NovelToon NovelToon
Unwritten Apologies

Unwritten Apologies

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Model / Diam-Diam Cinta / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:90.6k
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

Ini adalah kisah cinta pria berkebangsaan Korea dan gadis berdarah Indonesia.

Waktu SMA, Ha joon tidak setampan sekarang. Pria itu gemuk dan selalu memakai kacamata tebal kemana-mana. Ha joon sangat menyukai Rubi, gadis populer di sekolahnya.

Namun suatu hari Ha joon mendengar Rubi menghina dan mengolok-oloknya di depan teman-teman kelas mereka. Rasa suka Ha joon berubah menjadi benci. Ia pun memutuskan pindah ke kampung halamannya di Seoul.

Beberapa tahun kemudian, Rubi dan Ha joon bertemu lagi di sebuah pesta pernikahan. Ha joon sempat kaget melihat Rubi yang berada di Korea, namun rasa dendamnya sangat besar hingga ia berulang kali menyakiti perasaan Ruby.

Tapi, akankah Ha joon terus membenci Ruby? Mulutnya berkata iya, namun tiap kali gadis itu tidak ada didepan matanya, ia selalu memikirkannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ha joon

Paginya, Ruby melangkah keluar apartemennya dan menarik napas dalam-dalam. Ia memasang earphone di telinga, lalu berjalan ke stasiun kereta bawah tanah. Suasana hatinya saat ini sangat bertolak belakang dengan langit yang cerah.

Wajar saja. Ia baru saja berbicara dengan ayahnya di telepon. Setiap kali ia selesai berbicara dengan ayahnya, dadanya selalu terasa berat.

Tadi ia menelepon orang-tuanya hanya untuk mengabarkan bahwa ia baik-baik saja di Seoul. Sejak kecelakaan fatal yang menimpanya dulu, orangtuanya selalu mencemaskannya.

Mereka selalu khawatir dengan pekerjaannya di negera asing. Sering kali Ruby merasa tertekan dengan kekhawatiran yang berlebihan terhadap dirinya itu. Namun ia juga terus-menerus mengingatkan diri sendiri untuk memaklumi perasaan orangtuanya. Mereka seperti itu karena menyayanginya.

Ruby beruntung ia memiliki saudari kembar yang tinggal di sisi kedua orang-tuanya. Namanya Runa. Wajah mereka mirip namun tidak terlalu identik, kembarannya sedikit lebih berisi dan tinggi. Ruby juga tinggi, tapi lebih mungil dibanding Runa dan agak kurus. Meski begitu, keduanya memiliki kecantikan yang sama.

Runa dan orangtuanya sudah tinggal terpisah dengannya sejak SMA. Karena waktu remaja Ruby sekolah di luar negeri sekalian menemani nenek mereka yang tinggal di New York. Sang sudah meninggal dua tahun yang lalu. Itulah alasanya Ruby tidak tinggal di New York lagi. Dia memilih ke Seoul untuk ...

Skip. Ia tidak mau membahasnya.

Ruby akan balik ke Indonesia di saat ada libur panjang. Gadis itu sudah terbiasa mandiri. Berbeda dengan Runa yang dari dulu hanya senang tinggal di kampung halaman mereka, tidak suka kemana-mana. Namun meski mereka terpisah jauh, Ruby terus berkomunikasi dengan mereka lewat video call atau medsos. Dunia sekarang sudah lebih canggih, lebih gampang berkomunikasi dari tempat yang sangat jauh sekalipun. 

Ruby kembali memandang ke luar jendela. Kereta sudah berhenti di stasiun, menyentakkan gadis itu kembali ke alam sadar. Ia menarik napas panjang. Waktunya meninggalkan masalah pribadi dan mulai bersikap profesional.

Ketika gadis itu tiba di lokasi pemotretan, ia melihat para staf produksi sibuk bersiap-siap memulai proses pemotretan. Ia menyapa beberapa staf yang dikenalnya dan pergi mencari tim yang akan menata busana dan makeup-nya.

