Daniel Hao, seorang sopir yang menyelamatkan Tuan Besar Jimmy Li saat terjadi pengeboman di pabriknya. Sebagai ucapan terima kasih Daniel dinikahkan dengan Sandra Li, gadis kesayangan dan kebanggaan dari keluarga besar Li.
Daniel dipandang rendah dan hina oleh keluarga Li lainnya. Bahkan disebut sebagai menantu sampah karena tidak berguna sama sekali keberadaan dia dia keluarga Li dan menjadi aib bagi mereka. Akan tetapi, mereka tidak bisa berbuat semena-mena kepadanya. Sebab laki-laki itu berada dalam perlindungan Tuan Besar Jimmy Li.
Suatu hari Daniel menemukan selembar kupon lotre di tong sampah, dengan nomor seri sama dengan tanggal ulang tahun ibunya. Ternyata kertas itu merupakan pemenang lotre dengan hadiah uang sebanyak 300 juta Yuan. Maka Daniel pun membeli banyak saham di beberapa perusahaan dan sebagiannya dipakai buka usaha bersama teman baiknya untuk membuktikan kalau dia pun bisa menjadi orang yang setara dengan orang-orang yang merendahkan dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29. Titik Yang Salah
Bab 29
Damian memerintahkan kepada anak buahnya untuk mulai menggali lubang yang tadi diledakkan. Meski sudah digali sedalam dua meter peti harta karun itu belum juga ditemukan.
"Tuan, kita harus menggali seberapa dalam!" Terdengar suara menggema di dalam lubang.
Damian dan Arthur saling pandang. Mereka tidak tahu berapa kedalaman lubang yang dulu digali oleh Peter.
"Sebenarnya Tuan Peter mengubur peti itu dalamnya berapa meter?" gumam Damian sambil melihat ke dalam lubang.
"Jika saat itu dia terburu-buru, tidak mungkin peti itu dikubur sangat dalam," ujar Arthur yang sama-sama ikut melihat ke bawah.
Damian pun mengangguk membenarkan ucapan saudaranya. Jika saat itu keadaan Peter sedang terburu-buru mana mungkin mengubur peti itu sangat dalam karena tidak ada waktu.
"Sebaiknya kita tanyakan lagi kepada dia, apa benar ini adalah titik di mana peti itu dikubur? Bisa saja dia salah memperhitungkan titiknya. Geser 2-5 meter saja sudah pasti tidak akan ketemu," lanjut Arthur.
Damian berpikir apa yang diucapkan oleh saudaranya itu kemungkinan adalah benar. Mata laki-laki itu mengedar ke sekelilingnya. Jika titik yang mereka perhitungan itu adalah salah, maka mereka perlu bergeser 2-5 meter sesuai perkiraan Arthur.
'Tapi, ke arah mana kita harus menggalinya? Sekarang kita sudah tidak punya banyak waktu lagi,' batin Damian.
Di tempat Daniel dan kedua temannya saat ini. Mereka bertiga terus memperhatikan orang-orang yang sedang sibuk mencari harta karun.
"Sepertinya mereka sadar kalau sudah menggali di tempat yang salah," gumam Daniel dan membuat kedua temannya tercengang.
Nathan dan Dilan yang jongkok di samping Daniel pun ikut merasa penasaran apa orang-orang itu akan berhenti menggali dan mengganti di tempat lain atau menyerah dan pergi dari sana karena tidak ada harta yang didapat.
Ada cahaya yang menyorot ke arah Daniel dan teman-temannya secara tiba-tiba. Sontak saja mereka bertiga terkejut dan merasa jantung sudah copot dari tempatnya. Namun, mereka merasa lega setelah tahu kalau cahaya itu berasal dari lampu depan mobil yang sedang melaju ke arah bekas reruntuhan gedung pabrik.
Ternyata bukan hanya satu kendaraan yang melaju ke arah sana. Ada sekitar empat mobil yang memasuki area bekas pabrik.
"Lihat, siapa yang datang!" bisik Dilan kepada suaminya Sandra.
Daniel tidak menyangka kalau Leon datang bersama beberapa polisi ke sana. Dia ingin tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Apakah ini waktunya untuk mengetahui siapa kedua adik itu sebenarnya.
Damian menyadari kedatangan orang lain ke sana. Lalu, dia menyuruh anak buahnya untuk segera pergi dari sana. Dia sendiri memilih bersembunyi bersama Arthur tidak jauh dari sana untuk melihat siapa yang datang dan apa tujuannya. Mereka bersembunyi di balik tembok yang lumayan cukup dekat dari lokasi penggalian tadi. Tepatnya sekitar 5 meter, karena mereka tidak keburu untuk pergi jauh.
Leon dan beberapa orang berseragam polisi masing-masing membawa sebuah senter. Mereka terkejut saat melihat ada sebuah lubang yang cukup besar ukurannya. Mereka semua memeriksa keadaan di sekitar sana.
"Ini masih baru. Lihat saja struktur tanahnya masih basah. Ini membuktikan kalau belum lama digali," kata salah seorang polisi yang sedang berjongkok sambil memegang tanah bekas galian.
'Berarti benar apa yang diucapkan oleh Daniel. Kalau ada yang mengincar tanah pabrik ini. Pasti ada sesuatu yang sangat berarti yang terkubur di bawah bangunan pabrik,' batin Leon.
'Aku harus membicarakan hal ini dengan dia. Sepertinya dia tahu banyak,' lanjut Leon.
Pikiran Leon buyar saat mendengar ucapan salah seorang polisi. Lalu, dia pun menolehkan wajahnya ke arah sumber suara.
"Pak, sepertinya mereka menggunakan peledak untuk menghancurkan cor beton lantai ini," ucap salah seorang polisi yang menemukan bekas kotak peledak di sana.
Semua orang melihat ada tiga kotak bekas bahan peledak tadi. Polisi pun mengamankan barang bukti itu.
"Periksa segera sidik jari milik siapa saja yang berada di kotak bekas itu!" perintah atasannya.
Damian dan Arthur saling menatap. Jika itu dilakukan sudah pasti sidik jari mereka akan ketahuan.
Daniel dan kedua temannya masih diam di tempat mereka. Tidak ada yang berani ke luar dari sana, karena tidak mau dicurigai sebagai pelaku yang sudah membuat kerusakan di sana.
"Aku minta kalian berjaga-jaga di sini malam ini. Aku akan pergi dulu ke suatu tempat!" perintah Leon kepada para polisi.
Daniel melihat ayah mertuanya berjalan cepat ke mobilnya. Tidak berselang lama kendaraan itu melesat dengan cepat.
"Sebaiknya kita pulang dulu," bisik Daniel kepada kedua rekannya. Mereka pun berjalan dengan mengendap-endap ke luar dari tempat persembunyian.
Sementara itu, Damian dan Arthur yang berada di tempat persembunyian tidak bisa berkutik. Para polisi kembali memeriksa keadaan di sekita TKP dan mereka tidak menemukan adanya kejanggalan.
***
Apakah peti harta karun itu berhasil ditemukan? Ikuti terus kisah mereka, ya!