Kesempatan kedua setelah bunuh diri karena ditinggal kekasihnya, Cloud Heaven lelaki 23 tahun ingin memperbaiki kesalahannya dimasa lalu dan mempertahankan kekasihnya namun siapa yang menduga ternyata banyak konspirasi dan manipulasi yang dulu tidak diketahuinya yang justru dilakukan orang-orang terdekatnya.
Cloud Heaven bukan bereinkarnasi tetapi 𝘵𝘩𝘳𝘰𝘶𝘸𝘣𝘢𝘤𝘬..
Stay tune with Thorball yg eksis dan narsis 😎🤣
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Base Fams, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KENCAN?
"Hana sorry, aku tidak bisa mengantarmu pulang. Mom yang barusan menghubungiku dan memintaku untuk menjemputnya di swalayan dekat rumahku." Tutur Lvy, merasa bersalah karena tidak bisa menepati janjinya untuk mengantar Hana pulang.
Hana tidak membawa kendaraannya, ia sedang menjalani hukuman dari Ayahnya. Saat pagi tadi, Ayahnya menanyakan prihal kecelakaan yang baru ia alami. Setelah menceritakan kepada kedua orang tuanya, Ayahnya tidak memperbolehkan ia mengendarai mobilnya selama lima hari. Hana hanya bisa pasrah tidak berani menolak hukuman tersebut, ia harus menerima konsekuensinya.
"No problem Lvy," Hana tersenyum seraya mengusap tangan sahabatnya itu. "Aku bisa pulang menggunakan taksi."
"Oke, naiklah aku antar sampai pintu gerbang."
Hana mengangguk sebelum dirinya masuk ke dalam mobil sahabatnya. Tidak lama kemudian mobil Lvy sampai di gerbang kampus, Lvy memberhentikan mobilnya.
"Maafkan aku ya Hana, " ucapnya Lvy, ia masih merasa bersalah.
"Tidak apa-apa Lvy, kau tenanglah." Hana membuka pintu mobil. " Berhati-hatilah berkendara, sampai berjumpa lagi Lvy, bye. "
"Bye Hana, kau juga berhati-hatilah." Hana tersenyum pun ia keluar dari mobil dan menutup pintu sebelum melangkah menuju halte bus.
Hana berdiri di depan halte yang tidak jauh dari kampusnya. Matahari diatas sana begitu terik, Hana mulai merasa kepanasan, dan tubuhnya berkeringat. Hana mengibaskan tangannya ke depan wajahnya dan masih menatap jalan.
"Kenapa tidak ada taksi yang lewat." imbuhnya, sudah sepuluh menit ia berdiri namun tidak ada taksi yang lewat di depannya.
"Apa aku meminta Jordan menjemputku?"
Hingga, suara klakson motor berbunyi membuatnya tersentak dan menengok.
Didapati, Cloud turun dari motornya dan melepaskan penutup kepalanya. Hana terkesiap, memandang Cloud yang berjalan mendekatinya. Pria itu nampak. begitu gagah dengan balutan jaket kulit hitam yang melekat pas ditubuh kokohnya.
Hana memegang dadanya, untuk menyelamatkan jantungnya yang melompat-lompat nyaris keluar. Oh Tuhan...
Cloud melangkah tegas untuk menghampiri Hana dan ia tersenyum kecil melihat Hana yang sedang menguasai diri. Demikian dirinya, ia berusaha setenang mungkin. Padahal jantungnya juga bergejolak tidak menentu.
"Hai," tangan kanan Cloud mengudara. "Kenapa kau berada disini Hana, bukannya kau akan pulang bersama Lvy?"
"Tidak jadi Cloud, Lvy harus menjemput Ibunya di swalayan."
Hati Cloud bersorak riang, ini kesempatan emas untuk mengantar Hana pulang. "Jika begitu, aku yang akan mengantarmu pulang." Cloud tersenyum sumringah mewakili perasaanya yang menggebu-gebu.
Lagi dan lagi, Hana terhipnotis dengan senyuman pria itu. Senyuman yang memesona yang selalu mampu mematikan akalnya, dan senyuman itu sungguh meluluh lantahkan hatinya.
"Ta-tapi." Tidak menunggu jawaban dari Hana, Cloud semakin dekat. Ia meraih tangan Hana.
