NovelToon NovelToon
FOREVER HATE YOU

FOREVER HATE YOU

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / One Night Stand
Popularitas:486.3k
Nilai: 4.7
Nama Author: Chyntia R

Jika ada yang paling dibenci oleh Brianna di dunia ini, itu adalah sosok lelaki bernama Arthur Matthews.

Arthur bukan hanya pria yang membully-nya di Universitas, tapi dia juga yang sudah menghancurkan hidup Brianna.

Lalu, apa jadinya jika mereka kembali dipertemukan dalam keadaan Brianna yang sudah berbeda? Apakah Arthur masih bisa bersikap semena-mena padanya? Atau justru ini adalah saat yang paling tepat untuk Brianna membalaskan dendamnya pada lelaki itu?

"Aku bukan lagi gadis yang dulu bisa kau injak-injak. Aku sudah menjadi wanita yang independen dan mampu melawanmu. Apapun yang terjadi, aku akan tetap membencimu, Arthur! Selamanya!" -Brianna Walton.

"Meski penampilanmu sudah berubah, tapi kau tetaplah Brianna yang dulu. Aku tidak sabar untuk kembali mengusik hidupmu karena kau adalah permainan yang selalu menyenangkan." -Arthur Matthews.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chyntia R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29. Sebuah foto

"Apa lagi yang kau mau?" tanya Brianna begitu Arthur membukakan pintu kamarnya untuk wanita itu.

"Kau menawarkan diri untuk memakaikan aku baju, kan?" ujar Arthur dengan entengnya.

Brianna mendengkus, namun dia tau Arthur hanya bermain-main karena sejatinya pria itu sudah mengenakan pakaiannya sendiri.

"Aku mau pergi, kau ikut!" Itu bukan pertanyaan, melainkan pernyataan. Arthur meminta Brianna ikut dan tidak menanyakan kesediannya, itu seperti perintah yang tak bisa Brianna tolak.

"Kau tau aku baru tiba. Aku lelah. Berikan aku waktu untuk beristirahat sejenak," kata Brianna.

"Kau juga tau kedatanganmu ke sini untuk bekerja menjadi asistenku, maka dari itu ikuti apa mauku atau kau akan ku terlantarkan di negara ini," ancam Arthur.

Brianna tertawa hambar. "Kau mengancamku? Kau pikir aku tidak bisa pulang dengan uangku sendiri? Kau tidak bisa menelantarkan ku disini, Arthur. Aku akan pulang jika kau bertindak semena-mena padaku!" ujar Brianna keras.

Arthur hanya terkekeh dan mengendikkan bahunya cuek.

"Sekarang aku mau istirahat! Terserah kau mau kemana. Aku tidak ikut!" ujar Brianna lantang. Dia membalikkan tubuhnya tapi seketika itu juga Arthur mencekal lengan wanita itu.

"Aku atau kau bosnya?" ujar Arthur tenang.

Brianna menarik nafas dalam, dia tau ucapannya tadi keterlaluan dan tidak sopan, terlepas dari masalah pribadi antara dirinya dan Arthur, dia tetaplah bekerja untuk pria itu sekarang, jadi dia sadar bahwa tak seharusnya dia yang mengatur Arthur disini.

"Jadi kau benar-benar tidak mengizinkanku beristirahat?" Brianna memberanikan diri menatap manik mata Arthur.

Arthur menyeringai. "Tidak. Ikut bersamaku atau kau ku terlantarkan!" katanya santai.

Brianna menahan amarah dalam dadanya. Ingin sekali dia menyemburkan api kemarahan dari mulutnya ke wajah breng sek Arthur.

"Kau semena-mena padaku, maka jangan salahkan aku yang pulang saat ini juga."

"Silahkan saja," jawab Arthur tak acuh. Dia melepaskan cekalan tangannya di lengan Brianna seolah membiarkan wanita itu dengan keputusannya.

Brianna segera beranjak. Dia tidak habis pikir dengan Arthur yang tidak berubah. Bahkan semakin menyebalkan.

