Merebut kekasih saudara tirinya, dan mengandung anaknya. Bercerita tentang gadis cantik yang dijuluki sebagai mawar hitam di sekolah. Dia selalu membawa mawar hitam ditangannya setiap ia akan memutuskan hubungan dengan kekasihnya. Dia memiliki sikap yang buruk, sehingga hampir tidak ada yang benar-benar menjadi temannya. Dia tidak pernah mendapatkan cinta yang tulus, sehingga ia mungkin tidak percaya cinta. Sampai saat dimana ia melihat sesuatu yang terlihat hangat di depan matanya. Saat ia melihat seorang murid laki-laki yang bukan miliknya tengah bersikap manis kepada pacarnya. Disaat itu juga, Valencia menginginkannya. Rasa ingin memiliki itu semakin lama berubah menjadi obsesi. Sampai mereka menjalani hubungan yang panjang dengan banyak masalah diluar dugaan mereka. Bagaimana jadinya jika mereka sampai menikah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ashelyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 ( Sisi Buruk Setiap Orang)
Diamond university.
“Atau sebaiknya kau jangan dulu pergi?” Ucap Felix bertanya untuk yang ke sekian kalinya.
Terjadi perdebatan antara Valencia dan Felix sejak pagi tadi. Valencia yang bersikeras ingin kembali melanjutkan kegiatan belajarnya, dan Felix yang kawatir dan melarang Valencia untuk datang ke sekolah. Perbedaan pendapat itu membuat mereka menghabiskan waktu yang cukup lama.
“Aku baik-baik saja, karena ada kau yang akan menjagaku” ucap Valencia tersenyum tipis pada Felix.
Felix reflek mengusap tangan Valencia untuk memberikan perhatiannya. Pada akhirnya ia tetap menuruti apapun yang Valencia inginkan. Sebagai gantinya, Felix akan lebih menjaganya.
“Baiklah, ayo kita masuk kedalam” ucap Felix dan kembali melajukan mobilnya untuk memasuki gerbang utama Diamond university.
Valencia merasa lebih baik setelah beristirahat dan menenangkan dirinya selama seminggu. Ia juga memulihkan dirinya, karena mengingat bahwa dia sedang hamil muda saat ini. Felix juga terus berusaha menjadi yang terbaik untuk selalu ada disisi Valencia selama ini.
Felix memarkirkan mobilnya, dia membukakan pintu untuk Valencia. Ini adalah pertama kalinya mereka berangkat bersama, dan Valencia sangat senang dengan ini. Valencia akhirnya bisa bergandengan tangan dengan Felix di tempat umum seperti sekarang. Walaupun ada beberapa tatapan tajam yang mereka dapatkan.
“Mereka hanya tidak suka padaku, karena mereka tidak suka aku menjadi pasanganmu” ucap Felix mencoba untuk menenangkannya.
“Bagaimana dengan Lisa?” Ucap Valencia.
“Dia baik-baik saja. Tapi aku jarang bertemu dengannya akhir-akhir ini” ucap Felix.
Baru saja mereka selesai membicarakan Lisa, orang itu justru menghampiri mereka dengan senyuman diwajahnya. Membuat Valencia tidak menyukai senyuman palsu itu.
“Akhirnya kau kembali Valencia” ucap Lisa.
“Iya” ucap Valencia singkat.
Felix hanya diam dan memutuskan untuk tidak menanggapi ucapan Lisa. Karena dia tau jika Valencia tidak menyukainya, dan dia sudah berjanji untuk tidak berhubungan lagi dengan Lisa apapun yang terjadi.
“Aku harap kejadian seperti itu tidak lagi terjadi, itu sungguh menakutkan” ucap Lisa.
“Apa kita memang seakrab ini?” Ucap Valencia dengan senyum tipisnya.
“Valencia, aku hanya ingin lebih dekat denganmu. Karena kita saudara tiri. Aku adalah kakakmu, karena usiaku lebih tua satu tahun darimu” ucap Lisa.
“Kakak katamu? Jadi aku harus menghormatimu begitu? Astaga lucu sekali” ucap Valencia sembari terkekeh.
“Cia, sebaiknya kita pergi sekarang” ucap Felix.
“Kenapa? Kau keberatan dengan cara berbicara ku padanya?” Ucap Valencia menatap Felix.
“Tidak, aku hanya tidak ingin ada pertengkaran disini” ucap Felix.
“Kau lupa? Aku memang seperti ini sejak dulu, aku berbicara dengan nada menjengkelkan seperti ini” ucap Valencia.
Felix berusaha untuk sabar menghadapi mood Valencia. Dia harus belajar mengerti bahwa seperti inilah seorang Valencia. Ia tau bahwa cara bicaranya memang seperti itu sejak awal, Felix berusaha untuk menormalisasikan sikap Valencia yang tidak ia sukai.
“Aku tau kau selalu berusaha terlihat sebagai gadis baik hati sejak dahulu kala. Aku tau bahwa kau selalu ingin mendapatkan citra yang baik, walaupun sebenarnya kau itu cukup menjengkelkan” ucap Valencia.
“Cukup Valencia!” Ucap Felix, membuat Valencia terdiam.
“Kau membentakku?” Ucapnya tak percaya.
“Dia hanya mencoba akrab denganmu, karena dia saudara tirimu Cia. Tidak ada maksud lain” ucap Felix.
“Kau puas? Ini kan yang kau inginkan Lisa? Melihat Felix berpihak pada gadis baik sepertimu!” Ucap Valencia dengan senyum tipis diwajahnya.
