NovelToon NovelToon
LITTLE NANNY

LITTLE NANNY

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Duda / Ibu Pengganti / Percintaan Konglomerat / Beda Usia / Keluarga
Popularitas:608.7k
Nilai: 4.8
Nama Author: Ely LM

LITTLE NANY

Menjadi babby sitter diusia 19 tahun adalah adalah tawaran terbaik bagi Tisha karena dia harus melunasi hutang keluarga yang jumlahnya besar.

Nizar Mukti Wibowo, duda beranak satu yang berusia 35 tahun ini harus merelakan anaknya dalam pengasuhan Tisha sebagai babby sitter.

Namun, takdir membawa Tisha tidak hanya sebatas menjadi pengasuh, melainkan juga mengambil peran sebagai ibu bagi anak yang haus akan kasih sayang seorang ibu tersebut.

Bagaimana Tisha akan menjalani kehidupannya? Dan bagaimana juga Tisha akan menghadapi Nizar yang otomatis memiliki gelar suami baginya?

Inilah kisah hidup Tisha...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ely LM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mawar untuk Papi dan Kak Titi

"Sejuk, ya, Pak!" ujar Tisha saat melihat halaman sekolah yang menjadi lokasi outdoor untuk acara ini.

Sejuk karena halaman sekolahnya dikelilingi pohon yang berukuran cukup besar.

Nizar hanya melirik Tisha tanpa berkata apapun.

Seketika Tisha langsung sadar jika Nizar bukan temannya. Jadi, tidak seharusnya dia sok akrab dan berbicara yang tidak penting seperti itu.

"Hai, Pak Nizar. Apa kabar, Pak?" Segerombolan pria dan wanita yang berusia setengah baya itu menemui dan menyalami Nizar.

Nizar juga langsung berdiri dari duduknya sembari tersenyum. Sedangkan Tisha tetap duduk karena dia merasa tidak punya kepentingan dengan orang-orang itu.

"Pembisnis sukses dan pimpinan perusahaan yang sibuk pun tetap meluangkan waktu untuk anaknya," canda salah seorang bapak-bapak.

Tisha refleks ikut tersenyum saat melihat Nizar yang tersenyum dan sedikit berbincang dengan orang-orang itu.

Nizar sedikit membuang sisi arogannya. Cukup berbeda dengan Nizar yang dia lihat biasanya.

Dari percakapan singkat mereka, Tisha dapat mengambil kesimpulan jika orang-orang itu adalah orang-orang penting di sekolah Cean.

'Akhirnya nggak penasaran lagi sama orang-orang yang ada dibalik sekolah elitnya Cean,' batin Tisha.

Setelah menunggu kurang lebih tiga puluh menit, akhirnya acara pun dimulai.

Ada beberapa sambutan dari ketua yayasan sekolah ini, beberapa orang penting yang menjadi donatur, perwakilan guru, perwakilan wali murid, dan juga siswa.

"Bapak kenapa tidak memberi sambutan?" tanya Tisha dengan random.

"Kamu pikir saya kepala sekolah?" Jawaban Nizar justru terdengar menggelikan di telinga Tisha.

"Siapa tahu Bapak yang punya sekolah ini?!" Rupanya Tisha tidak berhenti begitu saja.

Nizar enggan lagi menjawab pertanyaan random Tisha.

Sejak kecil sampai sekarang, sambutan-sambutan seperti ini adalah hal yang paling membosankan menurut Tisha. Membosankan tapi mungkin penting.

Hingga acara yang Tisha tunggu-tunggu akhirnya tiba, yaitu penampilan dari para siswa yang pastinya menarik dan menggemaskan.

"Cean tampil urutan ke berapa sih, Pak?" tanya Tisha kepada Nizar.

"Saya tidak tahu! Kamu pikir saya panitia penyusun acaranya?" jawab Nizar dengan gaya arogannya.

