NovelToon NovelToon
Dendam Gadis Teraniaya

Dendam Gadis Teraniaya

Status: tamat
Genre:Tamat / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.7
Nama Author: Pa'tam

Apa salah dirinya? Dia sendiri pun tidak tau. Tetapi dia dibully dan dianiaya hampir setiap hari. Itulah yang terjadi pada seorang gadis yang bernama Mentari.
Dia melapor kepada kepala sekolah, tapi hanya makian dan penganiayaan yang ia dapatkan. Bahkan ia sampai dikeluarkan dari sekolah.
Dalam keputusasaan ia mencoba membunuh diri. Tapi ia urungkan, karena itu percuma saja. Kemudian ia bertekad untuk membalas semua yang mereka lakukan kepadanya.
"Aku akan kembali untuk membalas kalian satu persatu, aku bersumpah akan kubuat kalian menderita," gumam Mentari.
Bagaimanakah cara Mentari membalaskan dendamnya? Penasaran? Ikuti yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Semut juga bisa menggigit.

.

.

.

Akhirnya Ferdinan, Mentari dan Jerry pamit untuk diri. Setelah berdiskusi tentang proyek yang akan mereka kerjakan bulan depan.

Dan diperkirakan dalam satu tahun harus selesai. Ferdinan pun menyanggupinya.

"Setelah proyek ini selesai, aku akan menikahimu," ucap Ferdinan. Saat ini mereka sudah berada didalam mobil.

Jerry yang didepan kemudi hanya diam saja. Dia jomblo pasti hanya jadi nyamuk kalau menyaksikan dua sejoli dibelakangnya.

"Begini deh nasib seorang jomblo," batin Jerry.

"Aku ada teman, Kak," kata Mentari. Seolah tahu apa yang dipikirkan oleh Jerry.

Mentari memanggil Jerry kakak karena Jerry lebih tua beberapa tahun darinya.

"Ehh, bagaimana Nona tau?" tanya Jerry.

"Tertulis di dahi Kakak," jawab Mentari.

Spontan Jerry mengusap keningnya, seolah sedang menghapus tulisan tersebut. Mentari seketika tertawa.

"Bercanda Kak," ucap Mentari.

Dor....

Mobil mereka oleng, karena ban mobil mereka pecah terkena peluru. Jerry yang menyetir seketika panik. Dan menabrak pembatas jalan.

Ternyata tanpa mereka sadari ada sebuah mobil mengikuti mereka. Biasanya Mentari instingnya lebih kuat, tapi kali ini ia kecolongan.

"Tuan, ban mobil pecah," kata Jerry.

"Tapi kamu gak apa-apa, kan?" tanya Ferdinan.

"Tidak Tuan, saya cuma kaget lalu panik," jawab Jerry.

"Syukurlah, soal mobil bisa diganti, tapi manusia tidak ada alat gantinya," kata Ferdinan.

"Kamu tidak apa-apa, sayang?" tanya Ferdinan pada Mentari.

"Aku baik-baik saja," jawab Mentari.

Saat mereka ingin keluar, bunyi tembakan kembali terjadi. Mereka pun membatalkan niat mereka untuk keluar.

"Ferdinan mengambil pistol yang ada dibawah jok mobil. Lalu memberikannya kepada Jerry dan Mentari. Sebenarnya Mentari juga punya pistol, tapi biarkan saja dulu, nanti bila terdesak baru ia gunakan.

"Mobil ini akan meledak," ucap Mentari.

Lalu mereka segera keluar, tidak peduli bunyi tembakan beruntun kearah mereka. Beruntung peluru tersebut tidak ada satupun mengenai tubuh mereka.

Ferdinan, Mentari dan Jerry berguling demi menghindari peluru dan juga mobil mereka yang hampir meledak. Setelah mereka keluar mobil mereka pun meledak.

Duarr ...

Mobil mereka terbakar dari bagian depan, para penjahat mengira mereka sudah tewas. Saat mereka ingin berbalik, satu tembakan melesat kearah penjahat tersebut. Dan seketika penjahat itu terjatuh dan tewas ditembak dibagian kepalanya oleh Mentari.

Mereka semua kucar kacir bersembunyi dibelakang mobil.

