NovelToon NovelToon
Pemuda Tampan Incaran Wanita

Pemuda Tampan Incaran Wanita

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Dikelilingi wanita cantik / Karir / Persahabatan / Harem / Suami ideal
Popularitas:219.4k
Nilai: 5
Nama Author: Vincar:)

Mengisahkan seorang pemuda yang di idam-idamkan oleh banyak wanita. Bagaimana mungkin tidak menjadi incaran para wanita? Sudah berakhlak baik, sayang dengan keluarga, bertanggung jawab, dan juga di dukung oleh wajah yang tampan.

Dia bernama Devano Alfary seorang pemuda yang yang bekerja di perusahaan "Arkana Group" yang cukup punya nama di ibu kota. Orang yang jujur dan sangat bertanggung jawab pada pekerjaannya menjadikannya incaran para wanita di kantornya.

Manakah wanita yang akan menjadi tambatan hatinya? Temukan jawabannya .... Selamat membaca.

Salam hangat dari Author.
Vincar 💫

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vincar:), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Membaik

Tanpa pikir panjang, Devano merogoh ponselnya dalam saku celananya, bermaksud menghubungi pak Niko. Devano harus tahu apa betul pak Stephanus Presdir Arkana Group yang menyetor deposit dengan jumlah yang besar ini. "Semoga pak Niko tidak sedang sibuk," batin Devano yang hendak menghubungi pak Niko.

Tak lama kemudian, pak Niko menerima telpon Devano. "Halo pak Devan?" kata pak Niko.

"Selamat pagi Pak! Maaf mengganggu waktunya. Ada sesuatu hal yang ingin Devan tanyakan sama Bapak," ujar Devano dengan ramah.

"Silahkan pak Devan."

Devano pun menanyakan kepada pak Niko apakah benar pak Stephanus yang mentransfer dana untuk biaya rumah sakit ibunya. Lalu pak Niko menjawab bahwa yang di katakan Devano adalah benar. Ternyata pak Presdir yang mentransfer deposit biaya perawatan ibunya.

Pak Stephanus mentransfer dana deposit tersebut karena ibunya Devano adalah istri sahabat Stephanus yang telah berjasa banyak menolong pak Stephanus saat kesulitan waktu masa kuliah dulu.

"Pak Niko, apa saya dapat menghubungi pak Stephanus untuk mengucapkan terima kasih. Bagaimana menurut Bapak?" tanya Devano yang ingin berterima kasih kepada pak Stephanus.

"Hari ini pak Stephan sekarang di luar negeri untuk beberapa urusan, sebaiknya nanti saja kalau sudah kembali ke Indonesia," kata pak Niko.

Devano pun mengangguk pelan dan mengikuti saran pak Niko. "Baik pak, terima kasih banyak. Maaf mengganggu," ucap Devano mengakhiri panggilan telepon dengan pak Niko.

Jam setengah dua siang, kedua adiknya Diva dan Kevin sudah berada di rumah sakit. Pagi tadi, mereka mendapatkan info perkembangan ibunya yang mulai membaik dari abangnya Devano, tentu ini merupakan berita bahagia bagi mereka.

Bukan hanya itu, kedua adiknya juga kaget mendengar bahwa biaya rumah sakit ibunya sudah ada yang melunasi. Padahal setelah pulang sekolah atau kampus, Devano dan kedua adiknya berencana menjual perhiasan dan motor Kevin untuk biaya perawatan ibu mereka di rumah sakit.

Hari ini keluarga Devano serasa mendapat keajaiban berturut-turut. Pertama kemajuan kondisi ibunya yang mulai membaik dan kedua rezeki tak terduga untuk biaya perawatan ibunya. Mereka pun tak henti-henti berterima kasih pada Sang Kuasa untuk kemudahan yang di berikan pada keluarga mereka.

Diva dan Kevin bergantian menemani ibunya, sedangkan Devano keluar sebentar untuk membeli makanan buat mereka. Menurut dokter, pasien saat ini sudah bernafas spontan namun karena pengembangan paru-parunya tidak kuat jadi masih di bantu dengan ventilator untuk memberikan tekanan agar oksigen yang masuk ke paru-paru bisa maksimal.

Sesekali ibu mereka membuka mata dan menggerakkan mulut, tapi hanya sebentar kemudian tertidur lagi. Diva dan Kevin sempat melihat ibunya membuka mata dan itu sudah cukup membuat kedua adiknya Devano sangat bahagia dengan kemajuan kondisi ibunya.

Saat Devano kembali membeli makanan dari luar, Devano melihat kedua adiknya sedang duduk di lantai beralaskan tikar bersama seseorang, mengobrol sambil menikmati sate ayam.

"Eh ... ada Naura," kata Devano yang langsung duduk bersama mereka di samping adiknya Kevin. Devano langsung meletakkan beberapa makanan yang ia beli dari luar.

Diva yang melihat Devano sudah kembali langsung mengajaknya makan. Mereka pun menikmati sate bawaan Naura dan juga menyantap makanan yang di beli Devano dari luar.

Sementara Naura menundukkan wajahnya sambil menikmati nasi goreng yang di beli Devano. Naura tidak berani menatap Devano, bisa-bisa jantungnya berdebar kencang. Walaupun baru kembali dari luar, wajah Devano tidak berubah gantengnya.

"Bang makan dulu satenya, kak Naura yang bawa. Satenya enak loh bang," kata Diva sambil tersenyum bergantian memandang Devano dan Naura yang tampak malu-malu.

Devano hanya tersenyum dan mengangguk pelan membalas ucapan adiknya Diva. Tampak Diva mendekatkan beberapa tusuk sate yang merupakan salah satu makanan favorit Devano. Sepertinya Naura tahu persis apa makanan yang menjadi kesukaan Devano.

