NovelToon NovelToon
Cinta Seorang Mafia Kejam

Cinta Seorang Mafia Kejam

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Mafia / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:26.4k
Nilai: 5
Nama Author: rnsa

Nayla adalah seorang wanita cantik yang pekerjaannya tidak menentu, ibunya sudah meninggal sementara ayahnya pergi yang entah kemana.

Tanpa sengaja Nayla mendengar percakapan dua orang yang berencana ingin membunuh seseorang. Yang pertama nyawa Nayla terselamatkan lalu Nayla bertemu lagi dengan pria itu. Nayla pun diculik dan dibawa ke mansion miliknya untuk dijadikan sebagai pelayan pribadi melayani selama 24 jam.

Lambat laun perubahan sikap pria itu berubah-ubah, Nayla tidak bisa menebak kepribadian si pria pembunuh ini. Bahkan Nayla menjadi bahan gosip oleh para pelayan karena ulah si pembunuh. Pada suatu hari mereka pergi ke pasar, ada seseorang yang ingin menusuk Nayla dengan pisau.

Bagaimana kehidupan Nayla di mansion si pria pembunuh? Akankah bernasib baik atau malah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rnsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Diajak pergi

PERHATIAN, MAAF UNTUK BAB SEBELUMNYA SUDAH DIREVISI. SILAHKAN DIBACA ULANG YA KARENA AUTHOR SALAH UP BAB. SEKALI LAGI MOHON MAAF, TERMA KASIH PENGERTIANNYA!!!

HAPPY READING!!!

.

.

.

 

Dari tadi Nayla mendengar suara gedoran pintu dan juga teriakan suara Rayan yang menyuruhnya keluar membuat Nayla sangat kesal dibuatnya. Nayla memaksakan dirinya beranjak dari sofa lalu membuka pintu kamar sambil menggendong kucingnya itu.

“Kenapa kau sangat lama membuka pintunya hah?” tanya Rayan. “Apa saja yang kau lakukan di dalam sana?” menaikkan sebelah alisnya.

“Untuk apa kau datang kesini? Pergilah!” usir Nayla dengan tatapan ke arah kucingnya. “Aku tidak ingin diganggu.”

Rayan berjalan masuk ke dalam kamar, seketika Nayla pun memundurkan langkahnya hingga mereka berdua berdiri di tengah-tengah kamar itu.

“Berani-beraninya kau mengusirku, memangnya kau siapa?”

“Kembalilah, aku sedang malas berdebat denganmu. Sungguh aku malas bertengkar atau apapun itu.” 

Rayan sangat terheran mendengar ucapan Nayla. “Apa yang terjadi padamu? Kenapa kau tiba-tiba seperti ini?”

Dengan wajah Nayla ditekuk dan cemberut, jelas Rayan mengetahui ada sesuatu yang terjadi kepada Nayla. Rayan bukan orang memikirkan hal-hal tidak pasti, makanya langsung menanyakan apa yang terjadi pada Nayla.

Nayla mengelus kucingnya tanpa menatap Rayan. “Aku sedih, kakinya terluka dan aku tidak ada obatnya. Aku mana bisa tenang meninggalkannya sendirian, kondisinya sangat kasihan.” 

Rayan terkekeh sambil menggaruk leher bagian belakang yang tidak gatal. “Hanya gara-gara ini kau bersikap seperti ini kepadaku?”

“Menurutmu?” Nayla menghela nafasnya. “Sudahlah, daripada membuatku kesal lebih baik kau pergi dari sini.” Usirnya lagi.

Rayan ingin merebut kucing itu secara paksa dari tangan Nayla, reflek Nayla menjauhkan kucingnya dari Rayan.

“Mau apa kau?” tanya Nayla penuh kewaspadaan.

“Kenapa kau jadi bersikap waspada denganku? Aishhh kau ini.” Rayan membuang nafas kasarnya. “Ganti pakaianmu sekarang juga.”