Asistennya tidak datang hari ini karena mendadak kena flu. Jadi Ruby datang sendiri saja. Ruby hanya model baru tidak terlalu terkenal yang beruntung di kontrak oleh salah satu agency kecil di Korea Selatan. Berkat agency-nya juga, dia dan salah satu rekan satu agency berhasil dipilih menjadi model sebuah perusahaan besar. Entah perusahaan apa itu, yang pasti Rubi akan bolak balik syuting dan pemotretan di perusahaan tersebut selama tiga bulan ke depan.

"Kau sudah datang rupanya." suara itu membuyarkan lamunan Ruby. Ia langsung membungkuk pada wanita yang lebih tua darinya yang kini berdiri di depannya. Meski sikap wanita itu tidak begitu ramah, Ruby tetap tersenyum dan bersikap profesional.

"Cepat masuk ke sana. Masih banyak model yang harus di rias hari ini." pungkas wanita itu tegas. Ruby menurut dan menoleh ke arah salah satu tenda. Ia melihat Bora, penata rias selebriti yang sudah dikenalnya, baru kenal beberapa hari sih. Ada beberapa model lain juga dari  agency yang tidak dia kenal. Karena mereka sangat cuek, gadis itu juga tidak enak untuk sekadar menyapa. Nanti di sangka sok akrab lagi.

"Halo, nuna?" sapa Ruby menghampiri Bora. Bora balas tersenyum padanya. Di antara semua staf, memang wanita itu yang paling ramah. Jadi Ruby lebih leluasa berbincang-bincang dengannya.

Bahasa Koreanya terbilang sangat baik, jadi ia bisa berbincang dengan siapa saja yang ditemuinya. Ia tidak terkendala dengan bahasa. Contohnya kemarin, ia langsung berbincang dengan Ha joon pakai bahasa Korea, bukan bahasa Inggris seperti saat mereka tinggal di New York. Ha joon sendiri tahu dari dulu kalau dia bisa berbicara bahasa Korea. Tapi dulu bicaranya belum sefasih sekarang.

Bahkan beberapa orang yang tidak mengenalnya mungkin tidak akan mengira kalau dia bukanlah orang Korea. Yah, sefasih itu memang bahasa Korea Ruby. Nyonya Nam saja mengira dia orang Korea yang blasteran negara lain, saat pertama kali mereka bertemu. Karena kulit dan wajahnya cukup mirip dengan wanita Korea kebanyakan. Hanya matanya yang berbeda, mata gadis Indonesia. Juga indah seperti boneka.

Kalau di pikir-pikir, nyonya Nam adalah wanita tua pertama di negeri ini yang bilang sangat menyukainya. Kalau nyonya Kim, mereka sudah lama saling kenal. Sahabat baiknya Kim Hana, yang menikah kemarin adalah anaknya nyonya Kim. Orangtuanya juga kenal cukup baik dengan keluarga Kim karena dulu perusahaan papanya sempat ada kerja sama dengan keluarga yang terbilang cukup ternama di Seoul itu.

"Bagaimana perasaanmu bekerja di negara ini Ruby?" tanya Bora di sela-sela menghias rambut Ruby. Wajahnya sudah selesai di rias. Giliran rambutnya.

Ruby tersenyum.

"Aku senang. Orang-orang di sini bekerja sangat keras, walau aku awalnya sulit beradaptasi, sekarang aku sudah mulai terbiasa."

"Benar, kita semua di tuntut bekerja keras dan profesional. Kau termasuk hebat karena bisa cepat beradaptasi di sini." kata Bora lagi.

"Semua model sudah siap? Sebentar lagi kita ada pemotretan produk. Ketua akan turun langsung di lapangan untuk memantau pemotretan. Ingat, kalian adalah model-model terpilih yang sudah di kontrak untuk memperkenalkan brand besar ini. Jangan sampai membuat pemimpin perusahaan tidak puas." seru seorang staf manajer masuk ke ruang rias dan berkata dengan tegas.

