mandi dan berpakaian mendapat telpon dari kepolisian. Ki sarma pun segera mengangkatnya.
"Ki sarma. Anak buahmu se malam menelponku. Ada kejadian di daerah cibubur. Sepasang kekasih mati mengenaskan. Aku harap kau bisa ikut menyelidik kasus ini. Ada laporan dari beberapa warga yang melihat makhluk berupa kelelawar tapi tubuhnya menyerupai anak kecil. Aku pikir ini masuk ranahmu ki sarma".
"Siap ndan. Sebenarnya kami memang sedang menyelidik kasus ini semenjak 3 hari yang lalu. Dan aku sudah mendapatkan petunjuk-petunjuk. Kasus ini ternyata ada hubungan nya dengan pencurian bayi di rumah sakit ndan".
"Benarkah begitu ki sarma?".
"Ya salah satu anak buahku hampir saja menggagalkan pencurian itu. Namun sang pencuri telah ditolong oleh makhluk kelelawar jadi-jadian. Aku berani bertaruh bahwa kelelawar itu adalah seorang manusia yang menggunakan ilmu hitam. Dan aku sedang menelusuri hal ini ndan. Serahkan kasus ini padaku".
"Hmm..ki sarma aku pun mendapat laporan penculikan bayi di salah satu rumah sakit swasta. Memang yang kudengar banyak orang melihat kelelawar raksasa itu terbang dari lantai 7 dan membawa seseorang. Baiklah aku percaya pada keteranganmu ki sarma. Untuk selanjutnya aku serahkan kasus ini padamu. Dan bila terjadi apa-apa jangan segan menghubungi ku ki. Anak buahku akan siap meluncur bila diperlukan".
"Siap ndan laksanakan".
Akan tetapi ki sarma tak yakin akan meminta bantuan komandan nya. Ia pikir tak akan terjadi apa-apa di kaki gunung slamet nanti. Ia merasa telah mengenal ki waja permana dengan baik. Hingga ia pun tak menaruh rasa curiga kepadanya. Walau tugas ia disana adalah mencari muridnya yang melakukan penculikan.
Lalu ki sarma menyiapkan mobilnya untuk segera menuju ke markas. Tapi sebelum itu ia berpesan kepada isterinya.
"Bu..aku mungkin tidak akan pulang selama beberapa hari. Ada tugas penting yang harus ku selesaikan".
"Hmm..baiklah pak. Jaga dirimu baik-baik. Pulanglah dengan selamat. Aku dan anakmu selalu menunggu disini". Isterinya berkata sambil memakaikan jaket ke tubuh ki sarma.
"Ya bu. Doakan saja aku agar selalu dalam lindungan tuhan yang maha kuasa. Mana untara?".
"Untara masih tidur pak. Semalam ia bermain lagi dengan teman ghaibnya. Aku melihat bola terlempar kesana kesini dikamarnya. Tampaknya ia suka bermain bola dengan teman ghaibnya itu".
"Hmm..padahal aku sudah mengusirnya. Tapi tampaknya aura untara telah mengalahkan perisaiku hingga teman nya itu bisa kembali".
"Ya sudah lah pak. Biarkan saja. Toh teman nya itu tak pernah mencelakai untara. Buat apa kau mengusirnya. Aku pun senang dengan teman nya itu. Kadang-kadang aku melihat cucian bajuku tiba-tiba sudah dijemur. Cucian piring juga bersih. Lalu aku pernah melihat sapu berjalan sendiri dan lantai pun bersih".
"Ahh kau ini selalu membela untara. Padahal kau pun tahu apa pekerjaanku".
"Tapi kang. Untuk yang satu ini kumohon dibuat pengecualian".
"Hah...ya sudahlah bu. Aku pikirkan lagi ini nanti. Nah aku sekarang pamit. Jaga dirimu dan juga untara. Bila ada apa-apa aku sudah menyiapkan pasir keramat itu di lemari".
"Baiklah pak".
Kemudian ki sarma pun meluncur ke markas. Dalam perjalanan ia tak habis pikir dengan keadaan anaknya. Entah anak itu memang mempunyai aura tertentu. Aura yang suatu saat bisa meledak dikala genting. Bahkan perisai untuk melindungi dirinya dari teman ghaibnya itu bisa dijebol oleh anaknya.
"Hmm..suatu saat. Aku harus berkenalan dengan teman ghaibnya itu. Aku harus mengendalikan nya agar anak ku tak terpengaruh olehnya". Ki sarma bergumam dalam hatinya.
Sementara itu. Di markas benji dan pacarnya telah bangun dan luka mereka telah di obati. Namun selly belum mau pulang juga hingga membuat mahendra was-was.
"Ssttt..benji kemarilah". Mahendra memanggil benji setengah berbisik agar selly yang sedang memasak di dapur tak mendengarnya. Lalu benji pun menghampirinya.
"Apa mahendra??".
"Hey ki sarma sebentar lagi datang. Lu harus membawa keluar selly untuk sementara. Bawa aja dia ke warteg atau warkop kek. Terus lu tinggal sebentar buat nyetor muka ke ki sarma. Nah nanti kalo gua sama ki sarma udah pergi, lu ambil lagi selly".
"Bah kasian selly nanti di tinggal sendiri. Tapi kalau bos tahu pun repot juga. Ya sudah lah. Aku ngomong dulu ke selly".
"Iya lu ngomong jujur aja ke selly. Kalo dia masih disini tar ki sarma marah. Jadi ngungsi dulu gitu. Tar kalo ki sarma sama gua udah pergi. Lu jemput lagi selly terserah lu mo ngapain kek ama dia disini. Tapi inget disini juga ada dewi..behahaha". Mengingat itu jadi bikin benji keki juga.
"Alamak. Benar juga kau. Kalau begitu Tak bisa lah aku berlayar bersama selly disini. Bahaya juga nanti kalau dewi melihat. Nanti dia nafsu dan kau pulak yang jadi mangsa dewi nantinya. Behahaha". Mahendra langsung manyun.
"Ah sudah lah jangan marah kau mahendra. becanda saja aku bah. Iya lah aku ngomong dulu sama selly ya".
Benji pun menghampiri selly yang sedang memasak mie instan di dapur. Dan benji mengatakan rencana nya secara jujur. Untungnya selly tak mempermasalahkan nya. Asal hari ini ia tetap bersama benji. Setelah menyantap mie instan, mereka pun pergi ke warteg terdekat.
gua baca selanjutnya
who dewi?
Yo bahayaaa