damar aby sugito atau lebih sering di panggil sugi, seorang pemuda yang memiliki sebuah toko boneka, namun boneka yang di jualnya juga bukan boneka-boneka biasa melainkan boneka hidup yang melindungi tuannya, selain bukan bonekanya saja yang unik, sugi sendiri juga memiliki kekuatan yang tiada tanding. namun ia sendiri tidak menyadari bahwa dirinya itu sakti dan sugi juga tidak menyadari bahwa boneka-boneka yang di jualnya itu hidup. di season 2 kali ini akan terungkap bagaimana sugi bisa memiliki boneka-boneka hidup itu, dan bagaimana sugi bisa mendapat kekuatan tiada tanding, serta siapa yang telah membuat sugi tidak bisa menyadari kesaktiannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
diterima
Kakek itu langsung menoleh ke arah cucunya, elisa, "nak, beruntunglah kamu, kamu akan berlajar di bawah bimbingan mahaguru! Kamu akan menjadi wanita yang paling beruntung di dunia ini!"
Elisa menganggukan kepalanya dengan sangat cepat, dia benar benar bersemangat. Tidak pernah terbayangkan dalam hidupnya dia bisa bertemu dengan sosok mahaguru seperti ini.
Namun hanya berapa tiupan sugi menyelesaikan permainan serulingnya.
Kakek itu dan cucunya kaget, mengapa mahaguru ini menyelesaikan permainan serulingnya.
"Sungkan kalau di dengar orang lain. Takut mengganggu..." ucap sugi yang langsung menyimpan kembali serulingnya ke dalam tas kecil miliknya.
Sugi memandangi kakek dan wanita muda yang berlutut di hadapannya, "apakah saking cintanya dengan musik kedua orang ini harus berlutut?" Tanya sugi dalam hati dengan ekspresi aneh.
Kemudian sugi berucap, "bangunlah dan duduk di sini, bahkan aku saja tidak tahu kalian itu siapa..." ucap sugi.
Seketika itu juga kakek tua itu dan cucunya kaku. Mereka berdua lupa belum memperkenalkan diri mereka.
Sang kakek bernama syafrizal, dan si cucu wanita cantik itu adalah elisa.
Mereka berdua dari palembang dan sedang melakukan perjalanan bisnis ke pemalang.
"Aku sugi!" Ucap sugi yang memperkenalkan diri, "dan ini adalah wahyu, darso, dan juanto. Mereka adalah orang orang yang membantuku bersih bersih di toko.." ucap sugi memperkenalkan trio kuli.
Tiba tiba pada saat ini syafrizal dan elisa kaku memandangi trio kuli. Trio kuli tampak sangat biasa saja, bahkan bisa di bilang penampilannya seperti pembantu. Namun syafrizal dan elisa menyadari satu hal.
Mana mungkin seseorang akan menjadi biasa biasa saja kalau mereka adalah pembantu pribadi dari mahaguru sugi!
Hanya orang bodoh yang menganggap 3 orang ini adalah orang biasa, "kita tertipu cucuku, ternyata kita benar benar tidak boleh memandang seseorang dari penampilannya." Bisik syafrizal kepada cucunya.
Elisa menganggukan kepalanya.
Kemudian sugi berucap kepada dua orang ini, "sayang sekali aku tidak membuka lowongan murid, aku tidak buka les lesan.... kalau kanu ingin belajar musik, lebih baik kamu ke jakarta saja, konon di sana sekolah musiknya bagus bagus..."
Seketika itu juga kakek syafrizal dan elisa terdiam.
Les lesan? Belajar musik?
Keduanya jelas bingung dengan apa yang terjadi. Mengapa mahaguru mengatakan hal semacam ini?
"Apakah aku tidak layak untuk menjadi murid sang mahaguru?!" Seketika itu juga keringat tipis langsung membasahi dahi elisa.