Brianna memasuki kamarnya di rumah besar tersebut. Dia mengumpat Arthur berkali-kali kemudian disambung dengan omelannya yang tidak berhenti.

"Dia pikir dia siapa. Aku juga bisa pulang tanpa bantuannya. Aku akan pulang hari ini juga. Terserah dia mau mengadukan ku apa pada ibunya, aku tidak peduli!" Brianna mencengkram kepalanya sendiri dengan frustrasi. Benar kan, jangankan 2 bulan, setengah jam tanpa kesal pada Arthur saja itu tidak mungkin.

Brianna mengambil ponselnya, berniat membeli tiket pulang ke New York hari ini juga.

"Dia berlagak mau menelantarkan ku di Canada? Haha, apa dia kira aku tidak bisa pulang tanpa uangnya?" Brianna berdecih diujung kalimatnya.

Baru saja dia mau melakukan transaksi pembelian tiket online, tiba-tiba dia sadar akan sesuatu.

"Astaga, koperku!" Brianna bergumam kaget. Dia sadar koper itu tadi dibawa oleh Arthur dan ...

"Breng sek! Paspor ku ada disana dan semua barang-barangku juga." Brianna menjerit histeris. Bagaimana bisa Arthur menghancurkannya hanya dalam waktu setengah jam. Kecurigaannya pada sambutan Arthur yang ramah tadi benar-benar terbukti. Padahal Brianna sudah ada feeling jika sesuatu akan terjadi jika Arthur bersikap baik kepadanya, tapi dia tak pernah berpikir sejauh ini dimana Arthur bisa mengendalikannya hanya karena sebuah koper miliknya.

Jika begini, bagaimana bisa Brianna pulang ke negaranya sendiri? Dasar Arthur badjingan!

"Pantas saja dia mau membawakan koperku! Padahal biasanya, aku yang dia minta menggeret koper miliknya!" Brianna geram bukan main dengan tindakan yang Arthur lakukan.

...***...

Sementara di kamarnya, Arthur terkekeh sendiri membayangkan wajah Brianna yang kesal karena ulahnya. Benar kan, mengerjai Brianna itu selalu menyenangkan. Membayangkan wajah marahnya, serta mendengar kata-kata pedasnya membuat mood Arthur selalu menanjak naik.

"Pulanglah jika kau bisa." Arthur bergumam sembari memandang koper dan sebuah travel bag milik Brianna. Dia terkekeh senang, bahkan tak bisa menyudahi tawanya karena memikirkan Brianna yang pasti mengumpatnya habis-habisan.

Entah kenapa rasa penasaran membuat Arthur mendekat pada koper tersebut. Dia memang tak bisa membuka koper, karena itu menggunakan sandi di gemboknya, tapi tangan Arthur terulur untuk melihat isi travel bag milik Brianna.

"Haha, bahkan dompetnya ada disini. Mau kemana kau setelah ini? Semua milikmu ada padaku," kekeh Arthur.

Dia memutar-mutar dompet itu, lalu entah kenapa dia malah penasaran akan isinya.

Arthur membuka dompetnya dengan hati yang masih merasa puas karena akhirnya Brianna benar-benar mati kutu ditangannya. Tapi, sesaat kemudian dia pias saat mendapatkan secarik foto dalam dompet itu.

Arthur mengeluarkan foto tersebut dari sisi dompet yang memang biasa digunakan untuk meletakkan foto. Arthur pun menatap lamat-lamat gambar itu hingga akhirnya dia bergumam pelan,

"Sebaik apapun kau menyembunyikannya maka aku akan menemukan jawabannya," kata Arthur yang tak menyangka jika ulah jahilnya justru membawanya pada titik ini, dimana dia bisa sekaligus melihat foto bocah kecil yang mirip dengannya.

Arthur meraih ponsel dan menghubungi seseorang yang bisa membantunya di New York. Seseorang yang juga sudah tau akan masa lalunya bersama Brianna.

"Harry, bisakah kau membantuku?"

"...."

"Selidiki semua tentang Brianna setelah malam itu. Apa yang ku lewatkan darinya setelah 4 tahun berlalu."

"...."