Tisha cemberut. "Ya, kan, siapa tahu Bapak ngerti!" Rupanya dia masih tidak menyerah.

Nizar menghela napasnya panjang. "Tanyakan saja pada panitianya!"

Tisha sangat terkesan dengan dua penampilan yang sudah ia lihat barusan. Penampilan pertama adalah bernyanyi.

Sedangkan penampilan kedua adalah lawak yang berhasil membuat gigi Tisha kering karena tertawa terus sejak tadi.

Tisha tertawa bukan karena lucu, tapi karena lawakan yang anak itu buat terasa garing.

Hal itu membuat Nizar merasa heran karena Tisha terlalu mudah untuk tertawa.

"Kau mentertawakan apa?" tanya Nizar dengan heran.

"Ish, itu lah, Pak. Dia garing sekali. Dia udah usaha banget loh buat ngelucu!" jelas Tisha yang masih tertawa.

Nizar hanya melihat Tisha dengan tatapan aneh dan heran.

"Tidak ada yang menarik!" ujar Nizar dengan pedas.

"Pak Nizar. Bapak ini harus sering tersenyum dan tertawa. Saya lihat wajah Bapak terlalu datar dan kaku. Itu akan menyebabkan hari-hari Bapak terasa membosankan dan menyebalkan. Untuk mengatasi hal tersebut, Bapak harus sering tersenyum dan tertawa. Jadi, hidup Bapak akan terasa bahagia!" jelas Tisha dengan lancar, tapi asal bicara.

Tisha merasa leluasa berbicara di sini. Berbeda saat berada di apartemen atau saat hanya berdua dengan Nizar.

"Saya tertawa tanpa ada hal lucu yang patut ditertawakan. Apakah itu tidak membuat saya seperti orang gila?" tanya Nizar dengan penuh penekanan.

Terlalu banyak hal tidak penting yang keluar dari mulut Tisha. Ingin sekali Nizar membungkam mulut Tisha.

"Eh, jangan salah, Pak. Orang gila itu memiliki imajinasi sendiri loh. Mereka asyik dengan imajinasinya sendiri!" bantah Tisha.

Nizar langsung menoleh kepada Tisha. "Kamu yakin?" tanyanya dengan tajam.

Tisha langsung tersenyum nyengir. "Mungkin. Saya juga tidak tahu."

Nizar langsung melotot. "Jangan membicarakan sesuatu yang belum bisa dipastikan kebenarannya. Jangan suka memberi informasi yang salah!"

"Iya, Pak, maaf!" lirih Tisha dengan menyesal.

"Lalu, Bapak tahu tidak bagaimana informasi yang sebenarnya?" tanya Tisha dengan penasaran.

"Tidak. Kamu cari tahu sendiri!" jawab Nizar karena malas menanggapi Tisha lagi.

Tisha cemberut. "Ya udah, nanti saya cari tahu sendiri informasinya!"

Hingga tiba giliran penampilan puisi yang dibawakan oleh dua orang siswa. Puisi itu bertema ibu karena memang ditampilkan di peringatan hari ibu.

Ternyata puisi itu sangat sedih, berhasil menyentuh hati Tisha, dan tanpa sadar membuatnya mengeluarkan air mata.

Bahkan Tisha sudah berhenti mengoceh. Dia fokus dengan pembacaan puisi tersebut.

Nizar menoleh kepada Tisha dengan heran.

"Tadi kamu tertawa seperti orang gila. Bahkan juga tidak segan-segan menyuruh saya untuk sering tertawa supaya hidup saya bahagia. Tapi, kenapa sekarang kamu malah nangis begini?" tanya Nizar.

"Cepat sekali berubah pikiran!" cibir Nizar.

Tisha menggeleng. "Hidup ini juga harus mengalir mengikuti alurnya, Pak. Jika ada yang sedih, jangan ragu untuk menangis!" jelas Tisha sembari mengusap air matanya.

Hatinya masih terbawa suasana sedih dari pembacaan puisi barusan.