“Valencia, aku hanya berusaha untuk bangkit. Aku berusaha memaafkan semua hal di sekitarku. Aku berusaha untuk memulai lagi dari awal. Aku berusaha agar tidak semakin hancur, mencoba berdamai dengan semua yang terjadi. Aku tidak memiliki maksud lain padamu sungguh! Aku hanya ingin kita lebih akrab sebagai saudara tiri” jelas Lisa.
“Astaga muak sekali!” Ucap Valencia dan pergi begitu saja meninggalkan Lisa.
Felix hanya menatap Lisa sekilas, sebelum akhirnya menyusul langkah Valencia yang telah mendahuluinya. Felix mulai merasa sedikit terganggu dengan sikap buruk yang Valencia miliki.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Valencia kembali dalam mood yang buruk sejak ia bertemu dengan Lisa. Bahkan Felix terlihat tidak menyukai cara ia menyikapi Lisa. Jika berdekatan dengan gadis baik seperti Lisa, Valencia memang terlihat seperti peran antagonis di sebuah film. Dan itu memuakkan!
Valencia sedang berjalan menuju ke gedung bisnis. Dia ingin pergi ke tempat dimana Felix belajar. Lagipula pelajaran yang harus Valencia datangi sudah selesai, sehingga ia bisa dengan bebas pergi kemanapun.
Banyak pasang mata yang melihat kearahnya. Bukan lagi tatapan penuh kekaguman dan juga rasa suka, mereka lebih menjaga jarak dengan Valencia. Karena mereka semua tau, bahwa Valencia sudah menikah dengan mahasiswa cerdas di jurusan bisnis.
“Valencia” panggil seseorang di belakangnya.
“Ah iya?” Ucap Valencia dengan senyum tipis diwajahnya.
“Apa kau baik-baik saja? Aku kawatir dengan apa yang terjadi padamu” ucap pria dengan kemeja kotak-kotak.
“Kau siapa?” Ucap Valencia.
“Ah aku lupa memperkenalkan diri, aku Kevin. Aku dari jurusan bisnis, aku juga salah satu orang yang mengagumimu. Ah maksudku pernah mengagumimu!” Ucapnya dengan salah tingkah.
“Ah Kevin. Apa kau murid baru juga disini?” Ucap Valencia.
“Tidak. Aku senior disini” ucap Kevin yang masih saja salah tingkah.
“Apa kau menunggu Felix?” Ucapnya lagi.
“Iya, aku sedang menunggunya” ucap Valencia.
“Kurasa masih sedikit lama, sebaiknya kau duduk disana” ucap Kevin menunjuk kearah kursi taman yang berada dibawah pohon besar di depan gedung bisnis.
“Kurasa disana sejuk, baiklah aku kesana” ucap Valencia.
Tanpa ia sadari, Kevin juga mengikuti kemana ia pergi. Pada akhirnya mereka duduk bersama di kursi taman yang berada di depan gedung bisnis ini. Mereka banyak berbincang banyak hal, karena memang Kevin tipe orang yang tidak terlalu memperlihatkan ketertarikannya dengan Valencia. Dan itu membuat Valencia lebih nyaman untuk mengobrol dengannya.
“Bagaimana bisa kalian menikah semuda ini?” Ucap Kevin.
“Aku hamil” ucap Valencia dan berhasil membuat Kevin menutup mulutnya tak percaya.
“Astaga benarkah? Jadi selama ini kau memang sedang hamil muda?” Ucap Kevin lagi.
“Iya, cukup merepotkan sebenarnya. Tapi aku menikmatinya” ucap Valencia sembari terkekeh.
“Kau sungguh luar biasa. Kau bahkan baru saja mengalami pelecehan saat kau sedang hamil muda. Ini pasti sangat sulit bagimu” ucap Kevin.
“Aku merasa lebih baik, selama ada Felix disisiku. Semuanya akan aku hadapi walaupun itu sangat berat” ucap Valencia.
“Kau sangat mencintainya?” Tanya Kevin, dan dibalas anggukan oleh Valencia.
Mereka menjadi lebih akrab karena mereka membahas banyak hal diwaktu yang singkat Ini. Tanpa sadar, waktu sudah menunjukan pukul 2 siang. Dan ini adalah waktu dimana Felix keluar dari ruangan belajarnya.
“Valencia kau diam sebentar, ada sesuatu yang terjatuh diatas rambutmu” ucap Kevin saat melihat bunga jatuh tepat diatas kepala Valencia. Tangannya reflek terangkat untuk mengambil bunga jatuh itu, yang membuat wajah mereka saling bertatapan satu sama lain.
“VALENCIA!!!” Teriak Felix dari atas tangga gedung bisnis.
Kevin reflek menjauh dari Valencia. Dia melihat dengan jelas bagaimana tatapan tajam Felix padanya, pria itu terlihat berjalan cepat untuk menghampirinya. Felix langsung menarik tangan Valencia untuk pergi dengannya.
“Astaga kau cemburu Felix?” Ucap Valencia, dan Felix hanya diam sembari terus menarik tangan Valencia untuk menjauh dari tempat itu.
Felix merasa bingung dengan dirinya sendiri. Dia merasa marah setiap Valencia berdekatan dengan pria lain, dan menurutnya kecemburuan ini sudah berada di level yang tidak masuk akal. Karena kecemburuan ini sangat berbeda saat ia masih berpacaran dengan Lisa. Saat itu, rasa cemburunya ini tidak separah seperti kecemburuannya pada Valencia.
“Apa kecemburuanku mengganggumu?” Ucap Felix yang tiba-tiba menghentikan langkahnya.
“Menggangu, tapi aku coba menerimanya” ucap Valencia sembari memberikan senyuman cantik.
“Sebaliknya, kau juga harus menerima sisi burukku. Aku tau kau terganggu karena sikapku pagi tadi” ucap Valencia lagi, membuat Felix menatapnya dan tidak bisa berkata-kata.
...----------------...