NovelToon NovelToon
Memeluk Luka

Memeluk Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Cinta setelah menikah / Pengganti / Cerai / Keluarga / Angst
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: fromAraa

terkadang tuhan memberikan sebuah rasa sakit kepada para hambaNya sebagai perantara, agar mereka lebih dekat dengan tuhannya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fromAraa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ruang tenang

Pov jovandra

Ada yang bilang, sebuah hati yang telah lama kehilangan penghuninya, maka harus ada penghuni baru agar hati tersebut bisa kembali hidup.

Namun ada juga yang bilang, seseorang yang belum selesai dengan masa lalunya. Ia tak pantas menjadikan orang lain sebagai tumpuan untuk membantunya bangkit dari masa lalu itu.

Lalu, mana yang harus aku percaya?

Tak seorang pun yang ada di dunia ini menginginkan hal seperti itu. Semuanya, menginginkan hidup di dalam ruang hangat dan tenang.

Bahkan hampir semua manusia di muka bumi ini, pernah meminta suatu kemustahilan kepda tuhan demi ruang tenang yang mereka cari itu.

Lalu bagaimana denganku?

Tuhan mengambil ruang tenangku,

Tuhan mengambil suhu hangat dariku,

Tuhan mengambil pusat rinduku,

Tuhan mengambil segalanya dariku...

Tapi, tuhan menggantinya dengan yang tak pernah ku sangka akan kehadirannya.

Namun meskipun begitu, kenapa hatiku masih saja enggan menerima segalanya dengan jiwa yang lapang? Sedangkan seorang yang tuhan kirimkan untukku, selalu mengusahakan kesembuhan jiwa ini...

Sungguh berat, aku sudah berusaha untuk menggapai tali yang ia ulurkan kepadaku, namun aku tak bisa.

Aku tak bisa menggapai tali itu...

Seakan aku enggan untuk hidup di dalam lubang kelabu ini, namun juga tak mau naik keatas untuk menjumpai sebuah titik terang... 

...

Setelah kehadiran geri di dalam hidup jovandra dan serayu, mereka menjadi lebih sering berinteraksi satu sama lain. Entah itu karna persoalan pribadi ataupun yang lain.

Jovandra menjadi lebih terbuka kepada serayu, laki-laki itu juga lebih sering menyunggingkan senyumnya kepada orang lain.

Serayu bisa melihat sisi lain dalam diri jovandra di sana. Kepribadian laki-laki itu yang memang sudah lembut, kini kelembutannya bertambah ketika mereka sudah dikaruniai seorang buah hati yang teramat mereka sayangi.

Jovandra dan serayu selalu mengusahakan ruang yang tenang untuk geri. Keduanya selalu bisa menjadi rumah yang hangat untuk geri.

Selalu bisa menjalankan peran sebagai orang tua dengan baik untuk anaknya.

Satu yang masih serayu sayangkan dari suaminya itu, jovandra masih sering menangisi mendiang ila...

Pernah, satu hari saat serayu menitipkan geri kepada suaminya. Karna saat itu ada urusan mendadak yang mengharuskan dirinya pergi ke rumah sakit tempatnya bekerja.

Saat serayu pulang, geri bercerita sesuatu yang berhasil membuat serayu terdiam seribu bahasa.

"Ibu, tadi waktu mamas bangun tidul mamas dengel ada yang nangis di kamal mandi. Sepelti suala ayah"

"Benarkah? Mungkin mamas mimpi?"

"Tidak bu, mamas dengel ayah nangis-nangis telus manggil nama ila ila, begitu"

"Aahhh iya iya ibu mengerti, sekarang geri istirahat saja, oke?"

"Oke"

Sejak hari itu, serayu mengerti kalau semua yang dilakukan suaminya hanyalah sebuah topeng. Jovandra tak benar-benar sembuh seutuhnya...bahkan mungkin laki-laki itu tak pernah merasakan kesembuhan?

Ia tak pernah ingin bertanya apa kurangnya,

Dimana letak salahnya,

Dan apa yang harus ia lakukan saat ini...

Serayu hanya berfikir bahwa cintanya untuk jovandra begitu tulus, hingga ia tak bisa merasakan sakit yang selalu jovandra torehkan di hatinya. 

Atau mungkin serayu sudah merasakan lelah hingga mati rasa?

Serayu tak ingin berlarut memikirkan akan hal ini. Mau bagaimanapun jalannya nanti, dunia akan tetap berputar sesuai porosnya. Ada tanggung jawab yang harus ia lakukan disini. Serayu tak ingin tumbang demi anaknya, geri.

