Adelia ( Msytery On Cruise Island )

💜💜💜💜💜

"Ini.."ucap Eldrik tiba tiba memberikan sebuah jam tangan yang berisikan setengah dari inti *Alpa* pada Adelia.

Adelia yang terkejut juga bingung hanya memperhatikan benda yang ada di telapak tangan Eldrik , sebab setahunya kemarin benda itu masih ada di tangan Kenzi , lalu pagi ini benda itu sudah ada di tangan Eldrik yang Adelia sendiri tidak tahu kapan Eldrik mengambil benda itu dari tangan Kenzi.

"Kenapa bisa ada sama kamu , lalu bagaimana caranya kamu mengambilnya?"bingung Adelia sambil mengambil jam tangan itu dari tangan Eldrik untuk memeriksa apakah benar jika jam itu adalah jam yang dia inginkan kemarin.

"Ini.."ucap Adelia lagi sambil menatap Eldrik yang hanya tersenyum melihat raut wajah bingung Adelia.

"Tidak perlu tahu bagaimana caranya aku mendapatkannya , yang jelas benda ini sudah ada sama kamu dan lebih baik kita segera pergi dari tempat ini , karena tempat ini sudah tidak aman lagi , dan sebisa mungkin malam ini kita sudah harus sampai di kapal selam itu"ucap Eldrik sambil melihat yang lain yang juga sedang memperhatikannya.

"Apa rencananya sudah akan dimulai tuan muda?"sahut Max yang memang sedikit banyaknya tahu mengenai rencana yang diberikan Dominic pada dua orang yang bertugas untuk menghancurkan pulau Cruise.

Namun Max tidak tahu detail dari rencana itu seperti apa , dan dia bahkan tidak menyangka jika Eldrik jauh lebih tahu mengenai apa yang akan terjadi setelahnya.

"Itu benar paman , rencana penghancuran pulau ini sebentar lagi akan di mulai dan kita harus cepat pergi dari sini"

"Serius , jadi beneran pulau ini akan di hancurkan?"sahut tak percaya Vano.

"Yaiyalah .. , emang lo pikir omongan tuan Dominic waktu itu hanya lelucon saja"ucap Ravindra membenarkan perkataan Eldrik tadi.

"Bukan begitu , hanya saja apa kita bisa sampai di tempat awal dengan tepat waktu , sedangkan jaraknya cukup jauh dari tempat ini"ucap Vano yang berpikir jika mereka mungkin akan kehabisan waktu nantinya.

"Saya pikir kita akan jauh lebih cepat sampai di tempat tujuan dengan mengikuti instruksi dari tuan muda Eldrik , bukan begitu tuan muda?"ucap Max yang melihat Eldrik sepertinya sedang memikirkan sesuatu agar mereka bisa lebih cepat sampai di tempat tujuan mereka tepat waktu.

"Sebenarnya ada cara yang mudah , hanya saja gue pikir jika lo berdua pasti akan tidak suka dengan rencana gue"ucap Eldrik sambil melihat kearah kedua sahabatnya.

"Memangnya apa rencana lo?"penasaran Ravindra dengan rencana yang dimiliki oleh Eldrik.

"Menumpang di punggung dia"sambil menunjuk kearah dua ekor macan besar yang terlihat sedang berjalan menghampiri mereka.

"Sialan lo Drik , gue pikir hewan buas sekelas Reon hanya ada satu , dan sejak kapan dia jadi ada dua"ucap Vano yang memilih berdiri di samping Max yang sepertinya tidak terganggu dengan kehadiran hewan buas itu.

"Sejak awal mereka memang ada dua tuan , hanya saja penduduk pulau tidak menyadarinya"sahut Max.

"Serius tuan Max , menghadapi satu Rion saja sudah bikin pusing , sekarang masa iya kita di suruh menghadapi dua Rion"gerutu Vano yang sebenarnya tidak begitu suka jika harus berhadapan dengan hewan buas seperti Reon dulu.

