NovelToon NovelToon
Biarkan Aku Pergi

Biarkan Aku Pergi

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cerai
Popularitas:303.4k
Nilai: 4.6
Nama Author: Velza

Menjalani kehidupan rumah tangga yang bahagia adalah idaman semua pasangan suami istri. Hal itu juga yang sangat diimpikan oleh Syarifa Hanna.

Menikah dengan pria yang juga mencintainya, Wildan Gustian. Awalnya, pernikahan keduanya berjalan sangat harmonis.

Namun, suatu hari tiba-tiba saja dia mendapat kabar bahwa sang suami yang telah mendampinginya selama dua tahun, kini menikah dengan wanita lain.

Semua harapan dan mimpi indah yang ingin dia rajut, hancur saat itu juga. Mampukah, Hanna menjalani kehidupan barunya dengan berbagi suami?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Velza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29. Hukum Tabur Tuai

Novita langsung mendapatkan penanganan di UGD, sedangkan Wildan sibuk mengurus pendaftaran. Bagas yang kebetulan baru selesai melakukan kunjungan pada pasien, cukup terkejut melihat keberadaan Wildan.

Tak ingin larut dalam rasa penasaran, Bagas bergegas melihat pasien yang ada di UGD. Benar saja, dia melihat Novita yang terlihat sangat pucat sedang ditangani oleh dokter.

"Kebetulan Dokter Bagas ada di sini. Mari, ikut saya, Dok. Ada pasien yang butuh penanganan Anda sekarang," celetuk seorang suster yang baru saja datang sambil membawa peralatan medis.

Tanpa bertanya, Bagas mengikuti langkah kaki suster tadi yang ternyata menuju brankar Novita.

"Kenapa ke sini, Sus? Saya 'kan hanya menangani pasien kanker," tanya Bagas.

"Iya, Dok. Karena pasien ini mengalami gejala yang mengarah pada kanker. Oleh sebab itu, saya meminta Dokter untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut."

Bagai dihantam batu besar, Bagas sangat terkejut mendengar penjelasan suster itu. Sesuatu yang dia takutkan ternyata benar-benar terjadi, Novita yang awalnya sehat memaksanya untuk memberikan laporan pemeriksaan palsu pada suaminya, seolah menderita penyakit kanker otak stadium lanjut.

"Ya Tuhan, apa ini teguran dariMu?" batin Bagas.

Tubuhnya seolah lemas tak bertulang, mendapati kenyataan pahit yang harus dihadapi sahabatnya itu.

"Seandainya kamu dengar nasihatku, Nov. Mungkin ini nggak akan terjadi," batin Bagas.

Bagas pun lantas melakukan pemeriksaan lanjut untuk mengetahui pasti penyakit yang diderita Novita. Meski sebenarnya dia berharap bukan penyakit mematikan yang sedang hinggap di tubuh sahabatnya itu.

Sementara itu, Wildan yang baru selesai mengurus pendaftaran segera duduk di kursi tunggu. Hatinya sangat gelisah dan tak tenang menunggu dokter yang memeriksa Novita keluar.

Tak pernah terlintas sedikitpun dalam pikirannya jika Novita akan seperti ini. Sebab sang istri tampak sehat dan bugar, tetapi dalam sekejap terbaring lemah tak berdaya.

"Aku harap kamu baik-baik saja, Nov. Aku ingin kamu sembuh, agar aku bisa menebus semua kesalahan yang pernah aku lakukan," gumam Wildan seraya menundukkan kepalanya.

Tak berselang lama, dokter yang menangani Novita keluar dan menemui Wildan.

"Dengan suami Bu Novita?" tanya dokter yang menghampiri Wildan.

"Benar, Dok. Saya suaminya, bagaimana kondisi istri saya?"

"Begini, Pak, untuk sementara waktu istri Anda masih harus diobservasi karena tadi sempat dilakukan pemeriksaan di laboratorium. Jadi, pasien belum bisa dipindah ke ruang perawatan sampai hasil lab keluar," jelas dokter.