Serayu selalu berfikir, bahwa sudah banyak badai yang telah ia lewati. Tak mungkin dirinya tumbang hanya karna sebuah hujan deras kan?

Ia sudah berjanji kepada dirinya sendiri, kalau ia tak akan pernah membiarkan sang buah hati jatuh ke dalam lubang yang sama seperti dirinya.

Gerriando, ia harus hidup dengan sebagaimana mestinya. Tak kekurangan sebuah peran dari kedua orang tuanya.

Tapi tanpa mereka sadari, justru mereka lah yang akan membawa geri masuk ke dalam luka yang menganga di dalam jiwa masing-masing.

.........

"Ibu ini namanya apa?" Sebuah pertanyaan terdengar dari mulut si kecil yang sedang asik mengunyah sebuah apel yang sudah disiapkan oleh ibunya.

"Itu namanya apel nak...a-p-e-l" ucap serayu mengeja kata akhirnya supaya geri paham dengan ucapan sang ibu

"Apel itu apa?"

"Apel itu buah nak, kalau kita rajin makan buah nanti kita sehat"

"Kalau begitu mamas juga mau makan buah yang banyak bial sehat" ucap geri antusias sembari mengangkat kedua lengannya seolah sedang memperlihatkan otot bisep itu.

Sang ibu mengangguk dan tersenyum. Serayu merasa sangat bahagia karna hadirnya geri disini. Membuat dirinya semakin lapang dan punya alasan untuk tetap berdiri disini, bersama seorang laki-laki yang punya banyak luka di dalamnya...

"Telus bu, kalau penyebab ayah menangis itu apa? Mamas seling dengel ayah menangis di kamal ibu sama ayah"

Serayu terdiam, memikirkan bagaimana anak sekecil geri menanyakan hal seperti ini kepadanya? Bukan hanya sekali, namun sudah beberapa kali anak itu menanyakan keadaan ayahnya yang sering menangis itu.

"Mungkin ayah capek mas makannya ayah nangis..." Jawab serayu lembut

"Kalau begitu, nanti bial mamas pijitin ayah saja bial ayah tidak menangis lagi kalna kecapean"

Serayu memeluk anak itu penuh haru. Ia semakin yakin atas ketabahannya untuk segala jalan yang harus ia lewati.

.........

"Ayah pulang..."

Seorang anak laki-laki berumur 3 tahun berlari antusias saat mendengar suara ayahnya. Jovandra merentangkan kedua tangannya saat melihat geri berlari kearahnya dengan tawa yang menggema di seluruh penjuru rumah itu.

"Ayahhh"

"Hai jagoan, kangen ya sama ayah? Kayaknya seneng banget lihat ayah sudah pulang"

Geri hanya mengangguk, tangannya reflek mengalungi leher sang ayah saat jovandra menggendong anak itu.

"Ibu dimana?"

"Itu ibu" jawab geri menunjuk sang ibu yang sedang sibuk di dapur hingga tak sadar jika suaminya sudah pulang.

Jovandra memberi isyarat kepada geri dengan menempelkan jari telunjuknya di bibir.

"Sttt..."

Geri langsung mengerti isyarat yang diberikan oleh sang ayah, anak itu tertawa cekikikan sembari menutup mulutnya dengan tangan mungil itu.

"Serius banget bu"

"ASTAGA TUHAN!!!" Lagi dan lagi...

Bukan jovandra dan serayu jika tak mengusili dan berakhir menjerit salah satunya.

Serayu berjengit heboh dibuatnya. Mencubit gemas lengan milik suaminya yang berakhir terlihat oleh sang buah hati.

"Ibu tidak boleh...nanti ayah sakit...NO NO NO!!!" Ucap geri sambil bergelanyut manja di kaki jenjang ayahnya.

Jovandra membuat ekspresi wajah sedih agar semakin mendukungnya untuk mendapatkan sebuah pembelaan dari geri.

"Aduh mas...tolong ayah, ibu nakal"

Geri menatap sang ibu sinis, lalu meraih jemari sang ibu dan menciumnya di sana.

"Ibu tidak nakal ayah, ibu cuma mempelingatkan ayah kalna ayah sudah bikin ibu kaget saat memasak"

Serayu dan jovandra saling bertatapan sebentar. Mereka tak akan mengira akan jawaban yang diberikan geri.

"Pintarnya...anak siapa si hmm???"

"Mamas anak ayah jo dan ibu selayu" jawab geri antusias.

Jovandra dan serayu sudah terlampau gemas kepada buah hati mereka. Jovandra menggelitik perut gembul milik geri hingga wajah anak itu merah karna tertawa menahan geli.

