NovelToon NovelToon
Suami Untuk Kirana

Suami Untuk Kirana

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Contest
Popularitas:6.5M
Nilai: 5
Nama Author: Red Lily

Kirana, dalam hembusan terakhir sang Kakek dia menikah dengan sosok pria yang diyakini Kakeknya akan menjaganya dan membahagiakannya. Namun, siapa sangka kalau Arjuna adalah sosok suami yang menganggap Kirana sebagai musuh, bukan istri.

"Aku akan terus melafalkan namamu dalam doaku, karena aku mencintaimu." -Kirana Anindy.

"Menghilanglah dan pergi. Jika harta yang kamu inginkan, bawa itu bersamamu." -Arjuna Braja Satya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Red Lily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perhatian untuk Kirana

🌹JANGAN LUPA KASIH EMAK VOTE YA ANAK ANAK KESAYANGAN EMAK, EMAK SAYANG BANGET SAMA KALIAN.🌹

🌹IGEH EMAK JUGA DIFOLLOW DI : @REDLILY123.🌹

🌹SELAMAT MEMBACA, EMAK SAYANG KALIAN.🌹

"Kirana mana, Bang?" Tanya Bunda Eliza saat sang putra keluar dari kamarnya seorang diri.

"Masih tidur, tadi abis sholat dia ketiduran deh. Gak papa biarin aja. Abang mau cek kerjaan dulu," jawab Arjuna melangkah ke ruangan kerjanya yang memiliki ruangan terpisah.

Setelah sholat tahajjud dan subuh, Kirana memang kembali tertidur. Bahkan dia terlelap masih dengan mengenakan mukena. 

Hari ini Arjuna ingin meliburkan dirinya, tapi melihat email masuk dan memperlihatkan schedule-nya hari ini, Arjuna menggeram pelan. Sepertinya dia tidak bisa membolos hari ini.

Sebuah ketukan dari pintu membuat Arjuna menoleh, mendapati sang Bunda berada di ambang pintu. "Abang ke kantor gak?"

"Tadinya gak mau, cuma ini ada rapat penting, Bun."

"Yaudah berangkat aja kenapa, biar Kirana dijagain sama Bunda di sini."

"Abang mau berduaan sama Kirana tadinya."

"Hilih segala berduaan. Kerja dulu nyari uang."

Arjuna mengembuskan napasnya kasar, mendudukan dirinya di kursi putar dan menghadap Bunda Eliza. "Bunda lama gak di sini?"

"Kenapa? Kamu mau ngusir?"

"Ya kan namanya penganten baru maunya berduaan, kalau ada Bunda nanti Kirananya malah sama Bunda terus kayak semalam."

"Bang….," Ucap Bunda Eliza menahan amarahnya. "Pelan pelan kata Bunda juga, jangan ngegas kayak gitu. Kirananya nanti gak nyaman sama kamu."

"Nyaman ah, semalam aja kita pelukan."

"Dasar anak kurang ajar."

"Eh, Bun. Kalau kita resepsian gimana? Kirana sama Abang kan dulu cuma syukuran aja gitu?"

Bunda tersenyum melihat raut wajah sang anak yang begitu bersinar, terlihat jelas kalau dia sangat antusias akan hal ini. "Menurut Bunda, sekarang ini kamu harus memperbaiki dulu sudut pandang orang-orang sama Kirana. Inget gak waktu Kirana diajak ke Bandung? Eyang Damayanti sama anak, cucu, cicit nya liatin Kirana gimana? Cuma Bunda sama Ayah kamu aja yang jaga Kirana. Nah, kalau apa apa itu, dimulai dari yang paling dekat dulu, Bang."

Arjuna terdiam, dia ingat saat pertama kali Kirana diajak ke Bandung. Dia hanya diam di pojokan dengan tangan yang terus memutar tasbih. Senyuman yang tidak pernah pudar meskipun orang orang disekelilingnya memberinya tatapan sinis. Bahakan Arjuna sendiri melakukannya.

Ah, mengingat itu membuat Arjuna sakit hati kembali.

"Ajak syukuran di sana, Bang. Perlihatkan sama Eyang Damayanti kalau Kirana memang pantas dihormati."

Arjuna mengangguk. "Nanti Abang ngomong sama Kirana."

"Jangan sakitin Kirana lagi, apalagi ada anak kalian di perutnya."

Arjuna menatap manik sang Bunda serius. "Nggak, Bun. Arjuna bakalan jadi suami yang baik buat Kirana."

🌹🌹🌹🌹

Arjuna sudah siap dengan pakaian kantornya, dia sebenarnya tidak ingin pergi meninggalkan istrinya. Masih banyak yang ingin dilakukannya dengan Kirana, seperti jalan jalan dan membelikan istrinya itu apa saja.

Allah memang maha membolak-balikan hati. Dulu dirinya sangat membenci Kirana. Dan sekarang? Memikirkan Kirana bersama pria lain saja membuat darahnya mendidih. Arjuna menjadi malu, pada Allah yang mau memberinya kesempatan ini.