“Ada apa dengan pakaianku? Apa ada yang salah? Kenapa kau menyuruhku untuk mengganti pakaian?” tanya Nayla kebingungan.

“Cepat ganti pakaianmu, aku tunggu diluar!!!”

“Memangnya kenapa?” mendekati Rayan. “Apa kau ingin mengajakku pergi?” menatapnya. “Benarkah kau ingin mengajak jalan-jalan keluar dari tempat ini?”

Sesaat Rayan berdehem. “Ganti saja, jangan banyak bertanya.”

“Oke oke, aku akan ganti pakaian. Kau tunggu saja diluar.” 

Nayla menyerahkan kucingnya itu kepada Rayan lalu mendorong pelan Rayan keluar dari kamarnya dan menutup kembali pintu itu, seketika Rayan bingung melihat Nayla.

“Cepat sekali sikapnya berubah? Wanita ini benar-benar aneh.” Gumamnya.

Rayan pun memasukkan kucing Nayla ke dalam kandang yang ada di dekat pintu kamar, sejenak Rayan duduk di depan kamar menunggu Nayla sambil memainkan ponselnya. Lumayan lama Rayan menunggu hingga beberapa menit kemudian Nayla keluar dari kamarnya, dengan pelan berjalan menghampiri Rayan.

“Kenapa kau sangat lama? Bisa-bisanya kau membuatku menunggu.” Kesal Rayan.

Nayla berdiri di depan Rayan dengan wajah kesalnya. “Siapa yang menyuruhmu untuk menungguku? Apa aku yang memintamu?” menaikkan sebelah alisnya. “Kau sendiri, bukan keinginanku.” Tegasnya tidak ingin disalahkan Rayan lagi.

Rayan menyentuh bibir Nayla dengan jari telunjuknya. “Kurangi bicaramu itu, aku tidak menyukai orang yang banyak bicara atau bertanya.” Tersenyum tipis.

Rayan berjalan duluan menuju pintu utama mansion, sesaat Nayla menyentuh bibir bekas telunjuk Rayan sambil tersenyum lalu berjalan cepat menyusul Rayan yang sudah masuk ke dalam mansion. Sesampai di ruangan makan, Rayan langsung mendudukkan Nayla di salah satu kursi.

Nayla menoleh Rayan. “Apa yang ingin kau lakukan? Kenapa kau malah membawaku kesini? Yang benar saja.”

“Bukankah kau belum sarapan? Jadi kau makan dulu baru pergi bersamaku.”

Nayla berdehem. “Aku hampir melupakan sarapanku.” Nada pelan agar tidak terdengar Rayan.

Rayan menatap Nayla. “Kau itu bukan lupa, tapi sengaja.”

“Kyaaa kau… Diamlah.” Nayla mengalihkan pandangannya dengan wajah kesal. “Ish aku seperti ini karena mengkhawatirkan kucingku.”

“Aku tunggu kau di dalam mobil.”

Setelah mengatakan itu Rayan berjalan keluar dari ruangan makan meninggalkan Nayla sendirian disana. Nayla hanya melihat kesal kepergian Rayan itu, lagi dan lagi mereka berdua berdebat hal yang tidak penting.

“Hufttt sangat menyebalkan.”

Abe (Kepala pelayan) mendekati Nayla lalu menuang air putih di dalam gelas Nayla. “Sangat jarang saya melihat Tuan memberikan perhatiannya kepada orang lain apalagi kepada seorang wanita, em sepertinya memang tidak pernah.” Tersenyum. “Beruntunglah Nona mendapatkan perhatian dari Tuan Rayan.”

Nayla membulatkan kedua matanya. “Benarkah? Bagaimana bisa dia seperti itu kepadaku?”

Abe (Kepala pelayan) menggelengkan kepalanya. “Saya juga tidak tahu.” Nyengir. “Selamat makan Non.” Beranjak pergi.