"Ibu tolongin mamas...ibu tolong..." Ucap geri yang masih tertawa

"Jo udah jo, kasian itu wajahnya sampai merah begitu"

"HAHAHAHAHA...HAYOOO MAU KEMANAAA"

seakan tak mau mendengar ucapan serayu, ayah dan anak laki-lakinya kini malah berlarian di dalam rumah mereka. Dengan jovandra yang mengejar geri seolah menjadi dinosaurus yang sedang mencari mangsa.

"Aaaaaaa...dinosaulusss tolonggg"

Sore ini, rumah itu menjadi begitu hangat. Serayu hanya bisa menatap suami dan anaknya bermain di sana. Bahagia yang ia rasakan saat ini, ia melangitkan segala kebaikan untuk jovandra dan juga geri. Agar selalu di iringi dengan kebaikan yang tuhan berikan kepada mereka.

.........

Malam ini, seperti malam-malam biasanya bagi serayu membacakan dongeng untuk si kecil geri yang terlihat sudah sangat mengantuk dan menguap beberapa kali di atas ranjangnya.

"Ibu, hali ini mamas tidak mau dibacakan dongeng, mamas ingin di temani tidul saja sama ayah dan ibu disini"

"Benar tidak mau mendengar dongeng?" Tanya serayu meyakinkan

Geri menggeleng, raut wajahnya terlihat sangat lucu bagi serayu karna mata milik anaknya yang memang terlihat sudah sangat mengantuk.

"Yasudah ibu panggil ayah dulu ya"

Geri mengacungkan kedua jari jempolnya kepada sang ibu. Baru saja serayu hendak menyentuh gagang pintu, jovandra sudah lebih dulu membuka pintu itu hingga membuat serayu sedikit terkejut.

"kebiasaan"

"Hehe..."

Jovandra bertengger di ambang pintu, "ayah denger tadi ada yang minta ditemenin tidur nih"

Sang empu yang diajak bicara kepada ayahnya hanya tersenyum menampilkan gigi-giginya.

"Oke mamas jagoan, lets go to dream to night"

Geri bertepuk tangan senang, sepasang pasutri itu berjalan menuju ranjang milik anaknya, lalu ikut berbaring di sana mengapit geri yang berada di tengah.

"Mamas bahagia sekali kalena bisa hidup sama ayah dan ibu disini"

Geri tersenyum, namun tatapan matanya menatap kosong entah kemana. Hatinya merasa sakit saat mendengar buah hatinya berbicara seperti itu.

"Kalau begitu, mamas harus selalu berdoa sama tuhan biar bisa seperti ini terus sama ibu dan ayah, oke?"

"Oke ibu selayu yang cantik" jawab geri dengan nada menggoda sang ibu

"Loh loh loh, sejak kapan mamas kecil ini bisa menggoda ibu hmm?"

"Kata ayah, kalau sama ibu halus begitu"

"Hey, bohong ya" elak jovandra

"Tidak, mamas tidak bohong. Ayah pelnah bilang begitu ke mamas wleee" ucap geri menantang sang ayah yang langsung memeluk ibunya guna meminta perlindungan.

"Udah-udah, mamas tidur ya sudah malam. Ini kan sudah ditemani ayah sama ibu"

"Oke"

Tak lama setelah percakapan singkat itu, geri si bocah gembul sudah menutup matanya. Menyelami dunia mimpi, yang diikuti oleh sang ibu yang juga sudah tertidur pulas di sana.

Jovandra menatap diam kedua orang yang selalu bisa membuat dirinya menepi sejenak dari segala gundah di hatinya. Selalu merasa bersalah terutama kepada serayu, namun dirinya seakan tak bisa menjauh dari kesalahan kesalahan itu.

Terlalu larut dalam pikirannya, kini jovandra juga ikut menyusul anak dan istrinya untuk menyelami mimpinya. Malam ini, keluarga kecil itu berbagi sebuah ranjang milik sang buah hati untuk mengistirahatkan raga yang sudah seharian bergelut dengan kegiatan mereka.

Terlihat seperti keluarga bahagia, yang tak pernah kekurangan apapun di dalamnya.

To be continued...

1
Yaka
best quote🖐️🔥
Tajima Reiko
Aku jadi terbawa suasana dengan ceritanya, bagus sekali! ❤️
fromAraa: terima kasih/Pray//Pray//Pray/
total 1 replies
Shinn Asuka
Kakak penulis, next project kapan keluar? Aku udah kangen!
fromAraa: nanti yaaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!