Tuan syafrizal yang melihat hal ini juga tak kalah gugup. Perlu di ketahui ada banyak sekali tuan yang ingin merebutkan elisa untuk menjadi murid mereka, sebab elisa ini adalah sosok yang lumayan berbakat dan hebat. Namun melihat kekuatan luar biasa dari mahaguru sugi, elisa memang tak layak menjadi muridnya.
"Maaf ya, aku tidak buka les-lesan.." ucap sugi.
Seketika itu juga tuan syafrizal menjawab, "namun bukankah anda tadi mau mengabulkan permintaan saya?"
Sugi terdiam sejenak, "iya juga..." ucap sugi dalam hatinya. Ketika ia menerima kotak kubus itu, sugi bertanya pada kakek syafrizal apa gantinya.
Sugi menggaruk kepalanya dengan bingung.
"Sebenarnya kamu ini ingin belajar apa?" Tanya sugi. Mendengar pertanyaan ini elisa dan tuan syafrizal menyadari bahwa masih ada satu kesempatan!
"Apapun, mahaguru! Apapun yang anda ajarkan saya siap menerimanya!" Ucap elisa dengan ekspresi penuh semangat.
"Mahaguru?" Tanya sugi dalam hatinya, "apakah orang orang palembang sering memanggil guru les biasa dengan panggilan yang sangat mulai seperti ini?"
Kemudian sugi berucap, "um, baiklah. Karena tadi aku sudah terlanjur berjanji, maka aku akan memperbolehkanmu belajar dariku!" Ucap sugi.
Seketika itu juga elisa kembali berlutut di lantai, serta menjatuhkan dahinya di lantai pula, "elisa menyapa mahaguru!"
Terlihat pula tuan syafrizal yang terharu bahkan menangis pada saat ini.
Sugi kembali bingung, "mengapa mereka tampak seperti mendapatkan guru luar biasa? Padahal aku sendiri bingung mau mengajari apa ke elisa, paling paling permainan alat musik!" Ucap sugi dalam hatinya.
"Seumpama ada biaya tambahan apa kalian bersedia?" Tanya sugi.
"Tentu mahaguru! Tentu! Kami siap untuk membayar tambahan kalau ada!" Ucap tuan syafrizal sambil mengusap umbelnya.
Sugi menganggukan kepalanya secara perlahan, "ah, ya. Tolong jangan panggil aku mahaguru, panggil aku pak sugi saja.." ucap sugi.
"Dimengerti mahaguru!" Ucap dua orang itu dengan patuh.
Mata sugi berkedut ketika mendengar jawaban kedua orang ini. Kemudian sugi dan yang lainnya segera mendiskusikan model apa yang cocok untuk les singkat ini.
***
Waktu berjalan dengan sangat cepat, pada saat ini sugi, trio kuli tuan syafrizal dan elisa terlihat berada di parkiran.
Nampak tuan syafrizal berkaca kaca. Apalagi kalau bukan terharu? Bagaimana mungkin dia tidak terharu sedangkan cucunya kini akan belajar di bawah bimbingan mahaguru sugi!
"Ayo!" Ucap sugi yang menyuruh trio kuli dan elisa untuk memasuki mobilnya dan pergi dari rumah makan ini, meninggalkan tuan syafrizal yang terlihat membersihkan ingusnya, "mahaguru sugi, tolong bimbing cucu saya!" Ucapnya penuh haru.
Tidak lama kemudian sugi kembali tiba di halaman toko kecilnya ini. Baik elisa dan trio kuli turun dari mobil sugi.
"Loh, mengapa kita berada di tempat yang tidak jelas?!" Tanya elisa dalam hati.
Sugi berucap, "kalian masuklah dahulu, aku akan memasukan mobil ke garasi!"
Seketika itu juga elisa langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan miliknya. Siapa sangka tempat ini adalah kediaman mahaguru sugi!
"Ayo masuk!" Ucap wahyu yang mengajak elisa untuk masuk dari pintu depan.