Wildan mendesah pelan, dia harus pasrah dan sabar. "Baik, Dok."

"Kalau begitu saya permisi dulu." Dokter pun pergi meninggalkan Wildan yang terduduk lemas di kursi tunggu.

Bagas yang melihat keadaan Wildan dari kejauhan, tak berani mendekat. Dia dihantui rasa bersalah yang teramat besar karena kebohongan yang diciptakan Novita dan ada campur tangannya.

"Maafkan aku, Wil. Karena tak seharusnya aku menuruti kemauan Novita," ucap Bagas dengan lirih kemudian berlalu pergi ke ruangannya.

......................

Sementara itu di tempat yang berbeda, Atika dibuat kesal oleh adiknya yang menguasai Sean. Dia hanya diberi kesempatan menggendong saat mengasihi saja.

"Yang, sebenarnya Sean anak siapa, sih? Kenapa dari tadi sama Hanna terus?" keluh Atika pada sang suami.

"Sabar, Yang. Nanti kalau kamu sudah pulih pasti bisa sepenuhnya momong Sean. Lagi pula ada untungnya juga ada Hanna, kamu nggak capek ngurus Sean sendiri," ucap Andrean seraya mengelus bahu sang istri.

"Iya, sih, tapi nggak kayak gini juga. Masa Sean sama dia terus, 'kan aku ibu kandungnya."

Andrean hanya terkekeh saat sang istri merajuk layaknya anak kecil. "Biarin aja dulu, nanti kalau Hanna udah capek pasti dikasih ke kamu lagi. Anggap aja dia lagi latihan jadi ibu, biar suatu saat kalau dia udah nikah dan punya anak enggak kaget."

Atika tampak berpikir dan membenarkan ucapan suaminya. "Iya juga, ya."

"Han," panggil Andrean.

Hanna yang sedang menggendong dan menimang Sean langsung mengalihkan pandangannya. "Iya, Kak."

"Kamu nggak mau nikah lagi? Siapa tahu pas nikah yang kedua nanti, kamu bisa langsung punya anak. Jadi nggak perlu rebutan Sean."

"Aku belum pengen nikah, Kak. Sean 'kan anak aku juga, jadi aku juga bisa momong dan rawat dia kayak anakku sendiri."

"Nggak bisa, nanti kamu menguasai Sean sendirian," sela Atika.

"Yaelah, Kak. Aku juga nggak setiap saat ketemu Sean, paling pas sore sampai malam doang."

"Mending kamu nikah sama cowok yang nganterin kamu kemarin malam. Kayaknya dia orang baik dan nggak neko-neko," usul Andrean.

"Eh, ngada-ngada," sahut Hanna dengan cepat.

"Loh, emang Hanna kemarin ke sini diantar siapa, Yang?" tanya Atika yang penasaran.

"Aku, sih, nggak tau pasti siapa orangnya. Soalnya aku cuma lihat sebentar pas selesai angkat telepon dari mama, terus aku nyusul kamu."

"Siapa, sih, Han? Kamu jangan diam-diam menghanyutkan, ya," ucap Atika dengan tatapan mengintimidasi.

"Apaan, sih, Kak. Nggak usah didengerin omongan Kak Andrean, dia cuma ngarang aja," elak Hanna.

"Mana ada aku ngarang, aku juga sempat foto kamu pas baru turun dari mobil." Andrean memainkan ponsel di tangannya dengan senyum menggoda.

Hanna sendiri tampak salah tingkah karena ucapan kakak iparnya itu. Dia sebenarnya bingung mau menjelaskan karena tidak mungkin, jika dia mengatakan kalau pria itu adalah kekasih pura-pura di saat darurat.