"Dramatis sekali!" cibir Nizar.

"Bukan dramatis, Pak. Ini namanya menghayati hidup. Jika ada yang sedih, maka menangis. Jika ada yang bahagia, maka harus tertawa!" jelas Tisha.

Nizar memutar bola matanya malas.

"Terserahmu saja." Nizar sudah lelah menghadapi Tisha.

Hingga pada akhirnya, penampilan yang sangat ditunggu oleh Tisha tiba juga.

Cean bersama empat teman lainnya tampil menari. Cean yang berada dipanggung tampak sumringah melihat ada papinya dan Kak Titi. Pasti dia juga terkejut karena ternyata Kak Titi ikut.

Tisha melambaikan tangan kepada Cean sembari tersenyum lebar. Sedangkan Nizar juga tersenyum, tetapi tetap dengan gaya cool nya.

"Tampan sekali anak periku!" gumam Tisha tanpa sadar.

Nizar yang mendengarnya hanya melirik sejenak. Nizar merasa aneh dengan panggilan anak peri.

Jika tadi Tisha sudah disuguhkan dengan penampilan yang membuatnya tertawa, lalu menangis, sekarang dia dibuat tersenyum dan merasa bangga.

Tisha terbawa suasana, hingga mulutnya sudah berhenti bicara tidak seperti tadi lagi. Bibirnya hanya bisa tersenyum sembari terus mengamati Cean.

Sampai pada penghujung penampilan Cean, tiba-tiba kelima anak itu turun dari panggung dan berjalan menuju orang tuanya masing-masing.

Entah dari mana asalnya, tiba-tiba kelima anak itu sudah membawa dua tangkai mawar.

Disusul dengan siswa lainnya dari belakang panggung yang membawa dua tangkai mawar dan berjalan menuju orang tua mereka masing-masing.

Tisha dibuat terkejut, begitu juga dengan Nizar dan wali murid lainnya.

"Ini untuk Papi, yang ini untuk Kak Titi!" ucap Cean sembari menyerahkan setangkai mawar untuk Papinya, lalu yang satunya lagi untuk Tisha.

Tisha tidak mampu membendung air matanya. Di detik itu juga Tisha menangis dan lupa kalau dia hanya sebatas pengasuh. Tisha merasa jika dia adalah ibunya Cean.

"Mawar untuk Papi dan Kak Titi!" ucap Cean dengan menggemaskan.

1
♡ Sachi_ Kapuet ♡
ishhhhh....ishhhhh sithor mana ni udah nunggu 3minggu 😭
Wiwik Daryanti
crita menggatung
Sulis Setyorini
Lanjutanya gmn
♡ Sachi_ Kapuet ♡
lama sekali updatenya yha ak sudah menunggu 1minggu lebih thorrrr 😭😭😭
Elinda
ayo dong lanjut
fina SR
hati yg lembut selembut sutra harus rusak karna nu zar
Sawi Yan
lahir lagi
Sawi Yan: lanjutkan lagi
total 1 replies
Lai Lai
update please
Christina Sianturi
seruuu
Susi Lawati
bagus alur ceritanya
siti Hasanah
kok lama bingit up nya thor
Wifqy Ridho
kok lama gak up ya, tiap hari ngecek gak nambah"episodd
Umi Hani
best
Suriyahlasminah Sari
kapan apdet nya mba 🙏🙏🙏 sy tunggu 🤭
Sunarti
mana lanjutannya...?
Sunarti
ceritanya bagus cepat lanjut Thor update 👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Wiwik Daryanti
ini knpa belim lnjut critanya jangan dganthung dong sdh 1minggu nhk up ni
Achmad Yuli
alurnya bagus.tidak muter² mudah di pahami..dan tidak terlalu banyak karakter yg harus di critakan
Bunga Ros
lanjut lagi thooooor jangan lama lama
Yani
Kasian sama yang tidak tau apa" menjadi korban ke egoisan papih nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!