Kemudian Mentari memicingkan matanya menembak bagian tempat pengisian minyak, dan ....

Duarr....

Suara ledakan mobil musuh pun terdengar. Ferdinan menoleh kearah Mentari. Mentari cuma mengangguk.

Sementara beberapa orang musuh yang bersembunyi dibalik mobil tersebut terlempar beberapa meter karena ledakan mobil tersebut.

"Berhati-hati, musuh masih banyak," kata Mentari.

"Kita berpencar," kata Mentari lagi.

Mereka pun berpencar, dan menyerang musuh dari tiga arah.

Ferdinan tau, Jerry juga bisa diandalkan dalam hal ini. Sebab itulah ia lebih mempercayai Jerry sebagai asisten pribadinya.

Mentari mengendap-endap mendekati beberapa orang yang sedang bersembunyi dibalik mobil. Mereka tidak menyadari kalau mereka sedang diincar oleh Mentari.

Saat sudah dekat, Mentari langsung menendang mereka, ketiga orang itu membawa pistol. Tapi sebelum mereka sempat menembak, Mentari sudah lebih dulu menendang mereka satu persatu. Sehingga pistol tersebut terlempar.

"Ternyata kalian semua pengecut," ucap Mentari tegas.

"Ha ha, jangan sok jagoan kamu, j*l*ng," ucap salah satu dari mereka.

"Bagaimana kalau kita tangkap saja dia? Dan kit ...." belum sempat penjahat 2 melanjutkan perkataannya. Mentari sudah lebih dulu menendang mulut penjahat 2 itu.

"Br*ng*ek...!" umpat penjahat 2. karena mulutnya berdarah dan ia terjatuh ketanah.

Mentari tidak ingin bermain-main lagi. Iapun menghajar ketiga penjahat tersebut hingga terkapar di tanah.

Kemudian Mentari berlari menghampiri Ferdinan yang sedang melawan 4 orang. Sudah 2 orang yang tumbang oleh Ferdinan. Sekarang tinggal 2 lagi.

Karena dibantu oleh Mentari jadi mereka dengan mudah mengalahkan lawannya.

"Kita bantu Jerry, sepertinya dia cukup kualahan," kata Ferdinan. Mentari hanya mengangguk dan segera mendekati Jerry yang juga sedang bertarung.

"Perlu bantuan?" tanya Ferdinan.

"Sepertinya tidak perlu," jawab Jerry.

Saat Jerry hendak menghabisi yang terakhir, tapi Mentari menghentikan nya.

"Tunggu!" ucap Mentari.

Jerry menoleh dan mencengkram kerah baju pria itu.

"Siapa yang menyuruh kalian?" tanya Mentari.

"Saya tidak akan memberitahu," ucap pria itu.

Sreet...

Mentari menyayat lengan pria itu dengan pisau.

"Yakin tidak memberitahu?" tanya Mentari lagi. Pria itu menggeleng. Mentari kembali melakukan hal yang sama.

"Baik, baik, saya akan beritahu," ucap pria itu.

"Kalau dari tadi tidak akan seperti ini," kata Mentari.

"Katakan," kata Mentari lagi.

"Nyo-nyonya Sekar. Dia ingin pria itu mati," ucap pria itu menunjuk kearah Ferdinan.

"Ternyata dia dalangnya," ucap Ferdinan.

"Jangan salahkan aku bila bertindak lebih jauh, bahkan semut pun bisa menggigit kalau diganggu," gumam Ferdinan.

"Kita sudah dapat jawabannya, sekarang kita tuntaskan hingga ke akar-akarnya," ucap Mentari.

Jerry melepaskan pria itu yang sudah tidak berdaya. kemudian mereka pergi dengan membawa salah satu mobil penjahat tersebut.

"Kita ke perusahaan," kata Ferdinan. Jerry pun mengarah mobilnya ke perusahaan milik Ferdinan.

"Apa rencanamu?" tanya Mentari pada Ferdinan.

"Kita guncang dulu perusahaan miliknya," jawab Ferdinan.

"Oke, soal itu gampang," ucap Mentari.