"Aku menemukan seorang bocah yang mirip denganku dan Brianna mengakui jika bocah itu adalah keponakannya. Kau tau apa yang ku maksud bukan?"

Arthur menyudahi sesi teleponnya saat mendengar pintu kamarnya digedor dari luar. Dia tau itu siapa, sudah jelas itu Brianna.

Arthur menyimpan foto Chico untuk dirinya sendiri, dia mengemasi barang-barang Brianna sebelum akhirnya membukakan pintu untuk wanita itu.

"Kembalikan barang-barangku!" ujar Brianna begitu pintu terbuka, tangannya mengadah pada Arthur menandakan dia mau meminta semua miliknya yang Arthur tahan di kamar pribadinya.

Entah kenapa sekarang Arthur menatap Brianna dengan sorot berbeda, mungkin setelah dia tau bahwa ada seorang anak diantara mereka. Entahlah, meski dia belum mendapatkan info lebih jauh dari Harry soal penyelidikan mengenai anak itu, tapi hati kecilnya mengatakan jika itu benar-benar anak mereka.

Brianna menyadari jika sorot mata Arthur berbeda saat menatapnya. Arthur bahkan tak mengimbangi ucapannya yang terkesan bandel dan keras kepala saat ini. Padahal, biasanya pria ini mana mau kalah.

"Kau mau pulang, kan?" Suara Arthur melunak, dia tak tau kenapa bisa begini.

"Ya, aku tidak tahan denganmu," ujar Brianna terus-terang.

Arthur mengangguk. "Baiklah, kau boleh pulang. Mungkin ada yang lebih membutuhkan kehadiranmu di New York daripada aku," ujarnya lemah.

Brianna menangkap maksud lain dari ujaran Arthur. Apa Arthur mulai curiga mengenai Chico? Apa Jane sudah mengatakan padanya terkait pertemuan dengan anaknya itu?

Tapi, Arthur tak mau terang-terangan menanyakan pada Brianna sekarang. Dia menunggu Harry melaporkan semua yang terjadi, barulah Arthur akan membahasnya dengan Brianna nanti.

Alarm di kepala Brianna seakan memintanya untuk berhati-hati. Dia takut ini hanyalah jebakan dari Arthur agar mengetahui segalanya mengenai Chico. Dia tak mau Arthur mengetahui rahasianya, maka dia juga tak mau masuk dalam perangkap pria ini jika memang Arthur sudah merencanakan sesuatu.

"Tidak, aku tidak akan pulang. Aku tetap disini," ujar Brianna akhirnya. Dia terpaksa bertahan agar Arthur tidak mencurigainya, sebab kata-kata Arthur tadi seakan-akan sudah mengetahui sesuatu dan itu membuat Brianna waspada.

...To be continue ......

1
Syarifah Syarifah
Luar biasa
Henny Aprilaz
bagus ceritanya
Henny Aprilaz
keren thor🥰
Henny Aprilaz
nah lho...gaskeun arthur🤣
Henny Aprilaz
wkwkwkw...cing garong🤣🤣🤣🤣
Henny Aprilaz
Haha ketemu c arthur...jodo yaaaa
Henny Aprilaz
loading otak c Arthur...tak menyadari bahwa dia mencintai c Bri....😇😇😇
Henny Aprilaz
semangat Bri🥰
Henny Aprilaz
kampret lo Arthur 😡😡😡
Henny Aprilaz
apakah Brianna mendapat pelecehan dari Arthur...d masa lalu
Henny Aprilaz
kayaknya waktu masa kuliah juga Arthur sudah menyukai Brianna dengan cara membully Brianna...menurut qu yaaaaa🤭
ncapkin
Luar biasa
Sry Handayani
flo bener" perempuan tulus
Lilis Ernawati
ceritanya bagusss... tp yg like kok ga byk yaaa
Sri Udaningsih Widjaya
Bagus ceritanya thor
Sry Handayani
bisa tur bisa
Lilis Ernawati
baguuuss bgt ceritanyaaa...
Sry Handayani
Luar biasa
Naruto Kurama
maksdnya 🫣 tiba2 the end,😁
sakura
....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!