"Aku nggak ada hubungan apa pun sama cowok, apalagi orang yang dimaksud Kak Andrean. Kita cuma sebatas teman aja, nggak lebih." Hanna hanya bisa menjelaskan sekenanya.

"Kalaupun beneran juga nggak apa-apa, Han. Yang penting dia pria yang baik, tanggung jawab, dan nggak neko-neko. Kakak pasti bakal dukung yang terbaik buat kamu," ucap Atika.

"Enggak, Kak. Aku masih nyaman dengan keadaanku saat ini. Aku belum berpikir untuk membina hubungan dengan pria lain, kisah kemarin masih cukup membekas dan belum sepenuhnya sembuh," ujar Hanna dengan tatapan lurus ke depan.

Atika dan Andrean saling tatap ketika Hanna tanpa sadar mengutarakan isi hati dan beban yang dipendamnya.

"Apa pun yang jadi keputusanmu, kakak hanya bisa memberikan dukungan dan doa yang terbaik. Kakak sangat berharap kamu secepatnya menemukan pria yang tepat, yang bisa membimbing kamu ke arah yang lebih baik lagi," tutur Atika.

"Iya, Kak. Yang Hanna butuhkan saat ini hanya dukungan dari kalian. Karena cuma kalianlah yang Hanna punya saat ini."

Hanna menghampiri sang kakak dan langsung memeluknya setelah meletakkan Sean di box.

"Sudah jadi kewajiban kakak untuk terus mendukung kamu, Han. Kejarlah, apa yang ingin kamu kejar dan gapailah, apa yang ingin kamu gapai. Asalkan masih dalam batas kewajaran."

"Iya, Kak. Hanna pasti akan selalu mengingat semua nasihat Kakak. Terima kasih, sudah menemani dan selalu ada di saat Hanna membutuhkan."

Sepasang kakak adik itupun larut dalam perasaan haru dan saling menguatkan.

1
Nur Halima
Luar biasa
YuWie
Happu End..selamat Hanna dan Fran serta si kembar baby
Soraya
keren mksh karyanya thor👍
Soraya
selamat ya Hana akhirnya hamil juga
Endang Supriati
ngapain juga si hanna urusan keluarga wildan.
Endang Supriati
kanker itu seperti rambut menjalar kemana2 kamu mau sembuh nov! ganti otaknya.
Endang Supriati
si adnan hrsnya juga mati ketabrsk truck,kurang ajarrrrr ngapain sih ngabar ngabin ke Hanna.!! pki suruh besuk segala! dasar adik kakak otaknya konslet.
Endang Supriati
ucapan adalqh doa nov. itu adalah bakasan dr Allah krn sdh menghancurkan pernikahan Hanna.
ada hadisnya,pezinah dan penghancur rumah tangga org. tdk diakui sbg umat dan golongan Rasullah.
Endang Supriati
biasanya pezinah perusak rumah tangga org. kena penyakitnya kanker disekitar rahimm.
jd tdk bisa ngesex lagi bau kaya bangke jarak 10 meter aja sdh tercium baunya. krn didlm rshimnya penuh luka darah dan nanah.
Endang Supriati
yg bilang sdh maapin itu mudah! coba klu dia yg mengalami. sakit hati tahu!!
Iges Satria
/Heart//Heart//Heart//Heart//Good/
YuWie
bagus
Anna Wamey
kenapa harus dg perjanjian frans,,,?,,hanna minta tolong pdmu sekali,,,tp kamu meminta lebih,,,??,🤔
Iges Satria
tinggal beli rusaknya dan beli es krim, nanti dituangkan kesatuan wadah.. gampang kan Frans /Heart/
Anna Wamey
Lumayan
Nur Azizah
bagus n menarik
Sobar Ruddin
sangat bagus dan mengispirasihkan kita jgn terlalu terpuruk
Sobar Ruddin
seru lanjut
Endang Supriati
ucapan adalah doa.
Endang Supriati
memang hamil bisa dibuat dan diarur sendiri!!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!