NovelToon NovelToon
Cinta Sang Berandal

Cinta Sang Berandal

Status: tamat
Genre:Tamat / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Bad Boy
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.6
Nama Author: dtyas

Kisah tentang anggota geng motor dan siswa korban perundungan.

Guntur Rakabuming dengan segala problematika kehidupan keluarga dan pergaulan yang salah, harus melakukan perintah Refan karena kalah dalam balap motor liar. Yang harus dilakukan Guntur adalah membuat Alya Kania -- gadis berpenampilan cupu dan korban perundungan -- jatuh cinta padanya atau Alya secara sadar menyerahkan tubuhnya.

Rencana yang disusun oleh Guntur berantakan karena salah paham masyarakat, akhirnya Guntur dan Alya terpaksa harus menikah.

Berhasilkah Guntur memenuhi permintaan Refan? Bagaimana akhirnya hubungan Guntur dan Alya?

======
Event Bad Boy
Follow IG : dtyas_dtyas

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29 ~ Ayo ....

Guntur tersenyum, melihat Alya terlelap di balik selimut. Pria itu baru saja membersihkan diri --  lagi -- setelah aktivitas panasnya bersama Alya. Keduanya melewatkan makan siang, karena sekarang sudah cukup sore.

Tidak pernah dia menduga kalau Alya bisa membuatnya terlena. Bahkan wanita itu sebelumnya sering diejek karena penampilan yang tidak masuk dalam kriteria wanita berpenampilan menarik di hidup Guntur. Mulut pria itu mengucapkan terima kasih berkali-kali sambil mencium kening Alya, meskipun tidak didengar bahkan Alya hanya bergumam tidak jelas.

Tidak ingin mengganggu Alya yang kelelahan karena ulahnya, Guntur pun duduk di sofa sambil membuka ponselnya. Ada pesan dari Jati dan Kanta. Ternyata ulah teman-temannya konvoi, berakhir dengan dibubarkan oleh kepolisian. Bahkan hampir terjadi keributan ketika bentrok dengan sekolah lain.

“Untung gue nggak ikut, malah dapet jackpot,” gumam Guntur sambil terkekeh. “Eh, tadi gue keluar di dalem,” seru Guntur. “Gimana kalau dia hamil, pasti marah sama gue. Dia ‘kan mau kuliah,” ujar Guntur lagi.

“Biarin deh, hamil juga nggak apa-apa toh dia dan gue sudah sah suami istri.”

Sore hari, saat Alya sudah terjaga.

“Kenapa sih?” tanya Guntur karena Alya sejak membuka matanya selalu mengerucutkan bibirnya.

“Ini aku sakit banget, badan pada pegel,” keluh Alya. “Aku mau mandi, rasanya nggak enak.”

“Ya udah tinggal mandi.”

“Ishhh, nggak peka banget sih.” Alya beranjak duduk dan memakai bathrobenya yang sudah dilipat rapi oleh Guntur dan di letakan di atas nakas. Wanita itu menggigit bibirnya sambil mendesis pelan merasakan semakin perih ketika melangkah.

Guntur malah tertawa bangga, karena yang Alya rasakan akibat dirinya yang perkasa.

“Mandi yang bersih ya, nanti kita main lagi,” ujar Guntur.

“Nggak, aku nggak mau,” sahut Alya kemudian membanting pintu toilet dan disambut Guntur dengan terkikik.

Ternyata Guntur meminta bibi membawakan makan untuk Alya dan dirinya saat wanita itu masih berada di toilet. Tidak ingin menyiksa Alya dengan menuruni anak tangga yang mungkin akan tidak nyaman karena ulahnya.

“Makan di kamar?” tanya Alya yang sudah mengenakan piyama dan rambut digulung handuk kecil.

“Iya, sini.” Guntur menepuk sisi sofa di sebelahnya. “Kamu pasti lapar,” ujar Guntur yang sudah menyendokkan makanan dan menyuapi Alya. “Buka mulutmu!”

Alya pikir Guntur tidak akan peduli, nyatanya pria itu bersikap manis dengan memutuskan makan di kamar dan menyuapinya. Serasa sedang berbulan madu dan menikmati layanan kamar.

“Ini dikit lagi,” ujar Guntur ketika Alya menolak dan mengatakan sudah kenyang. “Biar ada tenaga buat nanti lanjut yang tadi.”

“Eh, nggak ada ya. Badan aku pada pegal dan ini aku masih nggak nyaman, masa mau dikerjain lagi,” keluh Alya.

“Kamu harusnya bersyukur aku ajak enak-enak. Coba kalau kita ikut konvoi, yang ada digiring ke kantor polisi. Acara berantakan karena bentrok dengan sekolah lain terus dibubarkan kepolisian,” tutur Guntur.

“Kamu masih mau ikut geng motor?” tanya Alya. Guntur menyodorkan gelas berisi air dan diterima Alya lalu diteguk tinggal sisa setengahnya.