"Dia tidak akan membunuh kita , jadi lo tenang aja"sahut Eldrik yang berjalan menghampiri Rion yang sedang terduduk di tanah dengan satu lagi macan yang datang bersamanya tadi.

"Enak banget lo kalau ngomong , enggak tahu apa gue lagi senam jantung kayak gini"gerutu Vano yang masih bisa di dengar oleh Eldrik.

Sedangkan Ravindra terlihat menahan tawa melihat sikap Vano yang baru kali ini merasa takut akan hal yang seperti ini.

"Ayo .."ajak Eldrik yang berdiri dihadapan Rion sambil mengusap kepala besar Rion yang ada di hadapannya.

Mendengar ajakan Eldrik membuat Adelia berjalan mendekat kearah Eldrik , dan lagi lagi dia di buat takjub dengan sosok Rion yang sangat mirip dengan Reon yang sudah lama tiada karena insiden dia bersama dengan Noah waktu itu.

Adelia bahkan masih penasaran , bagaimana caranya Noah waktu itu melumpuhkan Reon yang besar tubuhnya tiga kali lipat dari Noah , namun dengan mudahnya Noah malah menenteng kepala Reon sampai di hadapan Adelia.

Hingga membuat Adelia merasa sedih sebab tidak bisa lagi bertemu dan bermain bersama dengan Reon , namun melihat Rion yang ada di hadapannya sekarang membuat Adelia jadi merasakan kehadiran Reon di tubuh Rion sekarang.

Hingga membuat Adelia tidak merasa takut saat berhadapan dengan Rion yang sedang menatapnya tajam , yang mungkin sewaktu waktu bisa memangsa Adelia , namun tanpa ragu Adelia menyentuh kepala macan itu hingga bulu bulu lembut pun terasa di telapak tangan Adelia dan membuat Adelia menjadi tersenyum dengan apa yang dia lakukan sekarang.

"Mau naik kepunggung Rion sayang?"ucap Eldrik melihat Adelia yang sepertinya nyaman dengan kehadiran Rion.

"Apa boleh"sambil menatap bola mata Rion yang juga menatapnya.

Seakan mengerti dengan apa yang di ucapkankan oleh Adelia , Rion mengangguk kecil dan mendorong sedikit tubuh Adelia dengan kaki depannya hingga berada di depan punggung Rion.

Adelia hanya tersenyum dengan perbuatan Rion barusan , dan dengan di bantu oleh Eldrik dia menaiki punggung Rion dengan Eldrik yang duduk di belakangnya.

"Paman , kau bisa urus mereka berdua?"sambil menunjuk kearah kedua sahabatnya.

"Tentu saja tuan muda , ayo tuan"sambil menyeret tubuh Vano mendekati satu macan lagi yang datang bersamaan dengan Rion tadi.

"Yakh .. tuan Max , apa anda tidak takut dengan hewan buas itu"ucap Vano yang berdiri di belakang Max.

"Tumben banget lo cemen Van , kayak bukan diri lo aja"sahut Ravindra yang sekarang sudah ada di depan punggung macan itu.

"Gue cuman lagi antisipasi , mana tahu kan kita jika dia tiba tiba nyerang kita nanti"kilah Vano.

"Terserah lo deh , gue naik duluan kalau gitu"ucap Ravindra yang kemudian sudah naik ke punggung macan itu.

"Tenang saja tuan , Hiro tidak mungkin menyakiti anda"sahut Max menenangkan Vano yang masih merasa takut dengan teman Rion itu.

"Hiro? jadi namanya Hiro"

"Itu benar tuan , dan lebih baik kita harus cepat menumpang di punggung Hiro , karena tuan muda Eldrik sudah jalan lebih dulu"ucap Max yang melihat kearah Rion yang mulai bergerak.

Melihat hal itu , membuat Vano mau tak mau duduk dibelakang Ravindra dan Max duduk di paling belakang , lalu setelahnya mereka pergi dari tempat itu , tempat yang sekarang sudah kacau karena sebuah ledakan hingga membuat pemukiman itu hancur tanpa sisa.

♡♡♡◆◆♡♡♡