"Kalian bertiga, ganti gaun yang ini lalu keluar!" katanya lagi menunjuk Rubi dan dua model lainnya. Berat memang bekerja jadi model, apalagi model tidak terkenal yang baru merintis seperti mereka. Jatohnya malah di suruh-suruh. Tapi tidak mengapa, namanya juga baru memulai dari nol. Ruby tetap optimis.

Ia mengenakan gaun biru dengan lengan terbuka. Agak seksi memang, tapi sebagai model, tidak ada yang namanya seksi.

Ruby dan dua model yang di tunjuk tadi keluar. Mereka berjalan memasuki ruang pemotretan. Gadis cantik di depan Ruby mendapat giliran pertama. Ruby dan teman model yang satunya menunggu di samping.

Pada saat Ruby menengok ke kiri, ia melihat seorang laki-laki yang tak asing di matanya memasuki ruangan. Laki-laki itu sangat mendominasi. Bahkan orang-orang yang mengatur-ngatur mereka tadi cepat-cepat membungkuk hormat padanya.

Lelaki itu betul-betul mendominasi. Kini hampir semua staf membungkuk hormat begitu menyadari kehadirannya, lalu si manajer staf mengambilkan kursi untuk laki-laki itu duduk. Mata Ruby mengernyit,

Mungkinkah laki-laki itu adalah ...

Lelaki itu tiba-tiba berbalik menatap ke arah Ruby. Saat tatapan mereka bertemu Ruby terkesiap dan cepat-cepat membuang muka ke arah lain.

Ha joon.

Ya ampun, dia gugup sekali. Kenapa laki-laki itu bisa berada di sini sih? Jangan bilang kalau dia adalah pemimpin perusahaan yang di sebut-sebut manajer staf tadi?

1
*Septi*
karena ada rasa tak biasa 😁
Srie Handayantie
asyikkk mulaii perhatiann , sama2 salting dan gugup. ayolahh cinta lama bersemi kembali segerakan lah🤭😅😅
Aras Diana
lanjut thor
Yuliana Purnomo
lanjuuuuttt
@arieyy
yahhhhh itulah cinta😩
Dian Rahmawati
ha joon perhatian nih
🔵🎀🆃🅸🅰🆁🅰❀∂я 👥️
wah yg dapat perhatian ..dag dig dug dong rasanya... jadi ikut dag dig dug 🤣🤣
mang tri
Marah tp masih perhatian ya joon_ ☺️😍
Heni Mulyani
lanjut
dyah EkaPratiwi
sebenarnya cinta ha joon lebih besar dari benci nya
yuning
semoga Joon ah , segera meleleh ya Ruby
Dwi Winarni Wina
Cie-cie perhatian kecil dr hajoon membuat hati ruby menghangat, hajoon sangat perhatian skl sampai mengobati luka memar dikaki ruby...

Detak jantung ruby sangat kencang skl berdebar deg-degan dkt sm hajoon jarak dekat skl, tanpa disadari sorot mata hajoon dan ruby penuh cinta dan kerinduan, krn ketutup dendam dimasalalu jd salahpaham....

Hajoon berusaha membentengi dirinya ke ruby penuh dendam dan kebencian....
Ruby demi kebaikan bersama sebaiknya berkata jujur kehajoon biar gak salahpaham terus....

lanjut thor....
semangat selalu.....
sehat selalu.....
Ilfa Yarni
hajoon dendam terbalut cinta mana yg akan menang kita liat saja nanti
Nanda Jihan
lnjut up lg
Esther Lestari
Hari yg melelahkan tapi juga sedikit membahagiakan ya Ruby. Perhatian Ha Joon membuat tenang dan mendebarkan😄
Aras Diana
upnya thor
Aras Diana
upnya thor
Dahlia Kartono
lanjut Thor
Deasy Dahlan
semoga hajoon..berubah....mau memaafkan ruby
Aisilia Putri
lanjut thor up 2 kali gitu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!