Kedua manik mereka bertemu, saling memandang sejenak. Hana menundukkan kepalanya dan melihat tangan mereka sudah saling bertautan.
Gerakan perlahan, Cloud menarik tangan Hana dan menuntunnya. Hana tidak memberontak, justru ia merasakan kenyamanan dan kehangatan dari telapak tangan besar Cloud.
"Cuaca hari ini begitu panas," Cloud melepaskan jaket kulitnya. "Kau tidak ingin kulitmu rusak bukan?" tutur Cloud dengan wajahnya yang nampak serius.
Hana termangu melihat Cloud memasangkan jaket ke tubuhnya dengan penuh perhatian. Lalu, pria itu menggerakkan ibu jarinya dan mengusap peluh yang muncul di area wajah Hana.
Sumpah Demi apapun, jantung Hana semakin melompat-lompat, dan Hana bersusah payah menghirup udara untuk memenuhi paru-parunya.
"Sudah selesai, ayo naiklah!" Cloud memakai penutup kepalanya kembali, dan ia menaiki motornya terlebih dahulu.
Hana hanya berdiam, ia menggigit bibir bawahnya nampak ragu. Ini kali pertama baginya, dibonceng dengan seorang pria kecuali Kakaknya.
"Naiklah Hana," perintah pria itu lagi. Hana bergegas dari pijakannya, dan menaiki motor Cloud. Gadis itu mengambil jarak untuk duduk sedikit berjauhan dari Cloud.
"Sekarang peganglah tubuhku Hana." Cloud menggapai tangan Hana dan meletakkan di sisi tubuhnya. Tindakan Cloud, sukses membuat Hana diam seribu bahasa dan tidak menolak.
Cloud mengendalikan motornya, membelah jalan yang cukup longgar. Hana masih tidak bersua, gadis itu masih menjaga jarak demi keamanan jantungnya.
Cloud menaiki kecepatan motornya, Hana tersentak. Reflek, ia mencengkram erat pinggang Cloud.
"Kurangi kecepatan motormu Cloud, kau ingin mengajakku mati, hah!" bentak Hana, yang diiringi kekehan Cloud. Bukannya mengurangi kecepatannya, Cloud masih mengemudikan laju motornya dengan cepat.
Tepat di pertigaan jalan, lampu lalu lintas berubah menjadi merah. Cloud mengerem mendadak hingga tubuh depan Hana membentur punggung Cloud dengan tangannya memeluk perut pria itu tanpa sadar.
Cieee 🤣 pinter kali Cloud ini..
"Ya Tuhan selamatkan aku, selamatkan aku." Tutur Hana, maniknya terpejam dan kepalanya bersandar dibalik punggung kokoh Cloud.
Cloud menarik kedua sudut bibirnya dan melirik ke tangan Hana yang melingkar di tubuhnya. Cloud mengambil kesempatannya lagi, ia mengusap pelan punggung tangan Hana dengan jemarinya.
Merasakan usapan dari tangan Cloud, Hana menghayati sentuhan itu dan ia juga menikmati aroma maskulin dari tubuh Cloud yang begitu terasa.
Lampu berubah menjadi hijau, Cloud melanjutkan mengemudikan kendaraannya. Kali ini, Cloud mengurangi kecepatan motornya. Sesekali pria itu melirik tangan Hana yang masih melingkar indah disana.
Hana memundurkan wajahnya dan memperhatikan jalan "Ini bukan jalan ke arah rumahku Cloud, putar balik."
"Aku akan mengajakmu ke suatu tempat."
Apa dia berniat mengajakku berkencan. Bluss, pipi Hana tetiba merona.
"Kau ingin mengajakku kemana?" Hana memajukan lagi wajahnya, ujung dagunya nyaris menyentuh bahu Cloud.
"Kau akan mengetahui jika sudah sampai." Cloud sedikit menoleh.
"Kau tidak berniat menculik ku kan?"
"Ya anggap saja seperti itu, aku menculikmu hanya beberapa jam saja, atau kau ingin diculik selama-lama?"
Hayooo yang lagi mesem-mesem siapa? Kira-kira Cloud mengajak Hana kemana? Ada yang tau??
Kuy tinggalkan koment kalian ya.. ❤ Micu
TAMAT
ahaayyyy hebat nih mbak Authornya bikin makin kita penasaran
kita lebih memilih Roti untuk teman ngopi
🍞☕👍