“Tergantung,” sahut Guntur singkat.

Alya tidak ingin terlalu keras meminta Guntur untuk tidak terlibat dengan geng motornya. Meskipun dia berharap Guntur berhenti melakukan kegiatan yang berbahaya bagi nyawanya, seperti balap motor.

“Besok-besok, kamu nggak usah berangkat sekolah,” ujar Guntur.

“Kok gitu?”

“Sudahlah, nurut aja sama suami. Biar aku yang berangkat. Ujian sudah selesai, kita tinggal tunggu pengumuman sambil cari kampus.”

“Kalau aku bete di sini, gimana?” keluh Alya.

“Kamu bisa belajar masak atau belanja, apa aja bebas di rumah ini. Dari pada ke sekolah, aku nggak suka para siswa menatap dan memuji istriku,” seru Guntur lagi.

“Kamu ada-ada aja deh, kalau nanti kita jadi kuliah. Aku juga akan berinteraksi dengan mahasiswa lain.”

“Kalau gitu kita cari kampus yang sama, jadi aku bisa awasi kamu.”

Alya berdecak mendengar penuturan Guntur yang posesif, pria itu mengkhawatirkan Alya sedangkan Alya pun sama khawatirnya. Khawatir kalau Guntur akan digilai para wanita.

***

Anggi menatap bergantian putra dan menantunya. Jika Guntur terlihat segar dan bersemangat, berbeda dengan Alya yang terlihat lelah dan tidak ceria.

“Alya, kamu tidak berseragam. Memang nggak berangkat?” tanya Mami Anggi.

Alya meletakan sendoknya, karena saat ini keluarga kecil itu sedang menikmati sarapan.

“Nggak Mih, ujian sudah selesai. Jadi Alya cukup di rumah, biar aku yang ke sekolah,” jawab Guntur mendahului Alya.

“Kalian sudah … macam-macam ya?” tanya Anggi sambil memicingkan matanya.

Alya menoleh pada Guntur yang duduk di sampingnya, bingung bagaimana harus menjawab pertanyaan Ibu mertuanya. Berbeda dengan Guntur yang biasa saja.

“Memang kalau macam-macam kenapa? Aku dan Alya sudah sah suami istri Mih,” sahut Guntur.

“Guntur, Alya baru delapan belas tahun. Dia masih harus kuliah, begitu juga kamu.  Pernikahan kalian juga belum didaftarkan. Mami nggak mau tahu, pokoknya Alya nggak boleh hamil sampai kuliahnya selesai,” tutur Anggi penuh tekanan.

“Ha-mil,” ucap Alya lirih. Dia baru ingat dengan aktivitasnya kemarin bersama Guntur, termasuk tadi pagi.

“Iya, hamil. Perempuan normal bisa hamil kalau terus-terusan di … ah, kalian pasti tahu maksud Mami. Dari penampilan Alya, Mami bisa lihat kalau kamu kerjain dia terus kan?” tanya Anggi pada Guntur.

“Ngerjain apa sih Mih? Mami kayak nggak pernah muda aja, wajar dong kalau aku semangat empat lima. Dapat barang ori, gimana nggak nagih. Ah, jadi pengen lagi aja,” ungkap Guntur.  

“Guntur!” teriak Anggi.  

“Mami cepet berangkat deh, ganggu aja. Ayo Al, kita ke kamar,” ajak Guntur sudah berdiri.

“Tapi ….”

“Astaga, Gunturrr!” 

1
Rinisa
So Sweet....😍
Rinisa
Bener2 dech si guntur....😍
Rinisa
So sweet....😍
Rinisa
next dech...👍🏻🤗
Rinisa
next
Rinisa
😂😂😂
Al Fatih
Bagus ceritanya,, alur jelas,, konflik tidak berbelit,, karakter2 yg keren
Al Fatih
ceritanya bagus,, suka bngt karakter nya Guntur,, Ibra....,, sosok pria2 bertanggung jawab,, seneng juga dgn orang tuanya guntur...., Mona.
Happy marriage utk semua para berandal cinta
Al Fatih
Apa nanti Ibra sama mona yaaa🤔
Rinisa
Karya ke 10 yg aku baca. 🤗
Al Fatih
Good job guntur
Al Fatih
Guntur akan beneran cinta koq Alya....
Al Fatih
mampir kak...
Dyah Ayu
cerita yang bagus dan gak bertele2 👍👍👍👍💓💓💓
Dyah Ayu
terima kasih ceritanya ,,gak banyak konflik dan bertele2... sukaaaa bangetttt deh.. semangat dan terus berkarya ya k 👍😁
Ida Kristyati
Bagus ...menghibur
Ida Kristyati
Kerennnn
lily yerusa
Biasa
Wannie@@
Ibra sempat lagi bandingi saat lihat refan .lucu nya
🕊️❦Teteh🕊️Reyna༂🕊️
Setuju Al 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!