"Ran…. Hei…. Kirana….," panggil Arjuna mengusap pipi sang istri yang masih terlelap. "Sayang," cicit Arjuna pelan, dia masih malu mengatakan kata itu.

"Kirana…?"

"Hmmmm?"

"Bangun, sarapan dulu yuk."

Kirana mengerutkan keningnya, matanya terbelalak melihat Arjuna yang sudah siap. "Jam berapa, Kak?"

"Jam setengah delapan, santai aja. Bunda udah masak kok."

"Kok kakak gak bangunin aku sih?" Gumam Kirana yang mendudukan dirinya. "Shhhhh…." Dia memegang kepalanya yang terasa sakit.

"Kenapa, Ran? Pusing? Ke dokter ya?"

"Gak papa, ini efek tidur lagi. Harusnya gak boleh, gak baik," ucap Kirana pada dirinya sendiri.

"Maaf, saya gak tau. Kasihan soalnya liat kamu tidur, yaudah dibiarin."

"Gak papa, kakak ke kantor?"

"Iya, tadinya mau libur, tapi malah ada rapat. Pulangnya juga siangan kok, jam sau inyaallah udah ada di sini."

"Santai aja, kan aku sama Bunda di sini." Kirana bangkit berdiri dibantu oleh Arjuna. "Mau cuci muka dulu, gak usah dianter," ucap Kirana saat melihat Arjuna hendak ikut melangkah bersama dengannya.

Pria itu menunggu sang istri, sambil membereskan tempat tidur mereka, membuka tirai dan jendela hingga udara segar masuk.

TOK. TOK.

"Please, Bang. Ini makanan keburu dingin, jangan pelukan lagi."

"Enggak, Bun. Ini lagi nunggu Kirana di kamar mandi," ucap Arjuna yang berjalan membuka pintu. "Makannya telpon Ayah suruh ke sini."

Bunda Eliza yang berhadapan dengan sang anak itu berdecak. "Ayah kamu lagi siapain mental buat ketemu Kirana, malu katanya."

"Malu kenapa?"

"Ya karena dia bikin Kirana menderita."

"Tapikan yang bikin Kirana kayak gitu itu Abang."

"Berarti kamu gak tau malu, Bang," ucap Bunda Eliza dengan seringainya. Dia berhasil membuat mental anaknya berantakan. "Makannya kamu sekarang harus bikin Kirana seneng."

"Tapikan Abang harus ke kentor dulu, Bun."

"Kan Bunda ada di sini. Mana kartu kamu?"

"Kartu apa?"

"Buat jajan Kirana lah, kamu mau biarin istri kamu pakaiannya lusuh?"

Paham dengan maksud sang bunda, Arjuna mengeluarkan kartu dari dompetnya. "Tapi buat keperluan bayi, belinya harus sama Abang."

"Iya, inimah buat keperluan Kirana aja. Mana?"

Arjuna menyodorkan salah satu kartu miliknya.

"Mau yang item lah."

Arjuna berdecak. "Pantes Ayah berangkat pagi, pulang malem ya, Bun. Nih."

🌹🌹🌹

TO BE CONTINUE

1
Gina Safitri
Luar biasa
Kendarsih Keken
Syedih ... 😭😭😭
Mimi ifa
ceritanya bnyk gawangnya... /Scowl//Scowl//Scowl/
klo ada lanjutannya pasti tmbah penasaran...
Kendarsih Keken
Juna napaaa dach 😂😂😂
Kendarsih Keken
Sakit apa sihhh koq muntah bercampur darah ?
Kendarsih Keken
Nyesekkk sebenar nya Kirana sakit apa yak
Kendarsih Keken
Duh Kirana kenapa yak
Kendarsih Keken
Mila ... pecah ... 😅😅😅
Kendarsih Keken
Ya Allah syedih nya 😭😭
Kendarsih Keken
Oohhh seperti itu 😭😭
Maryam Renhoran
alhamdulillah
mksih yaa thor,
kutunggu karyamu selanjutnya 🫰😍
Maryam Renhoran
thor tolong endingnya yg bahagia yaa, Klu mengecewakan aku jadinya malas baca karyamu yg lain...🙏
Maryam Renhoran
😭😭😭😭
Maryam Renhoran
yaa Allah....🥲🥲🥲
Rose 19
pinter kamu mil, /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Rose 19
ko banyak bawang.😭😭😭
Rose 19
kepedean, gak bakalan pulang jun.kirana udah minggat jauh dari kamu
Rose 19
emang barang di pake terus buang.seenaknya aja klo ngomong.awas aku masukin cabe satu kilo ke mulutmu lek.👿👿👿
Maryam Renhoran
thor jangan bkin kirana sakit yg berat yaa
kecewa aku klu sampai kirananya mninggal 🙏🫰🥰
Jamaliah
😂😂😂😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!