Mereka tiba di perusahaan, para karyawan heran melihat bos mereka pulang dengan berantakan. Pakaian koyak dan wajah hitam dibagian tertentu. Mereka tidak berani untuk bertanya. Mereka hanya bisa menduga-duga kalau sesuatu sudah terjadi.

"Fika, tolong belikan pakaian untuk cewek seukuran dia," perintah Ferdinan pada sekretarisnya.

"Baik Tuan," jawab Fika.

Kemudian Mentari dan Ferdinan masuk kedalam ruangannya. Ferdinan membawa Mentari masuk kedalam kamar pribadi miliknya.

"Mandi dulu sana, nanti baru giliranku," kata Ferdinan.

Mentari pun masuk kedalam kamar mandi, dan segera membersihkan diri disana. Sementara Fika sedang belanja pakaian untuk Mentari. Tidak lupa juga d*l*mannya.

Kebetulan dibawah dekat perusahaan milik Ferdinan ada toko pakaian, lebih tepatnya butik.

Setelah mendapatkan yang ia cari, Fika pun bergegas kembali ke perusahaan. Ia tidak ingin bosnya marah karena menunggu lama.

"Pekerjaanku lebih penting, kalau aku tidak bekerja bagaimana nasib anakku," batin Fika.

"Ini Tuan," ucap Fika meletakkan paper bag diatas meja.

"Hmmm," jawab Ferdinan.

Fika tidak marah, karena sudah biasa baginya. Kemudian Fika pun keluar dari ruangan tersebut dan kembali ke meja kerjanya.

"Sudah selesai?" tanya Ferdinan.

Mentari mengangguk, jujur ia malu karena hanya memakai handuk putih dan menampakkan paha mulusnya.

"Tidak perlu malu, nanti juga aku akan melihatnya kok," kata Ferdinan menggoda Mentari.

"Mandi sana, udah kaya habis perang aja," kata Mentari.

"Hmmm. Pakaianmu ada di meja," kata Ferdinan sebelum masuk kedalam kamar mandi.

Mentari menoleh ke meja dimana ada paper bag disana. Ferdinan pun segera masuk kedalam kamar mandi, karena ia juga sudah gerah.

"Hmmm. Saatnya aku bertindak," gumam Mentari.

.

.

.

1
Endang Werdiningsih
nyimak dulu
Thari Sinaga
crt nybagus dn gk berteletele
Fajar Ayu Kurniawati
.
RoSz Nieda 🇲🇾
aku suka baca ❤️
Pa'tam: terima kasih banyak.
total 1 replies
Nur Aliyah Zainal
Luar biasa
Adriana Wiriadinata
bagus kak ceritanya..👍👍
Firman Firman
amin🤲doa yg sama buat athour..
dan terimakasih sudah menghadirkan sebuah novel yg keren ini ,,ttp semangat dan terus berkarya ya athour 💪 semoga athour selalu sehat panjang umur dan rejeki nya selalu melimpah amin 🤲
Firman Firman
astaga gara ulat keket hampir saja pangeran kodok koit 😄🤭
Firman Firman
dasar😡 wanita jlng suruh siapa kmu mau jadi wanita murahan jadi jngn. salahkn. kalau dia menikah dengn pilihan hati nya
Firman Firman
membayangkan nya saja sudah senang dn bahagia pa lagi di dunia nyata ya athour u
Firman Firman
semoga kedepannya kalian juga selalu bahagia 💞💞
Firman Firman
ha ha titisan pangeran kodok akn segera hadir🤗
Firman Firman
badar badar kmu akn merasakan kemarahan singa betina yg haus darah 😡
Firman Firman
lanjut
Firman Firman
astaga 🤦 masih juga ada parasit pantas mntari blum bisa tenang
Firman Firman
knpa ada ja wanita jalang yg suka jadi pnggoda 😄🤭
Firman Firman
jngn di obral di semprot ja pake baigon 😄🤭
Firman Firman
lnjut
Firman Firman
lnjut,, sselamat babng kodok semoga kalian bahagia mnjadi pasangan yang sakinah mawadah warohmah 🤲amin
Firman Firman
wah wah babng bucin pandai ceramah juga😄🤭GK nyangka pangeran kodok bisa bijak juga dalm bersair
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!