Nayla pun menikmati makanannya, tidak lama kemudian selesai. Nayla berjalan keluar mansion mendatangi Rayan yang sudah menunggunya di dalam mobil.

“Apa dia sangat hobi menunggu orang?” gumam Nayla.

Nayla masuk ke dalam mobil Rayan berwarna hitam pekat yang terparkir di teras, awalnya Nayla sempat ragu tetapi berusaha menepis pikiran buruknya.

“Apa aku lama?” tanya Nayla.

“Menurutmu?” 

Nayla nyengir. “Aku sangat menikmati makanan, tapi menurutku tidak terlalu lama.”

“Terserah, pasang seat belt mu.” Titah Rayan.

Nayla memasang seat beltnya tetapi tidak bisa ditutup, Rayan mendekati Nayla lalu membantunya untuk memasang seat belt. Tiba-tiba detak jantung Nayla berdetak kencang, perasaannya berubah menjadi gugup karena wajah Rayan sangat dekat dengan wajahnya.

“Jangan menatapku seperti itu.” Sesaat Rayan menatap Nayla. “Nanti kau akan jatuh cinta kepadaku.” Duduk kembali di kursinya.

“Ti-tidak akan, berbicara apa kau ini.” Nayla mengalihkan pandangannya, kedua tangannya dingin akibat gugup.

Seketika wajah Nayla memerah,Nayla berusaha mengatur nafasnya. Sesaat Rayan menoleh Nayla sambil menarik ujung bibirnya, sementara Nayla sama sekali tidak bergerak bahkan menoleh Rayan.

Nayla menggelengkan kepalanya. “Ada apa denganku? Kenapa dari tadi detak jantungku berdetak kencang?” batinnya. “Ah tidak bisa dibiarkan, aku…”

“Kenapa?” tanya Rayan.

Nayla mendengar suara Rayan langsung menoleh lalu menggeleng cepat. “Tidak ada, jalan saja.”

“Wajahmu merah, apa kau kepanasan?”

“Tidak, jangan pedulikan aku.” Nayla menyentuh wajahnya dengan kedua tangannya. “Fokuslah menyetir.” Ucapnya.

Sepanjang perjalanan keluar dari kawasan mansion hanya melihat pohon-pohon besar bahkan di dalam mobil mereka sangat hening, sesaat Nayla menoleh Rayan yang sedang fokus menyetir.

“Memangnya kau ingin mengajakku kemana?” tanya Nayla begitu penasaran Rayan akan membawa dirinya kemana. “Kenapa kau diam saja?”

“Diamlah, tidak usah banyak bertanya!” ucap Rayan tanpa menoleh Nayla.

Mobil mereka mulai memasuki jalanan ramai, nampak beberapa motor dan mobil berlalu lalang. Nayla tidak tahan menahan rasa bahagianya, setelah sekian lama berada di tengah hutan kini kembali melihat kehidupan dunia luar lagi.

“Wah akhirnya aku melihat banyak manusia.” 

Rayan terheran mendengar ucapan Nayla. “Apa maksudmu berkata seperti itu? Kau pikir di tempatku bukan manusia hah?” membuang nafas kasarnya.

...Bersambung…....

Jangan lupa dukung karya ini agar Author tidak malas untuk melanjutkan ceritanya:)

1
Secret
terima kasih kakak sudah mampir 🤗💜
@Intan.PS_Army🐨💜
cerita nya seru kak 🌹🌹🌹🌹🌹
Valen Angelina
jgn2 bos besar nya papa nayla wkkwkw
Amisaroh
padahal bagus ceritanya tpi kok sepi ya
Secret: terima kasih kakak sudah mampir🤗Semoga suka dengan ceritanya
total 1 replies
marrydianaa26
mampir thor, mampir juga ya dikarya aku😆
Secret
Terima kasih yang sudah mampir, jangan salah lapak ya🤗hargai penulis yang menulis karyanya jangan asal komentar diluar dari cerita penulis💗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!