Devano langsung menyantap sate di depannya, sekali-kali Devano melihat ke arah Naura yang sedang menikmati nasi goreng. Tapi wanita itu sama sekali tidak menoleh sedikitpun ke arah Devano. Tentu saja Naura menahan diri sekuat tenaga untuk menghindari bertatapan dengan Devano.

"Bang, sepertinya saya sudah kenyang, saya ingin temanin ibu dulu di dalam," kata Kevin yang beranjak dari tempat duduknya.

"Iya, Kevin."

Kevin pun berlalu meninggalkan ruang tunggu pasien dan masuk ke dalam ruang ICU untuk mendampingi ibunya. Sedangkan Devano, Diva, dan Naura masih asik menyantap makanannya.

Beberapa menit kemudian, sesaat Devano selesai makan, tiba-tiba Kevin datang dengan terburu-buru. "Bang Devan ... barusan ibu sadar dan manggil-manggil bang Devan. Sepertinya ibu ingin ketemu dengan Abang," kata Kevin.

"Benarkah?" tanya mereka bertiga hampir bersamaan. Devan, Diva, dan Naura langsung berdiri mendengar apa yang baru saja di ucapkan oleh Kevin.

"Ibu sudah sadar? Syukurlah ... sebaiknya bang Devan segera menemui ibu di dalam," kata Diva.

"Ya sudah abang lihat ibu dulu," kata Devano yang langsung masuk ke ruang ICU menemui ibunya. Di dalam ruangan tampak dokter jaga dan beberapa perawat tengah sibuk mengecek kondisi ibunya.

"Permisi dok, adik saya bilang ibu ingin ketemu dengan saya. Apa ibu saya baik-baik saja?" tanya Devano.

"Ibu Anda baik-baik saja. Sepertinya pasien sudah tidak menggunakan ventilator lagi, kesadarannya sudah mulai meningkat. Namun tetap dalam pengawasan ketat," kata dokter menyampaikan informasi.

Mendengar hal tersebut, tentu saja Devano merasa senang mendengar perkembangan ibunya. Lalu Devano mendekat dengan ibunya, tersenyum melihat ibunya yang sudah mulai membuka mata. Tampak dokter dan sebagian perawat meninggalkan ruangan untuk memberi ruang bagi ibu dan putranya berbicara.

"Syukurlah Bu .... Ibu sudah bangun. Ini Devan bu, putra sulung ibu," kata Devano memperlihatkan wajah bahagianya, tampak ibunya memandang Devano dan mengangguk lemah.

Ibunya seperti ingin berbicara tapi sulit mengeluarkan kata-kata. Mungkin karena ada selang pernafasan di mulutnya, hingga membuat mulutnya menjadi kaku. Setelah ibunya berusaha keras, akhirnya terucap kata-kata seperti berbisik dan tidak begitu jelas. Namun Devano mengerti apa yang di ucapkan oleh ibunya.

"Devan ... ibu minta maaf," kata ibunya dengan suara kecil.

Tampak Devano memperlihatkan wajah bahagianya, dia tidak ingin terlihat sedih di depan ibunya saat ini. "Apa yang ibu katakan, kenapa ibu minta maaf pada Devan, ibu tidak punya salah apa-apa pada Devan. Saya yang seharusnya minta maaf pada ibu karena Devan banyak salah sama ibu," kata Devan mencium tangan kanan ibunya.

Ibunya berusaha tersenyum dan ingin sekali memeluk anaknya Devan, tapi apa daya tubuhnya masih lemah. Dia hanya bisa berkata-kata dalam hatinya, betapa dia sangat merindukan anak-anaknya.

Tak lama kemudian, tampak kedua adik Devan dan Naura memasuki ruangan. Mereka sangat bahagia melihat kondisi ibu mereka ada kemajuan. Tampak Diva dan Kevin meluapkan perasaan rindunya pada ibunya yang selama beberapa hari tidak mendengar suara ibunya.

Naura pun ikut senang, hingga tak sadar memegang erat tangan Devano di sampingnya. Devan yang merasakan sentuhan tangan Naura, hanya bisa tersenyum dan berusaha tenang.

Malam ini Devan dan kedua adiknya menunggu di rumah sakit . Mereka bisa sedikit lega karena kondisi ibunya membaik. Mereka bisa beristirahat dengan tenang di ruang istirahat penunggu pasien untuk memulihkan kondisi setelah beberapa hari kemarin kurang tidur karena di liputi kekhawatiran mengenai keadaan ibunya.

...~ Bersambung ~...

1
Marlipus Cr Ronal
bru kau tau devano slh pilih istri kan
Namaq Zidane
lanjut jangan lama lama Thor
🟡◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Deva gas trs jgn kasih kendor
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan
Samsul Acoen
ayolah thor jngn hiatus
Abanx Barkah Panglima Tempur
Kata Nya istri Presdir ngudang makan Malam Mana Nih thour
sella surya amanda
lanjut
Bangun Fitriadi
tulisan Umi Haifa
sella surya amanda
lanjut
Namaq Zidane
cerita bagus 👍 lanjut
sella surya amanda
next
Vincar: oke kakak 🤩
total 1 replies
sella surya amanda
lanjut
DOWEY
vincar mulai nakal,🤧
Vincar: wkwk 🤣
total 1 replies
sella surya amanda
lanjut
Anto D Cotto
lanjut, yg rutin up nya donk thor, klo bisa crazy up
sella surya amanda
lanjut
Namaq Zidane
bagus ceritanya 👍
Vincar: terima kasih
total 1 replies
Hadi Kusumah
sementara aman lah...
sella surya amanda
lanjut kak
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!