Arga yang mendapati kekasihnya berselingkuh, akhirnya menerima perjodohan tanpa tahu siapa wanita yang dijodohkan dengannya.
Zia yang mendengar keinginan mendiang ibunya pun menerima perjodohan yang disampaikan oleh ayahnya.
Janji perjodohan yang direncanakan orang tua Arga dan Zia membuat mereka bertemu kembali. Dulu mereka bagaikan musuh, Zia yang dulu menjadi anggota osis harus siap menghadang anak-anak yang terlambat, Arga yang hobi terlambat harus berurusan dengan Zia. Tapi ternyata, dalam hati mereka menyimpan cinta. Dijadikan satu dalam ikatan pernikahan, akankah mereka saling mengungkapkan cinta lama?
Belum revisi ya🤭
update setiap hari.
ig: myafa16
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon myafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sarapan buatan zia
"Pagi bunda ayah," sapa Arga berjalan menuju meja makan.
"Pagi sayang, ayo cepat makan. Lihat ini semua ini masakan istrimu." Marya begitu antusias menjelaskan masakkan Zia pada Arga.
Arga hanya melirik Zia, dan menarik kursi untuk duduk di meja makan.
Zia mengambilkan nasi goreng di piring Arga, dan menyerahkannya pada Arga. Arga yang mendapat piring yang berisi makanan, langsung memakannya dengan lahap.
"Rasanya lumayan, cocok di lidah ku ," batin Arga.
Melihat Arga makan dengan lahap Marya begitu senang karena anaknya cocok dengan masakan Zia.
"Ar, bunda dah nggak akan khawatir sama kamu soal makan nanti, kalau kalian tinggal berdua. Karena sudah ada koki handal yang akan menyajikan makanan enak," goda Marya pada Arga.
Arga hanya cuek melihat ucapan bundanya. Zia yang memperhatikan raut biasa saja dari wajah Arga saat bunda mengodanya. Zia hanya bisa bersabar dengan sikap dingin Arga. Jangankan memuji masakannya, berterimakasih saja tidak, batin Zia. "Huft...sabar zi..sabar..."
" Kalian tidak pergi bulan madu?" Lanjut Marya bertanya
uhuk..uhuk...
Seketika Zia terbatuk-batuk, mendengar pertanyaan dari sang bunda.
Arga yang melihat Zia terbatuk langsung menyodorkan minumnya. "pelan-pelan."
Pipi Zia langsung merona, setelah mendapatkan pertanyaan dari Marya tentang bulan madu. Dirinya merasa benar-benar malu mendapati pertanyaan itu.
"Nggak bun, aku masih sibuk. Lagian aku juga besok aku sudah mulai kerja. Nanti kalau ada waktu pasti kami pergi, lagian kami belum mendiskusikannya," jelas Arga
"Baiklah, kalian atur aja mau pergi kemana nanti bulan madu," jawab Marya sambil tersenyum.
"Ayah bunda, sekalian Arga mau bilang kalau hari ini kami akan pindah ke apartemen Zia sementara sebelum dapat rumah," sambung Arga memberi tahu.
"Ya sudah kalau gitu, nanti biar Bi Inah bantu packing barang-barang kamu," jawab Maria.
"Kamu yakin ar besok sudah kerja?, ayah masih bisa kasih kamu libur, kalau kamu mau?" Tanya Surya memastikan anaknya yang sudah mau berkerja besok.
"Nggak usah yah, lagian Zia juga sudah mulai ke boutique besok, ya kan zi? " Arga menatap ke Zia meminta jawaban.
"Kapan aku bilang besok sudah ke boutique, ini orang sesukanya saja memutuskan sesuatu, ya walau sebenarnya aku juga memikirkan banyak pesanan yang harus ku kerjakan, tapi kenapa dia tak bertanya lebih dulu padaku " batin Zia kesal.
"Iya yah, besok Zia sudah ke boutique. Sudah banyak pesanan yang harus Zia selesaikan" ragu-ragu Zia menjelaskan.
Setelah selesai sarapan, Ayah Surya berangkat kekantor, sedangkan Zia dan Arga menyiapkan barang yang akan di bawa Arga.
"Ar...ada lagi yang mau di packing?" Tanya Zia memastikan lagi
"Baju yang di lemari sebelah sana saja," ucapnya seraya menunjuk lemari. "Selebihnya biar kan bi Inah yang merapikannya, dan nanti biar di antar supir," jelas Arga pada Zia.
**
"Kalian sering sering main kesini ya," pinta Marya saat mengantar anak, dan menantunya ke depan rumah.
"Bun kita nggak tinggal jauh, kalau Zia atau Arga tidak bisa kesini, bunda kan bisa datang ke apartemen," ucap Arga.
"Iya tapi bunda mau kalian sering kesini," rajuk Marya.
"Ya bun kita akan sering main kok kesini." Zia tersenyum menenangkan Maria.
"Apa dia tidak bisa menenangkan ibunya sendiri, ibu mana yang mau jauh dari anaknya," batin Zia
Arga tak habis pikir dengan bundanya, seperti anaknya mau pergi jauh saja.
"Kita pamit dulu ya bun." Zia berpamitan seraya memeluk Marya. Marya pun melepas kepergian Zia untuk tinggal di apartemen dengan berat.
Arga dan Zia masuk ke dalam mobilnya. Sesaat setelah mereka masuk, Arga melajukan mobilnya menuju apartemen Zia.
"Ar, bisa kah kita mampir ke supermarket sebentar. Sepertinya bahan bahan masakan di kulkasku sudah habis." Zia menatap Arga sebentar dan mengatakan keinginannya.
"Ya," jawab singkat Arga. Akhirnya Arga berbelok menuju supermarket sesuai permintaan Zia.
banyak hati yg kecewa